Our Tears

245 32 2
                                    

Im Yoona adalah seorang putri dari kerajaan Joseon. Parasnya cantik, tingkah lakunya anggun, dan sikapnya sopan serta santun. Benar-benar menunjukkan keturunan kerajaan.

Yoona mempunyai seorang kakak laki-laki bernama Im Seungho, yang sebentar lagi akan menjadi raja di kerajaan Joseon. Setelah sang putri menikah, warisan tahta akan langsung jatuh ke tangan Seungho selaku putra mahkota.

Sebagai putri raja, Yoona diharuskan menikah dengan seorang lelaki yang juga memiliki darah bangsawan. Alangkah lebih baik lagi kalau Yoona dinikahi oleh raja dan atau calon tunggal pewaris tahta kerajaan.

Salah satu hal yang sebenarnya sangat tidak adil bagi Yoona. Para anak laki-laki keturunan raja diperbolehkan memilih pendamping hidupnya sendiri, sedangkan anak perempuan harus dicarikan jodoh yang tepat.

Di dalam kerajaan, anak laki-laki bisa menikahi perempuan yang diinginkannya. Entah itu budak, rakyat biasa, atau putri raja. Mereka memiliki kebebasan untuk memilih, yang pasti perempuan itu harus berasal dari keluarga baik-baik. Berbeda halnya dengan anak perempuan yang harus menikah dengan laki-laki pilihan. Demi menjaga kehormatan, sang putri hanya diperkenankan menikah dengan anak raja dan atau calon pewaris tahta kerajaan. Karena dengan begitu, sang putri tetap terjaga nama baik dan juga kehormatannya sebagai seorang putri.

Di usianya yang menginjak angka tujuh belas tahun, Yoona sudah dikenal baik oleh penduduk desa. Selain memiliki kecantikan yang begitu alami dan senyuman yang sangat indah, Yoona juga memiliki kecerdasan yang tinggi. 

Lamaran sudah mulai berdatangan. Banyak kerajaan yang menginginkan Yoona menjadi bagian dari mereka. Bahkan ada di antaranya yang menjamin bahwa Yoona akan menjadi permaisuri tunggal di salah satu kerajaan yang terkenal karena kekayaan hasil alamnya.

Tapi, Yoona belum berkeinginan untuk menikah diusianya yang masih belia. Yoona masih ingin belajar dan mencari jati dirinya sendiri. Dan yang mampu memahami hal itu hanyalah Seungho. Sebagai kakak yang sudah dewasa, jelas Seungho tahu apa yang Yoona inginkan.

“Yoona adalah gadis yang cerdas. Karena itulah ia memikirkan masa depannya tidak hanya untuk menikah.”

Itulah kalimat yang diucapkan Seungho saat kedua orang tuanya mengeluh tentang penolakan Yoona untuk menikah di usia tujuh belas tahun.

.

***

.

“Tidak terasa, ya? Kau sudah tujuh belas tahun,” kata Taehyung, “sudah remaja. Sebentar lagi kau akan menikah.” Lelaki itu tersenyum. Menampakkan kesan ramahnya.

Yoona memeluk lengan Taehyung. “Apakah Oppa akan menikahiku?” tanya Yoona polos sambil bersandar di pundak lelaki yang merupakan pengawal terdekat kakaknya.

Malam itu Seungho yang ingin melihat kuda kesayangannya memergoki Yoona tengah berduaan bersama Taehyung di atas tumpukan jerami sambil memberi makan kuda kesayangan sang Putri Joseon.

Bukan kali pertama ini Seungho memergoki adik dan juga pengawalnya duduk bersama dalam posisi yang sangat dekat seperti itu. Selama hampir satu tahun ini mereka terlihat akrab satu sama lain. Membuat Seungho curiga.

“Kalau aku adalah anak seorang raja dan merupakan putra mahkota, aku pasti sudah melamarmu.”

“Kenapa kerajaan ini begitu tidak adil? Aturan konyol para tetua ini begitu menyiksaku.”

“Jangan katakan hal itu, tidak baik.”

“Memang itu kenyataannya.”

Yoona mengerucutkan bibirnya sebal. Ia mendengus, masih menyamankan posisinya menyandarkan kepalanya di pundak Taehyung.

“Anak laki-laki di kerajaan bisa menikah dengan perempuan pilihannya. Lalu anak perempuan kenapa tidak bisa memilih pasangan hidupnya sendiri?”

“Masa bodoh dengan kehormatan, darah kerajaan, gelar kebangsawanan, status permaisuri, apapun itu,” gerutu Yoona sambil memainkan jerami yang kini menjadi alasnya untuk duduk, “sama sekali tidak berguna. Bukankah yang penting bagi anak perempuan adalah lelaki yang bertanggung jawab?”

Taehyung tidak memberikan tanggapan apapun. Ia hanya diam. Menatap Yoona yang kini tampak santai bersandar di pundaknya. Seakan hal itu bukanlah apa-apa. Memang, sejak kecil ia dan Yoona serta Seungho sering bermain bersama. Yoona bahkan memanggil kedua lelaki itu dengan sebutan ‘Oppa’. Namun, karena status Taehyung yang merupakan seorang anak dari pengawal dan pengasuh, Yoona dilarang memanggil Taehyung seperti gadis itu memanggil kakaknya sendiri. Tapi, Yoona tidak peduli. Ia tetap memanggil Taehyung sama seperti dia memanggil Seungho.

“Semua itu demi kebaikanmu. Mereka hanya ingin kau mendapatkan apa yang sudah seharusnya kau dapatkan. Mereka tidak ingin kau kehilangan apa yang telah kau miliki, kendati kau akan menikah dan tidak lagi tinggal di kerajaan ini.”

Baik Taehyung maupun Yoona sudah terbiasa bersama sejak kecil. Jika tidak di depan orang-orang kerajaan, mereka akan berbicara dengan begitu akrab. Seakan tidak ada perbedaan kasta. Sangat berbeda jika nanti berada di istana, Taehyung akan berbicara penuh hormat pada Yoona.

“Apakah mereka saling mencintai?” gumam Seungho yang mulai merasa gelisah akan prasangkanya sendiri.

“Mereka saling mencintai, Pangeran,” ujar seseorang yang mengusap lembut bahu Seungho.

“Permaisuri,” Seungho tampak kaget melihat sang istri yang kini sudah ada di sampingnya dengan senyuman manis. “Kau sudah tahu hal ini?”

“Pangeran, kalau kau tidak lupa, Taehyung adalah saudara sepupuku. Aku pun juga cukup dekat dengan Putri Yoona bahkan sebelum kita menikah.” Saebyuk memeluk lengan kiri Seungho dan menyandarkan kepalanya di bahu lelaki itu. “Mereka saling mencintai. Tapi keadaan tak bisa menyatukan mereka. Aku hanya berharap, di kehidupan yang selanjutnya mereka bisa bersama.”

Seungho terdiam mendengar penjelasan singkat istrinya. Lalu ia kembali mengarahkan perhatiannya pada Taehyung dan Yoona. Kedua matanya membulat saat melihat mereka tampak berciuman di bawah sinar rembulan yang kini berbentuk sabit.

“Saranghae.”

Dan kata itu terucap dari bibir Taehyung setelah ia melepaskan ciumannya. Ditatapnya Yoona yang kini meneteskan airmatanya. “Aku ingin melamarmu, sungguh. Tapi jika aku melakukannya, kepalaku akan dipenggal. Sejujurnya, aku tidak takut jika harus mati karena mencintaimu. Aku hanya takut setelah kematianku, aku tak bisa lagi melihat dirimu. Gadis yang menjadi cinta pertama di dalam hidupku.”

Taehyung mengecup kening Yoona cukup lama. Menyalurkan kasih sayangnya yang begitu tulus.

“Kenapa kita tidak mati bersama saja, Oppa? Atau ajak aku pergi dari sini!” Tangisan Yoona terdengar memilukan.

Dengan lembut Taehyung mengusap pipi Yoona. “Masa depanmu masih panjang, Yoona. Dan lagi, hidupmu terlalu berharga jika kau habiskan bersamaku.”

“Tapi hidupku hancur jika kau tak di sisiku,” ujar Yoona yang kini mulai sesenggukan. Kedua tangannya menggenggam lembut tangan Taehyung yang menangkup wajahnya.

“Ini yang terbaik untuk kita berdua.” Suara lembut Taehyung justru membuat hati Yoona semakin sakit.

Taehyung kembali mendekatkan wajahnya dengan Yoona. Mempertemukan bibir mereka berdua. Perlahan Yoona mengangkat tangannya dan melingkarkannya di leher Taehyung. Mendekap erat lelaki yang menjadi cinta pertamanya itu.

Ciuman yang penuh dengan derai airmata itu mengakhiri cerita cinta rahasia mereka.

.

.

.

-THE END-

• Short Story •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang