Playboy Campus

566 73 8
                                    

Yoona memandangi hujan yang turun lumayan derasnya. Bagaimana ini? Dia masih di kampus, dan Siwon belum menjemputnya juga. Bila dihitung, sudah lebih dari setengah jam Yoona menunggu kakak sepupunya itu. Siwon tadi siang berinisiatif untuk mengantarkannya ke kampus, sekalian bertemu dengan klien katanya dan telah berjanji untuk menjemputnya.

Kalau Yoona menerobos hujan dan nekat pulang, percuma juga. Yoona lupa tidak membawa dompet. Teman-temannya yang lain pun sudah pulang semua. Kampus juga sudah sepi. Hanya ada beberapa mahasiswa saja yang mungkin masih ada di dalam untuk menyelesaikan tugasnya.

Tangan kanan Yoona menadahkan air hujan yang belum juga mereda. Menikmati sensasi dingin yang menjalar di seluruh tubuhnya. Yoona memainkan air langit itu dengan tangan kanan, sedangkan tangan kirinya ia masukkan ke dalam saku jaketnya. Senyum kecil Yoona terukir, sejenak ia berhasil mengusir rasa bosannya. Dari dulu, Yoona selalu suka hujan. Baginya, hujan selalu memberikannya kenangan-kenangan indah dan manis.

Seseorang yang baru saja datang dan mengambil tempat di sebelah kanan Yoona segera menarik tangan gadis itu agar tak memainkan air hujan lagi. Yoona sedikit tersentak karenanya, ia menoleh ke samping.

Sunbae.”

Kim Jongin. Atau lebih akrab disapa kai. Mahasiswa semester tujuh fakultas Akuntansi tersebut mengulas senyuman khasnya. “Jangan main air hujan lagi, kau bisa tambah kedinginan.”

Yoona hanya mengerucutkan bibirnya. Kini kedua tangannya ia masukkan ke dalam saku jaketnya. Ah, benar. Yoona jadi merasa sedikit lebih dingin dari sebelumnya.

“Tunggu sampai hujan reda, dan aku akan mengantarmu pulang,” ujar Kai dengan nada yang begitu lembut.

“Eh?” Yoona kembali menatap seniornya itu dengan wajah polos. “Tidak perlu, Sunbae.”

“Kenapa?”

“Rumah Sunbae lebih dekat daripada rumahku, ‘kan?”

“Lalu?”

Yoona menggeram tertahan, seniornya ini bodoh atau apa sih? Kenapa tidak mengerti juga apa yang ia maksudkan? Dasar payah.

“Selain itu, Sunbae harus putar balik lagi jika mengantarku pulang ke rumah,” jawab Yoona menyembunyikan kekesalannya. Ck, benar-benar.

“Tidak masalah.”

Keduanya lalu terdiam. Dengan pandangan lurus ke depan. Menatap rintikan hujan. Suats senyuman terpatri di wajah tampan Kai. Berbeda sekali dengan Yoona yang agak gelisah.

“Ayo, pulang. Hujannya sudah agak reda.” Perhatian Kai tertuju pada Yoona yang sedang terbengong.

Merasa tak ada gunanya menolak, Yoona menuruti kemauan seniornya itu. Lumayanlah, dapat tumpangan gratis. Yeah, walaupun jelas ada maksud lain di balik kebaikan hati seniornya yang terkenal playboy tersebut.

Sunbae,” panggil Yoona. Ia berhenti melangkah. Membiarkan Kai berjalan sedikit di depannya dengan tangan mereka yang saling menggenggam satu sama lain.

“Ada apa, Sayang?” tanya Kai lembut. Yoona mengerucutkan bibirnya. Melihat tingkah lucu adik tingkatannya itu, Kai terkekeh geli. “Kenapa, hm?”

• Short Story •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang