Melody of Death

399 54 3
                                    

“Sudah kubilang beberapa kali padamu untuk tidak jatuh hati padanya, tapi kau tetap saja keras kepala,” kata Jaehyun dengan nada sinis.

“Diam kau, Jung Jaehyun!” sentak Yoona. Mata merahnya berkilat tajam menahan amarah saat menatap Jaehyun.

“Kenapa kau menyuruhku diam, huh? Bukankah perkataanku benar?” Jaehyun membalas tatapan tajam Yoona. “Sekarang lihatlah apa yang ia lakukan padamu.”

“Sudah kubilang diam!”

“Hentikan!” seru Chanyeol. “Kalian berdua ini sama saja.” Ia melirik kesal Jaehyun dan Yoona yang saling menatap tajam satu sama lain. “Yoona, gara-gara kau identitas kita hampir saja diketahui oleh pemuda itu. Kau itu ketua kami, seharusnya kau tahu seberapa besar bahayanya jika para manusia itu tahu tentang identitas kita.” Tatapan Chanyeol beralih ke arah Jaehyun. “Dan kau, Jaehyun. Berhentilah menyalahkan Yoona. Ini bukan saatnya saling menyalahkan satu sama lain. Kita harus berpikir bagaimana caranya agar mereka tak lagi curiga kepada kita.”

Hansol dan Lisa tampak tak acuh, mereka tak ingin terlibat dalam perang mulut yang terjadi antara saudaranya. Mereka berdua justru tampak memperhatikan sebuah benda yang kini ada di tangan mereka, seakan benda tersebut jauh lebih menarik perhatian mereka daripada harus ikut berdebat yang hanya akan menghabiskan waktu.

“Acaranya malam ini, pukul sembilan,” gumam Lisa. “Kenapa malam sekali?”

“Aku benci pergi ke acara membosankan seperti itu,” komentar Hansol.

Benda yang sedang mereka pegang adalah sebuah undangan pertunangan antara Jeon Jungkook dan Chou Tzuyu, teman satu kampus mereka.

Jungkook adalah mantan kekasih Yoona sejak beberapa jam yang lalu. Dia gadis yang manis dan cukup mempesona. Hingga membuat Ilwoo jatuh hati padanya dan akan melakukan apapun untuk membuat Jungkook bahagia. Namun, apa yang telah Yoona lakukan untuk gadis itu hanya sia-sia. Bahkan karena kecerobohannya itu membuat identitasnya dan teman-temannya yang lain hampir saja diketahui oleh Jungkook. Memang, Jungkook penasaran kenapa Yoona dan teman-temannya yang lain sering memakai kacamata saat matahari sedang terik dan selalu bersikap minim ekspresi. Pada saat itu Yoona hampir saja kelepasan bicara, namun dengan kedatangan keempat adiknya yang tepat waktu dapat mencegah Yoona untuk memberitahukan tentang identitas mereka yang sebenarnya pada Jungkook.

Dan tadi pagi, Jungkook datang menghampirinya. Bukan untuk menanyakan keadaannya yang selama dua hari tidak masuk ke kampus, melainkan untuk memberikan sebuah undangan pertunangannya. Yoona menerimanya dengan tetap bersikap datar seperti biasa, menyembunyikan perasaan kesal dan kecewa yang amat dalam.

“Apa kalian akan datang?” tanya Hansol memecah keheningan di antara mereka berlima.

“Entahlah,” Lisa mendesah malas, “rasanya berburu darah manusia jauh lebih menyenangkan daripada datang ke pesta membosankan itu.”

“Aku tidak butuh pendapatmu, bodoh.” Hansol mencibir Lisa, yang dibalas dengan decakan kesal dari gadis itu.

“Kau tidak lihat? Chanyeol, Yoona, dan Jaehyun bahkan tak berniat menjawab pertanyaanmu, bodoh,” kata Lisa.

Chanyeol tampak melipat tangannya di depan dada. Berpikir, apakah ia datang atau tidak di acara pertunangan teman kampusnya itu. “Aku akan datang. Biar bagaimanapun juga Tzuyu dan aku adalah teman satu kelas, dia akan curiga jika aku tak datang.”

“Aku setuju dengan Chanyeol. Tzuyu juga teman satu kelasku, akan aneh rasanya jika tidak datang di acara itu,” ujar Jaehyun.

“Bagaimana denganmu, Yoona?”

Yoona meremas kuat undangan yang barada dalam genggeman tangannya hingga menjadi tak berbentuk, kemudian memejamkan matanya. “Aku akan datang.”

• Short Story •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang