56. Pergi

540 19 0
                                    

Setelah beberapa jam menunggu Delon dan Sena di dalam ruang operasi, akhirnya Sena keluar lebih dulu. Sena pun di bawa ke dalam ruang UGD oleh para perawat dan di tempatkan di bilik sebelah kiri tempat yang di tempati Amel tadi.

"Mel, Sena tuh! Lo gak mau nyamperin dia?" tanya Fira setelah dia melihat Sena yang sudah berada di dalam satu ruangan.

Amel melihat ke arah Sena dan perlahan-lahan dia mendekati Sena yang masih terpejam, masih menstabilkan tubuhnya pasca operasi.

"Sena! Gue berhutang budi sama kalian semua yang nyelamatin gue. Kalian rela berkorban buat nyelamatin hidup dan harga diri gue. Gue gak tau harus ngelakuin apalagi untuk membalas semua kebaikan kalian. Maaf gue udah repotin lo Sen. Padahal gue udah jahat ninggalin lo. Gue bener-bener minta maaf." ucap Amel menangis di hadapan Sena yang masih belum sadar.

Suara isak tangis di luar ruang UGD terdengar cukup keras. Sehingga membuat semua orang yang berada di tempat itu memperhatikannya. Termasuk Amel yang hanya mendengarnya dari dalam ruang UGD.

Mereka melewati lorong-lorong rumah sakit dan perawatnya membawa sebuah ranjang rumah sakit yang di atasnya berada seseorang yang telah di tutupi oleh kain putih.

Mungkin itu orang yang baru saja meninggal dan mendonorkan jantungnya untuk Sena.

"Sen, kayaknya itu orang yang udah mau ngasih jantungnya buat lo deh. Nanti kalo lo udah sadar, lo buru-buru deh ke rumah keluarganya untuk bilang makasih!" ucap Amel yang mengajak Sena mengobrol, padahal Sena belum juga sadar.

---

Sudah berjam-jam Amel menunggu Delon di dalam bilik Sena. Tapi Delon belum juga di letakkan di ruang UGD lagi.

"Ayah, kok Delon lama banget? Amel kan pengen bilang makasih juga ke dia." tanya Amel yang menghampiri Januar di luar ruang UGD.

"Ayah nangis?" lanjut Amel bertanya. Amel melihat Januar yang sedang mengeluarkan air matanya. Entahlah dia mengapa.

Januar tidak juga menjawab, dan Amel menuju bilik Fira. Tapi Fira tiba-tiba sudah tidak ada di dalam bilik itu.

"Ayah liat Fira? Ayah kenapa nangis sih? Amel bingung nih." banyak pertanyaan muncul di dalam pikirannya.

"Mel," Januar mulai mengeluarkan suaranya.

"Delon,..." Januar masih saja bicara sepatah kata.

"Kenapa Delon ayah?!!!" tanya Amel terkejut setelah mendengar nama itu.

"Delon yang udah ngasih jantungnya untuk Sena." jawab Januar pelan supaya tidak membuat Amel begitu terkejut.

Tetap saja Amel saat itu juga terkejut. Dia diam terpaku tidak bisa berbuat apa-apa dan dia hanya diam tanpa berkedip, matanya juga mulai mengeluarkan air matanya lagi.

"Bisa ayah ulang?" tanya Amel lagi untuk memastikan dengan suara yang mulai pelan.

"Iya Mel, Delon udah gak ada. Dia yang ngasih jantungnya untuk sahabatnya itu."

"Delon..." ucap Amel dengan air mata yang mulai membanjir.

Amel berlari kencang di dalam rumah sakit dan menuju ke kamar jenazah tempat Delon akan di mandikan. Air mata keluar tanpa hentinya.

Semua yang tadi menunggu di ruang tunggu ruang operasi, sekarang sudah berada di depan kamar jenazah.

Mereka semua yang berada di tempat itu menangis. Mereka juga merasakan kehilangan Delon. Delon yang telah menjaga Amel selama ini. Delon yang sangat peduli dengan sahabatnya. Dan Delon yang dengan ikhlasnya menerima amanat Bobby untuk menjaga Amel.

Why Always You? [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang