The Last Spring

384 54 4
                                    

Special edition for hooniel07 .

.

.

.

Hari ini adalah hari pertama musim semi. Di mana bunga-bunga bermekaran dan menyebarkan semerbak aroma wangi yang begitu khas. Sinar mentari bercahaya, memamerkan kilaunya yang hangat.

Jungkook kembali merapikan kemeja warna hijau lumutnya. Wajah tampannya semakin memukau ketika senyumannya tak kunjung pudar. Lelaki itu sangat bahagia sekali. Karena di hari ini ia akan melamar gadis pujaannya.

Hampir lima tahun mereka berpisah dan tak pernah bertemu lagi. Bahkan komunikasi juga tidak pernah lagi. Perpisahan lima tahun silam berakhir dengan tidak cukup baik. Ada sedikit masalah di antara mereka berdua. Dan ternyata permasalahan utu tak bisa Jungkook sikapi dengan baik.

Jungkook cukup merasa menyesal dengan hal itu. Namun, sesuatu dalam dirinya memberikannya motivasi. Ia harus melanjutkan pendidikannya dan menjadi orang sukses. Karena setelah itu nanti, ia baru akan bisa menjadi suami yang membanggakan untuk gadisnya.

.

***

.

Mobil hitam mengkilap yang terlihat mewah itu berhenti di parkiran taman kota. Kehadirannya menyita perhatian semua orang. Tampan dan mapan. Siapa yang bisa memalingkan padangan darinya?

Dengan sedikit tergesa, lelaki itu berjalan melewati jalanan setapak taman tersebut. Dadanya bergemuruh hebat. Ia hanya berharap kalau itu tidak akan memberikan efek apapun padanya.

Senyuman Jungkook semakin lebar mendapati sosok gadis yang berdiri di samping bunga sakura yang bermekaran. Gadis itu berdiri memunggunginya dengan menghadap ke arah danau dengan airnya yang berwarna hijau jernih.

Perlahan ia mendekati gadis itu. Berusaha agar tak menimbulkan suara apapun di setiap gerakan yang ia lakukan. Ketika jarak mereka berdua sudah sangat dekat, Jungkook melingkarkan tangannya di tubuh gadis itu. Mendekapnya dengan hangat.

“Aku kembali, Sayang.” Jungkook berbisik di telinga gadis itu. “Im Yoona,” ujar lelaki itu lirih, “bogoshippeo.”

Gadis bernama Yoona itu tampak terkejut atas perlakuan Jungkook yang tiba-tiba saja memeluknya dari belakang dan mengucapkan kalimat yang begitu manis. Meski tak ada kata yang terucap, tapi senyuman yang tercipta di wajah Yoona sudah cukup membuat hati Jungkook dilingkupi rasa bahagia.

Pandangan Yoona masih lurus ke depan. Tak ada yang lain selain senyuman yang bisa ia berikan pada Jungkook. Namun, Jungkook tak mempermasalahkannya. Mungkin Yoona terlalu kaget dengan kepulangannya yang tiba-tiba.

“Aku kembali untukmu.” Dekapan Jungkook semakin erat. Seakan meluapkan kerinduannya pada sang gadis. “Aku memenuhi janjiku padamu, Sayang. Janji untuk menikahimu.”

Seketika itu juga Yoona merasa sulit untuk bernafas. Bahkan untuk berkedip saja rasanya terlalu berat untuk ia lakukan.

“Kau...” perlahan lelaki tampan itu membalikkan tubuh Yoona agar menghadap ke arahnya, “mau menikah denganku, ‘kan?” tanyanya sembari mengeluarkan cincin yang ada di dalam sebuah wadah kecil berbentuk kaca.

Kristal bening itu perlahan turun membasahi kedua pipi Yoona. Jungkook yang melihatnya langsung mengusap pipi Yoona dengan ibu jarinya. Ia tersenyum dan kembali mendekap tubuh gadis yang sangat ia cintai. Yoona tak membalas pelukan Jungkook. Lebih tepatnya, ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan.

“Maafkan aku, Oppa,” ujar Yoona sembari melepaskan pelukan Jungkook secara perlahan. “Aku tidak bisa menikah denganmu.”

“Kenapa?”

“Karena aku sudah bertunangan dan akan segera menikah.”

“Kenapa kau tidak menungguku?”

“Kau pergi meninggalkanku begitu saja.” Yoona menjawab dengan tegas. “Jadi, perlukah aku menunggumu?”

“Tapi, Yoona.”

“Maafkan aku, Oppa...”

.

.

.

-THE END-

• Short Story •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang