7. Pertama Kalinya

890 43 15
                                    

Esok harinya, sahabat-sahabat Amel melakukan janjinya untuk menjenguk ibu Amel yang masih terbaring di dalam rumah sakit. Mereka semua sudah sibuk pagi hari libur ini, membersikan tubuhnya dan bersiap berangkat dan lalu tidak lupa membeli buah-buahan untuk ibu Amel, seperti kebiasaan kerabat saat menjenguk siapa pun.

"Kak, hari ini sahabat-sahabat gue mau ke sini jenguk ibu,"

"YUMI IKUT?" tanya Bobby dengan pertanyaan yang sontak mengagetkan mereka berada disekitarnya karena Bobby sedikit berteriak dan tiba-tiba.

"Cieeee nanyain Yumi. Lo suka sama Yumi?"

"Apaan sih Mel pagi-pagi udah ngegosip aja." jawab Bobby dengan pipi memerah merona, salah tingkah, kesal, campur aduk.

"Pipi lo merah kak. Lo beneran suka sama Yumi, ah senengnyaaaaa. Btw jangan sakitin dia, dia masih polos kak,"

"Polosnya?"

"Dia belum tau apa itu cinta kak hahaha,"

"Serius lo?"

"Gak percaya banget sih. Gue 3 tahun sama dia."

Tok, tok, tok,...

"Kayaknya itu sahabat-sahabat lo deh Mel. Bukain gih pintunya!"

Saat di buka pintu kamar inap benar saja mereka yang datang dengan membawa parcel buah yang berada di tangan Cindy.

"Hallo Amel, Kak Bobby, tante." sapa Cindy dan teman-temannya.

Bobby hanya memperhatikan Yumi dalam diam. Seperti di film-film dramatis, rambut panjang lurus Yumi tertiup hembusan-hembusan angin memperlihatkan wajahnya yang pendiam nan anggun tidak seperti wajah adiknya yang membosankan akhir-akhir ini.
Jahat ya?

Lo cantik Yum. Andaikan... batin Bobby dalam hati sambil memperhatikan Yumi, "jatuh cinta".

"Tante gimana udah baikan?" tanya Ajeng ke Andin yang sedang berbaring. 

"Yaa gini aja Jeng belum ada perubahan juga," Amel yang menjawabnya.

"Ini buat tante ya." ucap Ajeng yang membawa parcel buah-buahan dan menaruhnya di atas meja dekat kulkas.

"Tante cepet sembuh ya." kata Yumi.

Ibu Amel dari tadi hanya bisa menjawab dengan anggukan, belum kuat untuk menjawab dan mengeluarkan suaranya.

"Kak lo duduk doang? Sini ikut ngobrol! Ada Yumi juga,"

"Apaan sih lo Mel," Bobby dan Yumi menjawab bersamaan sehingga mereka berdua saling tatap. Kebetulan yang benar terjadi terhadap mereka berdua.

"Cieeee jodoh. Ngomong aja barengan," ledek Ajeng.

Cindy menghiraukan sahabatnya dan mengajak ngobrol Andin walaupun hanya di jawab anggukan.

Setelah 1 jam mereka berbincang dan bercanda di dalam kamar inap itu akhirnya pulang meninggalkan ruangan dan gedung yang disetiap mereka berjalan pasti mencium bau-bau obat, beda sekali dengan hotel yang pasti tercium harum parfum ruangan.

"Kak lo gak mau gimana gitu ke Yumi?"

"Gimana apanya?"

"Usaha dikit kek ajak dia kemana gitu. Lo kan suka sama dia,"

"Stttt mulut lo ember banget sih nanti ibu denger!"

"Orang ibu tidur nyenyak kak mana mungkin denger. Dari pada Line lu jamuran gak ada chat dari cewek, lo mau id line- nya ga nih?"

Why Always You? [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang