40. Tiba Di Villa

442 18 0
                                    

Pesawat yang di tumpangi oleh mereka sudah terbang menuju Bali. Amel, Delon dan Leon duduk sejajar di dalam pesawat, Yumi, Bobby dan Januar juga duduk bersejajar di sebrang kursi yang Leon duduki.

Amel duduk di samping jendela sehingga dia bisa melihat pemandangan pulau-pulau yang terlihat dari atas awan.

Bayangan Amel tertuju pada Delon. Dia senang bisa berada di atas awan bersama dengan Delon dan juga duduk di samping Delon.

Tak di sangka Amel sedang bermimpi di senderan bahu Delon. Amel terbangun saat pesawatnya sudah sampai di Bali dan tersadar dia telah tertidur di bahu Delon.

"Eh Lon sorry gue gak sadar udah tidur di sini."

"Kebluk lo Mel, kesempatan dalam kesempitan." celetuk Leon meledek.

Delon tidak mempedulikan kata-kata yang di keluarkan adiknya yang memang tidak pernah menjaga mulutnya.

"Santai aja, kalo kita di pesawat ini selamanya juga gue gak bakal bangunin lo Mel, biar nyenyak terus tidur di bahu gue." jelas Delon sedikit menggombal.

"Yeee gombal!" celetuk Leon lagi.

Amel tersipu malu sikap Delon yang entah kenapa bisa menggombal seperti itu padanya.

"Yaudah yuk turun!" ajak Delon.

---

Januar telah memesan 2 taxi untuk menuju ke villa yang sudah dia booking. Januar memesan 2 taxi karna tentu saja untuk 6 orang tidak akan cukup.

Sampailah mereka di sebuah villa yang luas, villa pribadi milik teman Januar yang sengaja dia booking selama liburan ini. Villa 2 tingkat yang seharusnya berkapasitas untuk 20 orang itu telah di booking oleh Januar yang hanya bersama 6 orang.

Wajar saja Januar mem-booking villa yang cukup besar. Januar memiliki perusahaan besar yang telah dia dirikan saat dia masih bersama-sama dengan Andin. Dan Januar pun ingin mereka yang ikut berlibur bahagia.

Saat mereka sudah menurunkan tasnya masing-masing, mereka diam di tempat melihat dengan detail villa yang akan mereka tempati itu dari depan pintu gerbang besarnya.

"Yah, ini yang mau kita tempatin selama di sini?" tanya Amel kepada Januar.

Januar mengangguk tersenyum takjub sambil melihat villa itu, villa yang pernah dia tempati dulu bersama Andin kini sudah berubah menjadi lebih mewah lagi.

"Iya, bagus ya. Dulu gak kayak gini sih waktu ayah sama ibu nginep di sini."

Amel pun terkejut, ternyata ayahnya pernah juga menempati villa ini bersama ibunya.

"Hebat ya ayah punya temen yang sukses sama kayak ayah." kata Bobby ikut menimbrung.

"Yaudah sekarang langsung kita serbu aja rebutan kamar!" kata Delon dengan semangat.

Amel, Leon, Yumi, Bobby dan Delon pun lari memasuki villa itu dengan bersemangat. Mereka berlomba-lomba mencari kamar yang terbagus dan ternyaman untuk di tempatkan selama liburan seminggu ini.

Januar yang melihat anak-anak bersikap seperti itu pun bahagia, mereka tidak akan merasakan kesedihan jika berada di sini.

Walaupun villanya cukup luas akan tetapi hanya terdapat 4 kamar saja, 1 di lantai bawah dan 3 lagi di lantai atas.

Mereka mengerti kamar utama yang berada di lantai bawah itu hanya untuk Januar, tidak boleh ada yang merebutkan kamar itu. Alhasil mereka berlari ke lantai atas yang terdapat 3 kamar.

Leon dan Yumi menempatkan kamar yang sama, Bobby juga sudah mendapatkan kamar yang menurut dia nyaman. Hanya tinggal Delon dan Amel yang masih mencari kamar untuk di tempati masing-masing dari mereka.

Amel melihat 1 kamar dari jauh yang terlihat memiliki balkon dengan view yang bagus. Amel segera berlari ke kamar itu.

Saat sudah di ambang pintu Amel bertabrakan dengan Delon yang juga akan masuk ke dalam kamar itu. Amel yang merasa tubuhnya sudah tidak seimbang akibat bertabrakan pun hampir terjatuh, untungnya Delon segera menangkap Amel.

Wajah Amel yang sudah ke takutan hampir terjatuh pun berubah setelah melihat wajah Delon yang sangat dekat dengan wajahnya. Mereka bertatapan sejenak.

"Ups sorry." Delon tersadar setelah bertatapan, dia pun melepaskan tangannya yang menahan tubuh Amel yang hampir terjatuh.

"Aduuuh," Akibat Delon sekarang Amel benar-benar terjatuh tanpa seseorang yang menahannya lagi. Amel menahan nyerinya tapi wajahnya terlihat kesakitan.

"Eh sorry-sorry gue lepas." Delon mengulurkan tangannya untuk menolong Amel agar terbangun dari duduknya.

Amel pun menerima uluran tangan Delon dan sekarang dia sudah berdiri dengan sempurna di hadapan Delon.

"Yaudah lo aja yang tempatin kamar ini Lon!" suruh Amel.

"Lo aja yang tempatin! gue bisa sama Bobby kok di kamar itu." kata Delon sambil menunjuk ke kamar yang bersebelahan dengan kamar yang di pilih mereka.

Amel pun membawa tasnya lagi ke dalam kamar dan bersiap melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar itu.

"Sini gue bawain tasnya masuk." Delon merebut tas koper Amel yang di jinjing.

Delon mengikuti Amel dari belakang dan menaruh tas kopernya ke dekat lemari di kamar itu.

Amel melihat Delon yang sedang menaruh tas kopernya.

"Yaudah gue ke luar ya. Selamat beristirahat." kata Delon sebelum ke luar dari kamar yang Amel tempati.

"Iya thanks ya! Lo juga selamat beristirahat." Amel membalas ucapan Delon dan tersenyum.

Why Always You? [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang