Book 2: Aydan the Angele [✓]

Chapter 45: The Prince and The Dragon

Kisah seorang putera yang elok paras rupa dari kayangan,

Putera kayangan yang menjadi kebanggaan sang Raja Dewa,

Sayapnya putih berkilat lebar sehingga meliputi sebuah tasik,

Pelepahnya bagai sutera emas yang ditenun kemas oleh sang bidadari,

Namun sikap alpa sang putera menjadi bahana,

Jatuh dari langit membawa satu era perubahan pada dunia,

Mengubah segala yang pahit menjadi satu harapan yang membahagiakan...

Kisah sang putera dari kayangan,

Menjadi sebutan sehingga ke akhir zaman,

Lahir sang putera yang membawa cahaya yang sama,

Dikatakan menjadi pahlawan lagenda yang menjadi harapan bangsa,

Hadirnya bersama harapan,

Datangnya bersama kebahagian,

Munculnya bersama cahaya kehidupan,

Sang Putera Pahlawan Lagenda,

Ia dinanti sepanjang masa,.

Menjadi harapan yang menderita...

Sayup-sayup dia terdengar suara seorang pak cik mendendang sebuah syair dalam Bahasa Lvanian Purba. Syair itu sudah lama. Usianya sudah mencecah ribuan tahun tapi masih ada yang mengingatinya, masih ada yang mendendangkannya. Suara pak cik yang mendendangkan syair itu penuh harapan. Harapan yang akan membawa kebahagian yang didambakan setiap hari. Harapannya yang disandarkan pada seorang yang bergelar Pahlawan Lagenda.

Mana kau, Aydan, desis Nea dalam hati. Air mata yang mengalir sejak semalam kering dengan sendiri. Dia tidak mampu untuk menyeka air mata sendiri. Banyak harapan yang sandarkan pada kau, Aydan...

Boommm!!!

Doommm!!!

Garghhh!!!

Bunyi letupan dan teriakan yang tiba-tiba membingitkan suasana yang sunyi tadi. Suasana yang tenang tadi berubah menjadi hiruk-pikuk dengan bunyi letupan dan teriakan Demon. Ngauman yang kuat seperti bunyi ngauman beribu raksasa menggegarkan tanah. Bunyi bising yang bercampur-baur dengan ngauman seakan-akan ngauman raksasa membuatkan keadaan di situ semakin panik.

"Bunyi apa tu, kakak?" tanya Darwin dalam ketakutan.

"Kakak tak tahu..."

"Kita akan selamat, kan?"