Always Love You

269 33 1
                                    

Pagi ini departemen kepolisian divisi pertahanan tampak lengang. Sebagian mereka mungkin sedang berpatroli di sekitar kota. Sebagian lagi tampak berada di ruangan. Ada yang sibuk dengan kaus baru yang harus ditangani. Ada yang tampak jenuh karena tidak ada pekerjaan yang harus diselesaikan. Dan ada pula yang bergerombol membicarakn suatu hal.

Eunwoo melukiskan senyuman tipisnya saat melihat seorang gadis berjalan menghampirinya. Dengan senyuman lebarnya, gadis itu menunjukkan kotak makanan yang dibawanya.

“Kau membawa bekal?” tanya Eunwoo sambil mengusap kepala kekasihnya.

Yoona mengangguk. “Aku sengaja membawa bekal ini untuk sarapan kita. Apa kau bisa sarapan sekarang?” Eunwoo mengangguk sebagai responnya.

.

***

.

Yoona memandangi Eunwoo yang sedang menyantap makanannya. Ia merasa ada yang berbeda dengan lelaki itu akhir-akhir ini. Lebih banyak diam dan cenderung mengabaikannya. Yoona yakin pasti ada sesuatu yang terjadi pada kekasihnya.

Sementara itu Eunwoo yang sedang menyantap makanan buatan Yoona tak bisa sepenuhnya fokus. Pikirannya melayang jauh. Pada orang lain yang merupakan bagian dari masa lalunya.

Ponsel Eunwoo berbunyi. Ada pesan masuk dari seseorang. Eunwoo memerhatikan ponselnya cukup lama sebelum mengetikkan balasan. Dan setelahnya ia kembali terdiam.

Suasana di antara pasangan kekasih itu menjadi canggung. Kali pertama terjadi setelah cukup lama mereka berhubungan. Terasa aneh dan tidak nyaman.

“Aku harus pergi.” Tanpa menunggu respon Yoona, Eunwoo langsung pergi meninggalkan kekasihnya begitu saja.

Yoona tersenyum miris melihat makanannya. Dilihatnya makanan Eunwoo masih tersisa. Ini sudah kali ke sekian Eunwoo tidak menghabiskan makanan buatannya. Padahal dulu Eunwoo selalu menyantap makanan yang ia bawa hingga habis.

Tangan Yoona mencengkeram rok span warna hitam yang dikenakannya. Mati-matian menahan airmatanya agar tidak jatuh. Sebagai seorang polisi dari divisi keamanan, tentu saja Yoona dituntun untuk menjunjung harga dirinya. Ia harus kuat apapun yang terjadi padanya.

.

.

.

-SKIP-

 .

.

.

Eunwoo memperhatikan foto seorang gadis yang masih ia simpan di dalam laci nakas di kamarnya. Gadis yang dulu meninggalkannya, dan kini kembali lagi padanya. Mengacaukan kehidupan dan juga hati Eunwoo.

“Apa yang harus aku lakukan? Jujur saja, cintaku masih ada untukmu. Tapi, bagaimana dengan Yoona? Dia yang selalu ada di sisiku selama hampir tiga tahun.”

Dilema yang dirasakan Eunwoo sukses membuatnya merasa stres. Eunwoo bahkan sering tidak fokus dalam pekerjaannya. Beberapa teman sekantornya yang mencemaskan keadaannya menyarankan agar Eunwoo ke rumah sakit untuk memeriksakan keadaannya.

Tidak ada yang tahu kalau sebenarnya rumah sakit adalah tempat yang tidak tepat bagi Eunwoo. Karena tempat itulah yang membuatnya semakin merasa kacau. Rumah Sakit Seoul, adalah tempat di mana gadis masa lalu Eunwoo bekerja sebagai dokter di sana.

.

***

.

Yoona masuk ke dalam apartemen Eunwoo. Dan tak mendapati lelaki itu di dalam. Kata sandi apartemen Eunwoo memang diketahui oleh Yoona, begitu juga sebaliknya. Itu sebabnya mereka bisa leluasa masuk ke dalam apartemen masing-masing.

Langkah kaki Yoona membawa gadis itu masuk ke dalam kamar Eunwoo. Aroma citrus khas Eunwoo dapat Yoona cium. Hal itu membuat Yoona merasa kalau Eunwoo ada bersamanya saat ini. Kendati kenyataannya Yoona tak tahu di mana kekasihnya itu sekarang. Eunwoo pergi tanpa mengatakan apa-apa.

Tangan Yoona meraba nakas di samping ranjang Eunwoo. Di sana ia menemukan pigura foto mereka berdua yang sedang memakai seragam polisi. Yoona tersenyum tipis. Ia juga memiliki foto itu, dan memajangnya di dalam kamar apartemennya.

Lalu Yoona menarik laci yang biasanya selalu terkunci itu. Sedikit merasa aneh karena tidak biasanya Eunwoo lupa menguncinya. Isi dari laci itu membuat Yoona penasaran. Namun, ketika menanyakan apa isinya, Eunwoo selalu mengatakan hal yang sama.

“Bukan sesuatu yang penting.”

Mungkin Yoona lancang, karena ia menarik laci itu dan melihat apa isinya. Mungkin Eunwoo akan marah melihat apa yang ia lakukan sekarang. Tapi  Yoona tak peduli. Ia benar-benar penasaran tentang isi laci itu.

Sebuah pigura terbalik menarik perhatian Yoona. Perlahan ia mengambil pigura itu dan membalikkan benda itu. Terlihat sebuah foto Eunwoo bersama seorang gadis yang Yoona tahu adalah mantan kekasih lelaki itu.

Hati Yoona mencelos. Jadi selama ini Eunwoo masih mencintai gadis itu dan belum melupakannya? Lalu apa artinya semua kasih sayang yang Eunwoo berikan padanya selama ini?

Yoona jatuh terduduk di lantai. Kedua tangannya bergetar menggenggam pigura itu. Perlahan airmatanya turun hingga emmbasahi rok yang dikenakannya. Pertahannya Yoona yang selama ini sangat kokoh seketika runtuh.

“Aku selalu mencintaimu. Aku memberikan semua yang kau inginkan. Tapi mengapa kau seperti ini?”

Tangisan pilu polisi cantik itu menggema di seluruh sudut kamar Eunwoo. Dia bahkan merasa tak peduli pada seragam kebanggaannya yang seharusnya bisa menahan segala emosinya yang sedang kacau.

“Dua tahun lebih aku mencintaimu, selalu ada di sisimu. Dan aku masih tak bisa mencintaiku? Padahal aku sangat mencintaimu, Eunwoo. Aku selalu mencintaimu bagaimanapun perlakuanmu padaku. Akan tetapi, mengapa kau begini? Tidak bisakah kau mencintaiku?”

Yoona berkata seperti ada Eunwoo di sana. Walau kenyataannya ia hanya sendirian di tempat itu. Yoona ingin sekali Eunwoo dapat mengerti dirinya. Namun, itu takkan terjadi. Sebab, Eunwoo tidak pernah mencintainya sama sekali.

.

.

.

-THE END-

• Short Story •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang