The Girl's

419 56 1
                                    

Soyou dan Gayoon mendengus kesal mendengarkan ceramah panjang lebar dari sang dosen yang tak kunjung henti. Yoona dan Yuri pun juga sama bosannya. Jika saja mereka berempat duduk di belakang, mungkin saja mereka bisa menyumpal telinga mereka dengan headset atau tidur demi menghilangkan kejenuhan. Aish, dosen tua itu sudah berceramah selama satu setengah jam lebih.

"F4! Apa kalian mendengarkan penjelasanku?!" geram sang dosen saat mengetahui empat mahasiswa cantik itu sedikit acuh dengan mata kuliah hari ini. Empat gadis yang langsung dipanggil dengan F4 tanpa menyebut nama masing-masing tersebut mengangguk malas.

"Kami dengar, Dosen Lee," ujar F4 kompak.

Karena tak percaya dengan empat mahasiswanya, Dosen Lee memberikan beberapa pertanyaan tentang materi kali ini. Dan seperti biasa, F4 berhasil menjawab semua pertanyaannya dengan tepat. Mahasiswa lain yang mendengar jawaban F4 bertepuk tangan, kagum dengan kepintaran mereka. Ah, bahkan teman-teman sekelas F4 lebih mengerti penjelasan yang mereka lontarkan daripada penjelasan sang dosen. Mendengar bisikan pujian yang dialamatkan pada mereka, F4 melakukan hi-five dan tersenyum.

IQ di atas rata-rata yang dimiliki F4 memang tidak dapat diremehkan. Walaupun sudah jelas jika mereka berempat tak terlalu mempedulikan penjelasan sang dosen, tapi mereka bisa dengan mudah menjawab pertanyaan yang diberikan. Hebat!

.

***

.

Yoona berlari kecil menuju tempat parkir mobilnya, merasa sedikit aneh dengan kondisi benda mewah berwarna silver tersebut. Gadis Im tersebut sedikit berjongkok, ia benar-benar tak percaya dengan apa yang terjadi dengan mobilnya. Berdiri dan lalu menendang ban mobilnya, kemudian disusul oleh decakan kesal dari mulutnya. Gayoon, Yuri, dan Soyou saling bertatapan.

"Ada apa?" tanya Soyou dengan kedua alisnya yang menukik.

"Ban mobilku kempes," jawab Yoona kesal. Tiga anggota F4 yang lain melihat kondisi ban mobil Yoona, mereka sedikit mendelik. "Semuanya?"

"Seperti yang kalian lihat."

Yuri yang merasakan perasaan buruk pun melihat kondisi mobilnya yang terparkir di sebelah mobil Yoona. Gadis dengan tubuh seksi itu menaikkan kacamatanya hingga berada di atas kepalanya, ia sedikit berjongkok saat mengecek semua ban mobilnya. Dan, oh! Sama dengan kembarannya, Yoona. Semua ban mobilnya kempes.

"Sial!" desis Yuri. Ia mengalihkan perhatiannya pada tiga sahabatnya yang lain. "Ban mobilku juga kempes semua."

"Apa?!" seru Yoona, Gayoon, dan Soyou bersamaan. Dengan panik, Soyou dan Gayoon berjalan menuju mobil mereka. Oh, tidak. Ban mobil mereka bernasib sama seperti Yoona dan Yuri.

Merasa ada kejanggalan, F4 saling melempar pandang. Aneh sekali, padahal saat berangkat ke kampus ban mobil mereka dalam keadaan yang sangat baik. Tapi, kenapa saat pulang kuliah ban mobil mereka kempes semua? Ini sangat aneh. Apalagi hanya mobil F4 saja yang kempes, mobil mahasiswa yang lain masih terlihat baik-baik saja.

"Seo Joo-Hyun!" pekik F4 pelan, bersamaan dengan gadis yang disebutkan tadi menghentikan laju mobilnya tepat di hadapan mereka.

"Sebaiknya kalian siapkan uang atau minimal kuatkan kaki kalian untuk sampai di rumah dengan selamat," ujar Seohyun dengan senyuman sinisnya.

"Sialan, kau!" pekik Soyou kesal.

"Soyou!" Tiga anggota F4 yang lain menahan Soyou yang tampak bersiap untuk membunuh Seohyun dan teman-temannya.. "Tahan emosimu." Mereka bertiga mencoba meredakan emosi Soyou.

Mahasiswa populer bernama Seohyun itu mendecih. "Itulah akibatnya kalau kalian berani macam-macam denganku."

"Seharusnya kalian tahu, Princess lebih popular dan mempesona dari kalian." Jennie mengulas senyuman culasnya.

Tzuyu terkikik pelan. "Kalian pikirkan saja bagaimana cara untuk sampai ke rumah dengan selamat. Hm?"

"Bye, gadis-gadis malang." Dengan senyuman geli, Victoria melambaikan tangannya.

Kemudian geng yang bernama Princess itu melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, meninggalkan F4 dengan berbagai macam umpatan dan sumpah serapahnya. Yuri langsung menghubungi sopir keluarga untuk menjemputnya dan mengirimkan seseorang untuk mengganti ban mobilnya dan juga ketiga sahabatnya yang lain.

.

.

.

-SKIP-

.

.

.

Saat ini F4 sedang berada di salah satu pusat perbelanjaan terbesar di Seoul. Tidak, mereka tidak sedang berbelanja baju baru, tas-tas mahal yang baru saja diimpor dari luar negeri, bukan juga mempercantik diri dengan pergi ke salon kecantikan. F4 mempunyai hobi untuk pergi ke tempat-tempat perbelanjaan hanya untuk bersenang-senang saja, bukan untuk menghambur-hamburkan uang. Mereka akan membeli barang-barang tersebut dan melakukan perawatan jika mereka memang membutuhkannya. Mereka hanya jalan-jalan, menghabiskan waktu bersama sekedar meminum kopi di sebuah kafe atau mungkin menonton film di bioskop bersama.

F4 tampak cantik dengan pakaian kasual mereka, tidak ada aksesoris yang berlebihan dan yang mencolok. Mungkin mereka hanya menggunakan kacamata saja sebagai pelengkap penampilan empat gadis cantik tersebut.

Mereka berempat tertawa ketika mendengar lelucon dari Soyou, hingga pada saat mata Yoona menangkap dua sileut yang sangat ia kenal. Ia terus memperhatikan dua orang tersebut dari lift kaca yang dinaikinya. Yoona tak lagi memfokuskan pembicaraan tiga sahabatnya, melainkan pada dua orang yang kini telah menyita perhatiannya seutuhnya. Pintu liftterbuka, Yoona bergegas untuk keluar dan masih terus memperhatikan dua orang tersebut dari lantai tiga tempatnya berpijak kini. Gayoon, Yuri, dan Soyou saling melempar tatapan tanya. Ketiganya pun segera menyusul Yoona yang sedikit jauh dari mereka.

"Hei, Yoona, kau ini kenapa?" tanya Gayoon penasaran, ia sedikit kesulitan menyamai langkah kaki Yoona. Bukannya menjawab, Yoona hanya diam sembari menggerak-gerakkan kepalanya saat ia sempat kehilangan sileut dua orang yang membuatnya penasaran. Karena tak kunjung mendapatkan jawaban dari Yoona, Gayoon menatap ke arah Yuri dan Soyou. Keduanya pun hanya mengangkat bahu.

Langkah kaki Yoona terhenti ketika melihat dua orang tersebut berhenti di sebuah tempat makan cepat saji. Yoona membuka kacamatanya, menggigit ujung gagang kacamata tersebut.

"Sebenarnya apa yang kau lihat?" Soyou mendengus kesal.

Gayoon mencibir Yoona yang hanya diam, ia melihat apa yang menjadi perhatian Yoona sedari tadi. Lantas saja ia menaikkan kacamatnya sehingga berada di atas kepala, menjadikan benda itu sebagai penghias rambutnya. "Astaga!" serunya tak percaya.

Soyou dan Yuri yang merasa aneh akhirnya ikut melihat apa yang menjadi pusat perhatian Yoona dan Gayoon, mereka menajamkan penglihatannya. "Hah?!"

"Jung Yonghwa?!" seru F4 bersamaan. Mereka berempat pun saling menatap satu sama lain. "Kalian mengenalnya?" Lagi, pertanyaan tersebut mereka lontarkan secara kompak.

"Aku sudah menjalin kasih dengannya selama lima hari," jawab Soyou.

Gayoon ikut menyuarakan asumsinya, "dia menyatakan cinta padaku minggu lalu."

"Tiga hari yang lalu aku berkencan dengannya, " sahut Yuri.

Yoona mendecih sinis. "Aku baru saja menerima pernyataan cintanya kemarin sore."

"Cih, ternyata dia playboy juga," Soyou mendecih pelan. "Beruntung aku tak menjadikannya kekasihku satu-satunya."

"Ya, kau benar. Bahkan aku lupa dia sudah menjadi kekasihku yang keberapa," timpal Gayoon.

"Sudahlah, sepertinya ini adil juga," komentar Yuri yang langsung ditanggapi anggukan oleh Yoona.

"Apa maksudmu?"

"Dia menjadikan kita kekasihnya, kita juga menjadikan dia salah satu dari kekasih kita. Ah, atau jangan-jangan kekasih kita itu sama semua, ya?" tanya Yoona polos.

"Jangan bodoh."

"Siapa yang tahu, 'kan?"

.

.

.

-THE END-

• Short Story •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang