Flashback

286 45 1
                                    

Mobil Pajero warna silver yang dikendarai oleh seorang pemuda dan dua rekannya itu melaju dengan kecepatan cukup tinggi. Melajukan mobil seperti itu adalah hal biasa yang mereka lakukan. Tenang, mereka sudah sangat ahli dalam mengendarai mobil.

Sejauh ini semuanya masih baik-baik saja. Sampai...

“Suho, awas!” seru Myungsoo.

Suho yang tanggap langsung menginjak remnya. Ia mengumpat pelan, “Sial!” Dua bersaudara itu pun keluar dari mobil, menghampiri seorang laki-laki yang hampir mereka tabrak. Laki-laki itu terjatuh karena terkejut, beruntunglah ia tidak apa-apa.

...terjadi insiden.

Tampak seorang gadis juga keluar dari mobil mewah tersebut. Gadis cantik dengan kacamata hitam itu memperhatikan kejadian di depannya dengan tatapan malas. “Lain kali kalau kau menyeberang jalan hati-hati. Terjadi sesuatu padamu, kami juga yang repot,” gerutunya.

“Maaf,” ujar laki-laki itu. Tatapan matanya bertemu dengan manik mata Yoona. “Yoona?” gumamnya.

Yoona membulatkan matanya menatap laki-laki itu. Serpihan kisah masa lalu merasuki pikirannya. Gadis itu tampaknya bisa menguasai keterkejutannya, terbukti dengan sikapnya yang masih tak acuh dan datar. “Kurasa dia baik-baik saja, kalian tidak perlu khawatir padanya. Ayo, kita sudah hampir terlambat.” Yoona kembali masuk mobil tanpa menghiraukan tatapan sendu dari laki-laki tersebut.

.

***

.

Yoona terus merutuk dalam hati. Laki-laki yang hampir saja ditabrak oleh Suho tadi ternyata adalah mahasiswa baru. Parahnya lagi, ia satu kelas dengan Yoona. “Di antara banyaknya kelas Fisika, kenapa dia harus masuk kelas ini?” tanya Yoona pada dosennya.

“Hanya kelas ini yang masih terdapat bangku kosong, Yoona.”

Semua mata menatap Yoona aneh. Biasanya, gadis itu tak pernah mempermasalahkan apapun tentang mahasiswa baru. Tapi kenapa kali ini ia begitu tak suka dengan kehadiran mahasiswa laki-laki yang lumayan tampan itu? Entahlah.

.

***

.

Suho dan Myungsoo berjalan dengan langkah santai menuju kantin kampus, bersama Yoona yang berada di tengah tentunya. Oh, siapapun akan merelakan apapun yang mereka miliki untuk menggantikan Yoona.

“Kalian duluan saja, aku ingin ke toilet sebentar.”

Yoona membasuh wajahnya dengan air kran yang mengalir. Menatap wajahnya yang terlihat sedikit kacau di cermin. ‘Kenapa aku harus bertemu dengan laki-laki itu lagi, sih?’ batinnya. Kilasan memori semasa SMP membuat kepalanya berdenyut. Lagi, Yoona membasuh wajah kusutnya dengan air.

Setelah selesai, Yoona keluar dari toilet. Tetapi seseorang menghadang jalannya. Tatapan tajam Yoona dilayangkan pada mahasiswa yang sepertinya sengaja melakukan hal itu. Yoona mendecih pelan. “Menyingkirlah dariku, Byun Baekhyun!”

“Kau masih ingat padaku?”

.

.

.

-SKIP-

.

.

.

Pagi ini Yoona yang menyetir mobil. Myungsoo duduk di sebalahnya, lalu Suho duduk di belakang. Mereka berdua tampak asyik dengan gadget yang berada dalam genggaman tangan mereka. Yoona sendiri sedang mendengarkan lagu kesukaannya dengan headset yang tepasang di telinganya.

Yoona menginjak remnya karena ada seseorang yang menghadang laju mobilnya. Suho dan Myungsoo terjungkal dan mendengus pelan. “Ck, sialan!” umpat Yoona yang melepaskan headsetnya dan langsung keluar dari mobil dengan perasaan kesal. “Apa kau mau mati, hah?!” sentaknya. “Jika kau ingin mati, sebaiknya jangan melibatkanku.” Pancaran mata Yoona menunjukkan seberapa bencinya ia pada laki-laki itu.

“Merepotkan,” komentar Myungsoo yang berdiri di samping mobil dengan kacamata yang menyembunyikan manik indahnya.

“Sepertinya Yoona sangat membenci laki-laki itu,” timpal Suho.

Tidak ingin berlama-lama berurusan dengan Baekhyun, Yoona kembali ke mobilnya. “Ayo, masuk,” ujarnya seraya memasuki mobilnya dan kembali melajukannya dengan kecepatan sedang.

“Kenapa kau sangat membenci laki-laki itu, Yoona?”

“Perlukah aku menjawabnya?” tanya Yoona balik.

Myungsoo dan Suho menarik sudut bibirnya, mencibir Yoona. “Kau tidak pernah bersikap seperti ini sebelumnya.”

“Dia Byun Baekhyun, laki-laki yang aku ceritakan waktu itu kepada kalian berdua. Ingat?”

.

***

.

Suasana di koridor kampus sekarang ini cukup ramai. Kedatangan Yoona dan dua sepupunya menambah riuh koridor kampus. Saat akan memasuki ruang laboratorium, Yoona dihadang oleh kaki kiri Baekhyun 

“Singkirkan kakimu jika tidak ingin kupatahkan,” desis Yoona tajam.

“Jadilah kekasihku, Im Yoon-Ah!”

Suho tertawa lalu mendecih pelan, ia mengalihkan perhatiannya pada Yoona. “Kau menjalin kasih dengan laki-laki ini maka harga dirimu akan turun dan reputasimu pun akan hancur, saudariku.”

“Apa kau bilang?!” seru Baekhyun tak terima. Ia akan memukul wajah Suho jika saja Yoona tak menarik pangeran kampus itu ke belakang tubuhnya. Suho merapikan blazernya, kembali bersikap tenang. Meski ia juga ingin sekali memukul laki-laki yang awalnya ingin ia bantu agar dekat dengan Yoona.

Tatapan Yoona kala menatap Baekhyun dangat tajam dan menusuk. “Berani kau menyentuh saudaraku, aku pastikan tulang-tulangmu akan patah.”

“Memangnya kau siapa, eh?” Baekhyun ingin membalikkan keadaan. Ia berniat mempermalukan Yoona di depan umum, seperti yang pernah laki-laki tersebut lakukan beberapa tahun silam. Saat mereka masih di bangku SMP dulu.

Yoona menatap dua sepupunya yang tengah tersenyum sinis. “Wow! Ternyata kau tidak tahu siapa aku, ya?” tawa Yoona terdengar meremehkan dan mencibir. “Aku adalah anak dari pemegang saham terbesar di kampus ini,” kata Yoona datar. “Jadi, kalau kau berniat mempermalukanku di depan umum seperti yang pernah kau lakukan lima tahun yang lalu, hanya dalam mimpimu saja. Karena sekarang kaulah yang mempermalukan dirimu sendiri di depan umum.” Yoona mendorong tubuh Baekhyun yang menghalanginya masuk ke ruangan laboratorium hingga tubuhnya terbentur dinding. Suho dan Myungsoo hanya mendecih sinis.

.

.

.

-THE END-

• Short Story •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang