Januar datang ke rumah pagi-pagi sekali. Dia pun segera masuk ke dalam kamar Andin.
"Mel, bi, ibu pingsan!" teriak Januar tiba-tiba.
Suara ayah lagi. Ngapain sih dia ke sini?!
Pagi-pagi sekali sudah ada yang mengganggu tidurnya. Amel sadar dengan apa yang telah diucapkan Januar, dia membuka matanya lalu bergegas ke kamar Andin.
"Ibu, ibu kenapa lagi?!"
Januar menggendong Andin ke dalam mobil diikuti oleh Amel dan Bi Juju yang membantu untuk membukakan pintu mobil. Dibawanya Andin ke rumah sakit dan ke ruang UGD oleh mereka, tapi tanpa Bi Juju.
"Buat apa ayah kembali lagi? Hah? Menyakiti ibu lagi?!"
"Mel tolong Mel! ayah ingin bicara..."
"Saya minta tolong dengan sangat sekarang ayah pulang!"
Ayah Amel yang sudah putus asa untuk melawan Amel akhirnya pulang menuruti perintah Amel tanpa sepatah kata apapun untuk meninggalkannya.
"Oh ya, satu lagi. Terimakasih telah mengantar ibu ke sini." lanjutnya singkat.
Lalu Amel menghampiri dokter yang baru saja keluar dari ruang UGD.
"Dok, gimana lagi ibu saya?"
"Mohon maaf, ibumu harus rawat inap lagi di sini,"
Amel menangis karna bingung tabungannya sudah sekarat dan entah siapa yang akan membantunya.
Tiba-tiba dari jauh terlihat sosok laki-laki yang tidak asing di mata Amel dan sedang berjalan dengan cepat untuk menghampiri Amel. Lelaki yang sudah Amel tunggu sejak 2 tahun lalu.
"Amel..."
"Kak Bobby..."
Amel berlari menghampiri dan memeluk kakaknya yang baru pulang menyelesaikan study- nya di London. Sosok kakaknya lah yang saat ini Amel sangat butuhkan untuk menemani dan membantunya.
"Lo apa kabar Mel?"
"Baik ka. Tapi ibu," Amel menangis lagi. Kali ini di pelukan seorang kakaknya.
"Sabar Mel, kita harus yakin ibu pasti sembuh," Kata Bobby menenangkan Amel.
Amel tersenyum menghentikan tangisnya, berusaha untuk tegar menghadapi ini semua.
"Lo mau liat ibu kak?"
Dia menarik tangan kakaknya, mengajak Bobby masuk ke dalam kamar inap yang di dalamnya terdapat Andin, ibu dari mereka berdua.
Saat sudah di dalam kamar inap Bobby pun segera memeluk ibunya. Dia meluapkan rasa rindunya yang sudah bertahun-tahun hanya bisa menyapa lewat alat komunikasi saja.
"Apa kabar kamu nak?" tanya Andin sambil mengelus rambut Bobby yang telah tersisir rapih.
"Baik bu. Ibu cepet sembuh ya, jangan gini terus bu!" ucap Bobby menyemangati.
"Kamu udah nyimpen barang ke rumah?"
Bobby mengangguk tanda "iya". Memang sebelum ke rumah sakit Bobby menyempatkan untuk pulang ke rumahnya, menaruh barang-barang bawaannya selama di London. Lalu Bi Juju memberitahu bahwa Amel dan Ibunya berada di rumah sakit di bawa oleh ayahnya. Dan Bobby pun dengan sergap menuju ke rumah sakit.
"Mel, lo pulang terus belajar di rumah buat besok UN! Biar gue di sini yang jagain ibu,"
"Yaudah gue pulang ya kak. Jagain ibu baik-baik!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Always You? [Completed]
Teen FictionDalam berhubungan pasti sangat ingin untuk dihargai oleh pasangannya. Cepat bosan adalah hal yang tidak diinginkan oleh pasangan. Seiring berjalannya waktu karma pun pasti datang kepada orang yang telah menyia-nyiakan seseorang. Lalu, bagaimana upa...