Please, Go Away!

277 43 1
                                    

“Yoona!” seru Krystal senang. Ia segera memeluk sahabat baiknya itu. Meluapkan segala kerinduan yang ia rasakan pada sahabat yang hampir lima tahun tak ditemuinya.

“Akhirnya kau kembali.” Lisa memeluk Yoona dan menyunggingkan senyuman khasnya. “Berjanjilah kau takkan meninggalkan kami lagi, hm?”

.

***

.

Lisa dan Krystal membantu Yoona merapikan barang-barang bawaan gadis yang baru pulang dari Italia itu. Ah, tidak, lebih tepatnya mereka sedang melihat oleh-oleh yang dibawa Yoona.

Sementara itu sedari tadi Yoona tampak menghubungi seseorang. Beberapa bulan belakangan ini Yoona kesulitan menghubungi kekasihnya. Ya, kekasih. Gadis cantik itu tidak pernah melupakan kekasih hatinya meski ia melanjutkan kuliah di luar negeri. Yoona masih ingat janji setia yang yang mereka ucapkan dulu. Janji selalu setia.

“Aish!” Yoona memandang sebal ponselnya. Ia ingin mendengar suara kekasihnya, bukan suara operator yang membuat telinganya terasa panas.

“Kau kenapa?” tanya Lisa sambil menempelkan gaun warna jingga pemberian Yoona di tubuhnya. Gadis itu melenggak-lenggok di depan cermin dengan senyuman lebarnya.

Hal yang sama juga dilakukan oleh Krystal dengan gaun warna oranye. Ia tampak senang dengan gaun itu. Gaun yang sering ia lihat di majalah atau yang dipakai oleh artis-artis top Internasional, kini ia memilikinya. Oh, sepertinya ia akan membawa Yoona ke restoran keluarganya untuk makan sepuasnya. Hm, termasuk simbiosis mutualisme, bukan?

“Kenapa sulit sekali menghubungi Jaehyun, huh?”

Kedua gadis yang bersama Yoona itu terdiam. Mereka saling berpandangan sebelum akhirnya mengalihkan pembicaraan pada topik lain.

.

.

.

-SKIP-

.

.

.

Setelah setengah jam, akhirnya Yoona sampai juga di depan salon milik Lisa. Dengan langkah riang, Yoona memasuki tempat itu. Ia akan melakukan perawatan di sana. Lagi pula, hari ini kedua sahabatnya sudah menunggunya di tempat itu jam empat sore.

Namun, langkah kaki Yoona terhenti saat melihat sosok Jaehyun. Tidak sendirian, melainkan bersama seorang gadis yang tidak Yoona kenal. Mereka tampak akrab. Dan Yoona tahu mereka pasti memiliki hubungan.

Yoona segera bersembunyi di balik kaca buram pembatas ruangan. Mencuri dengar pembicaraan Lisa dan Jaehyun.

“Kenapa kau mengajak perempuan itu ke sini, huh?” tanya Lisa geram.

“Aku tidak bisa mencegahnya,” Jaehyun mendesis, “kau tahu sendiri kalau dia keras kepala.”

“Masalahnya, sebentar lagi Yoona kan tiba di sini.”

Mata Jaehyun membulat sempurna. “Apa katamu?” Ia tampak terkejut. “Bukankah dia akan kembali dua minggu lagi?”

“Dasar bodoh!” maki Lisa. Terlihat jelas kekesalannya. “Dia ingin memberimu kejutan.”

“Ck, bagaimana ini?”

“Semua ini salahmu yang tak jujur padanya. Seharusnya dari awal kau katakan pada Yoona kalau kau sudah dijodohkan.”

‘Apa?! Dijodohkan?’

Yoona merasa kesulitan menelan ludahnya. Bagaimana bisa Jaehyun yang selalu mengatakan bahwa akan setia menunggunya malah menerima perjodohan dengan gadis lain?

Secepat mungkin Yoona mengirim pesan pada Lisa. Mengatakan bahwa ia tidak bisa datang ke salonnya. Dan dengan airmata yang jatuh di pipinya, Yoona beranjak pergi meninggalkan tempat itu.

Ponsel Lisa berbunyi. Ada satu pesan masuk dari Yoona. Setelah mengetikkan balasan, gadis itu menghela nafasnya.

“Ada apa?”

“Yoona tidak bisa datang ke sini,” Lisa menatap Jaehyun tajam. “Kau berhutang penjelasan padanya.”

“Yang pasti aku tidak bisa mengakhiri hubunganku dengan Yoona.”

Lisa tertawa sinis. “Kau benar-benar lelaki egois, Jaehyun. Menahan Yoona di sisimu, sedangkan kau bersama dengan gadis lain.”

.

***

.

Duduk termenung di rumah pohon. Itulah yang dilakukan Yoona selama dua jam terkahir. Pikirannya tak tentu arah. Meski hanya berpusat pada satu orang. Yakni Jaehyun.

Yoona tak pernah menyangka jika janji setia yang Jaehyun ucapkan padanya hanya kebohongan semata. Jaehyun berjanji akan setia sampai Yoona kembali ternyata tak pernah terbukti. Sama sekali Yoona tak bisa percaya kalau Jaehyun bisa menemukan cinta yang lain selama ia kuliah di luar negeri.

“Y-Yoona...”

Suara familiar itu menyadarkan Yoona dari lamunannya. Ia melihat ke bawah, sosok Jaehyun berdiri di sana dengan tatapan terkejut. Ya, itu hanya tatapan terkejut. Bukan tatapan senang dan gembira seperti apa yang Yoona harapkan.

Kemudian Yoona memutuskan untuk turun ke bawah. Menemui Jaehyun yang masih tampak tak percaya jika Yoona ada di depannya.

“Bagaimana kabarmu?” tanya Yoona basa-basi. Kendati ekspresi sedihnya jelas terlihat.

“Aku...”

“Kau sudah menemukan penggantiku?” Seketika itu Jaehyun mengangkat wajahnya. Terlihat kaget dan bingung. “Aku tahu kau sudah punya cinta yang lain, Jaehyun. Janji setia yang selalu kau ucapkan bahwa kau akan menungguku hingga aku kembali itu masih aku ingat hingga hari ini. Tapi apa? Semua itu tidak lebih dari sekadar kebohongan untuk menutupi kebohonganmu yang lain.”

“Mianhae,” sesal Jaehyun, “jeongmal mianhae, Yoona.”

“Aku tidak ingin mendengar maafmu. Yang kuinginkan sekarang adalah kau pergi jauh dari hidupku.”

“Tapi aku masih mencintaimu, Yoona. Tolong jangan seperti ini.”

“Buang saja cinta itu, Jaehyun.” Kini Yoona tak mampu menyembunyikan lagi kekecewaannya. “Hatiku telah hancur sejak aku tahu bahwa kau menghianatiku. Sekarang ini yang ada hanya rasa benci terhadapmu. Cintaku sudah pergi.”

“Yoona...”

“Pergilah... dan jangan pernah kembali lagi dalam hidupku. Aku sudah cukup tahu siapa dirimu. Dan itu telah membuatku cukup untuk merasakan sakit hati.”

Jaehyun hanya bisa membiarkan Yoona pergi meninggalkannya.

.

.

.

-THE END-

• Short Story •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang