Reducto

281 30 0
                                    

“Ada apa?” Manik mata tajam Jasper yang berwarna kuning keemasan itu terarah pada Yoona. “Terjadi sesuatu?”

Yoona memalingkan wajahnya. “Suga, dia memintaku untuk menjauhi kalian semua,” lirihnya. Jasper mendecih sinis.

Sesuai sekali dengan apa yang Jasper prediksikan tentang hubungan Yoona dan manusia itu sebelumnya. Meski Jasper bukan vampire yang memiliki kekuatan untuk membaca pikiran atau melihat masa depan, akan tetapi nalurinya sebagai seorang lelaki mengatakan jika Suga tak menyukai Yoona bersama lelaki lain. Dan ternyata kenyataan itu benar adanya.

“Sudah kuperingatkan padamu dari awal, jangan terlalu dekat dengannya,” desis Jasper.

Raut wajah Jasper memancarkan kemarahan yang cukup dalam. Lelaki itu beranjak dari kursi. Dengan kedua tangan yang bertumpu di meja, ia menundukkan tubuhnya sedikit. Agar wajahnya setara dengan wajah Yoona yang masih enggan menatapnya.

“Kau harus memikirkannya. Kau pilih kita, keluargamu. Atau dia, manusa tak berguna, yang belum tentu bisa melindungimu.”

Detik berikutnya Jasper sudah pergi dari hadapan Yoona. Yoona sempat tersentak. Tak pernah ia sangka jika Jasper bisa berbicara sedingin itu padanya, yang berarti bahwa lelaki itu begitu kecewa. Atau dalam arti lain, Jasper sangat marah.

“Jasper benar, Yoona. Suga adalah manusia biasa. Dia tidak sama seperti kita yang seorang manusia setengah vampire. Suga tidak akan pernah bisa melindungimu sebaik kami,” ujar Henry tenang. Sejenak ia mendeteksi keberadaan Jasper. Dan melihat apa yang dilakukan olehnya setelah memilih untuk pergi dari hadapan Yoona.

Hansol tersenyum tipis. Tampaknya ia juga mengetahui apa yang dilakukan kakaknya. “Manusia tak bisa hidup bersama dengan kita. Sebab raga mereka yang dapat terluka, dan jiwanya yang dengan mudahnya terbunuh.”

“Tapi lain halnya jika Kak Yoona mengubah manusia itu menjadi vampire, sama seperti kita.” Dengan santainya Lisa berkata. Membuat seluruh perhatian mengarah padanya. “Namun, setelah itu Kak Yoona takkan bisa lagi tinggal bersama kami.” Gadis belia itu tersenyum. Sangat manis. “Pikirkan itu,” mengambil jeda sejenak, “Kakak.” Dan ia pergi bersama dengan Henry serta Hansol.

“Argh!”

Teriakan frustrasi Yoona membahana di seluruh sudut ruangan. Gadis itu mengacak rambutnya kesal. Jujur saja, ia merasa senang dapat dekat dengan salah satu flower-boy di kampusnya. Lelaki populer yang menjadi pujaan mahasiswi.

.

.

.

-SKIP-

.

.

.

Yoona berjalan menuju gerbang kampusnya dengan santai. Sepasang earphone terpasang di kedua telinganya. Sesekali Yoona bersenandung pelan. Sambil tangannya yang dimasukkan ke dalam saku jas alma maternya.

Gadis itu tak menyadari jika ada sebuah mobil melaju cukup kencang ke arahnya. Yoona menautkan kedua alisnya heran melihat orang-orang seperti berteriak padanya. Dan ketika Yoona berbalik, sosok lelaki tampan rupawan berada di depannya. Dengan sebelah tangan yang memeluk tubuhnya dan sebelahnya lagi menahan badan mobil yang akan menghantam tubuhnya.

“Tak bisakah kau lebih berhati-hati?” Jasper mendesis tajam. Seraya menegakkan kembali tubuhnya dan mengambil jarak dengan Yoona. “Lihatlah... Suga, manusia pujaanmu itu, dia hanya terdiam melihatmu di sini.” Tanpa melihat objek yang dimaksud, Jasper dapat mengetahui jika Suga hanya terpaku di tempatnya.

Secepat angin yang berembus, secepat itu pula Jasper hilang dari pandangan Yoona. Yoona terdiam. Menundukkan kepalanya. Pikirannya mulai berkecambuk. Tatapan matanya tertuju pada mobil yang tadi hampir menabraknya. Kemudian beralih pada sosok Suga yang perlahan berjalan menajuh.

Apa yang lelaki itu lakukan? Dia sama sekali tidak menghampiri Yoona ataupun menanyakan keadaannya?

.

***

.

Dan sepanjang hari itu Yoona merasa banyak hal yang terjadi. Suatu kejadian aneh yang cukup membahayakan nyawanya. Ia pun merasa Suga sama sekali tak mampu untuk melindunginya.

Yoona tak bodoh. Berpikir jika Jasper dan saudaranya yang lain sengaja melakukan semua itu agar membuatnya menjauh dari Suga adalah sebuah kesalahan yang teramat besar. Orang-orang yang membahayakan nyawa Yoona adalah mereka yang menaruh hati pada Suga. Beberapa di antara mereka pernah mencoba untuk mendekati lelaki itu atau menyatakan perasaan padanya, tapi selalu berakhir dengan kegagalan. Sebab Suga tak menanggapi dengan serius. Malah, lelaki itu lebih tertarik dengan Yoona. Mahasiswi yang terkenal sangat misterius. Yang senantiasa menghabiskan sepanjang harinya dengan saudara-saudara sepupunya, seperti Lisa, Henry, Hansol, dan juga yang pasti Jasper.

“Sepertinya aku tak dapat lagi berada di sampingmu.”

Angin berhembus pelan. Menyejukkan tubuh dua insan berbeda gender yang kini tengah berdiri berhadapan di taman belakang kampus yang cukup sepi. Suara gemerisik dedaunan menjadi melodi yang mengiri obrolan penuh ketegangan di antara mereka berdua.

“Kenapa?”

“Sepanjang hari ini aku diserang oleh para fansmu. Dan kau sama sekali tak melakukan apapun untukku. Seharian ini banyak fansmu yang membahayakan nyawaku. Dan kau tak dapat melindungiku sama sekali.”

Kembali hening. Angin yang behembus sedikit lebih kencang. Hingga mampu menggugurkan dedaunan kering di pohon-pohon besar yang tumbuh di sana.

“Aku sudah tak sanggup bersamamu. Carilah penggantiku, yang jauh lebih baik dariku. Tinggalkan aku, dan jangan dekati aku lagi.”

Tetesan air yang jatuh dari langit mengiringi kepergian Yoona dari tempat itu. Membiarkan Suga berdiri sendirian di sana. Tak peduli rintikan hujan mulai turun secara bergantian. Membasahi tubuhnya yang berbalutkan jas alma maternya yang menutupi kaos hitam serta celana jeans hitam yang dikenakannya.

Suga merasa jika semua yang ada di depannya berputar sangat cepat. Jatuh terduduk sembari memegangi kepalanya. Ada yang aneh dengan dirinya sekarang. Lelaki itu mengerang tertahan sebelum kesadarannya menghilang.

Itu adalah efek dari mantra yang sempat Yoona gumamkan setelah berjalan beberapa langkah menjauhi Suga. Sebuah mantra penghancur. Yang bisa menghancurkan bagian-bagian tubuh manusia yang diinginkan.

Yoona bergumam. “Reducto.” Dengan penuh keyakinan. Memejamkan matanya sejenak saat mendengar teriakan memilukan dari Suga.

“Maafkan aku, Suga. Aku menghancurkan segala yang berkaitan denganku dalam dirimu. Setelah kau sadar, kau akan melupakanku. Ingatanmu, perasaanmu, semuanya. Kuharap kau dapat menemukan belahan jiwamu, Suga. Yang jelas sekali jika itu bukanlah aku.”

Yoona segera mendongakkan kepalanya saat melihat sosok yang berdiri di depannya. Sosok itu menatap Yoona tanpa ekspresi. Sejenak Yoona terdiam sebelum memeluk erat orang yang cukup dekat dengannya.

“Lisa,” lirih Yoona yang mendekap erat tubuh gadis itu.

Lisa tersenyum. Membalas pelukan kakak sepupunya. “Semuanya akan baik-baik saja.”

Tak begitu jauh dari tempat itu, Jasper, Hansol, dan Henry melihat semua kejadian itu. Mereka hanya diam tanpa berniat menghampiri dua saudari mereka yang tengah berpelukan.

Lalu mereka menatap ke arah Suga yang sudah dibawa sahabat-sahabatnya. Lelaki itu sudah terkena efek mantra penghancur dari Yoona yang terkenal begitu dahsyat. Jadi, sudah dapat dipastikan jika Suga terbangun dari pingsannya, segala hal yang berkaitan dengan Yoona akan ia lupakan.

Semua akan bertanya-tanya dengan apa yang terjadi pada Suga. Mengapa begitu mudahnya melupakan sosok Yoona?

.

.

.

-THE END-

• Short Story •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang