39. Liburan Tiba

429 20 0
                                    

Pagi harinya semua barang sudah siap untuk di masukkan ke dalam taxi yang sudah menunggu mereka sedari tadi.

Kedua kakak beradik itu sudah di janjikan untuk berjanjian di depan pintu masuk bandara. Yumi datang tadi malam dan bermalam di kamar Amel agar paginya mereka tidak menunggu orang lagi.

Bi Juju tetap di tugaskan di dalam rumah majikannya dan menjaganya dengan di sediakan uang yang cukup banyak untuk sekedar Bi Juju berjalan-jalan kemana pun dia mau.

Amel mengirim chat line untuk Leon hanya sekedar memberi kabar bahwa mereka akan segera berangkat.

Amelia Clara:
Gue on my way ya...

Leon membalas hanya memberikan stiker jempol saja.

Di dalam taxi mereka berbincang tentang apapun yang akan mereka ceritakan.

"Ayah, tadi aku ambil kamera di kamar ayah, kok ada bunga gitu? Udah layu bukannya di buang sih?" tanya Amel.

"Itu bunga waktu itu ayah ambil lagi dari kamar ibu kamu. Waktu itu ayah pernah ngasih ke ibu kamu waktu kalian lagi ada di taman." Jawab Januar yang wajahnya langsung berubah mengingat istrinya yang sudah tiada.

"Jadi itu dari ayah? Maafin Amel ya yah." Amel memeluk Januar yang duduk di paling depan dari belakang.

"Gak apa-apa sayang. Kita liburan seneng-seneng aja sekarang yaa." jawab Januar sambil tersenyum.

Sepertinya mulai hari ini hingga liburan berakhir Amel akan berbahagia. Selama liburan dia akan berdekatan terus dengan Delon yang keduanya sudah lama tidak pernah di pertemukan lagi.

Sepanjang perjalanan Amel terus di sibukkan dengan handphone yang berada di tangannya, earphone di kedua telinganya dan sambil mengutak-atik aplikasi instagram. Walaupun baterai nantinya akan sekarat Amel telah menyediakan 2 powerbank yang berada di dalam tasnya.

Sampailah mereka di depan pintu masuk Bandara Soekarno-Hatta di Jakarta. Masing-masing dari mereka mengeluarkan koper dan tasnya sendiri dari dalam taxi dan di bawanya menuju sisi kanan pintu masuk Bandara.

Mereka diam di tempat menunggu Delon dan Leon tiba. Amel melihat ke kiri-kanan mencari sosok 2 orang kakak beradik itu. Ternyata di sisi kiri pintu masuk terlihat Leon yang juga sedang melihat ke kiri-kanan mencari Amel.

Amel melambaikan tangannya dari jauh sambil berteriak memanggil nama Leon. Dari kejauhan Amel belum melihat sosok Delon di dekat Leon. Hanya Leon sendiri yang sedang berdiri di depan pintu masuk itu.

Lah kok sendirian ya...?

Leon menghampiri Januar terlebih dahulu agar terlihat sopan, dia mencium tangan Januar dan menyebutkan namanya yang kebetulan mereka belum saling bertemu dan mengenal.

Wajah Amel masih terlihat heran, kenapa hanya Leon sendiri yang di temukan Amel? Kemana Delon? Tidak jadi kah Delon ikut berlibur? Jika memang begitu, hancurlah bayangan Amel yang telah mendambakan selalu berdua dengan Delon di saat liburan ini.

Tiba-tiba datang dari belakang mereka. Lelaki tinggi nan tampan yang Amel cintai itu. Delon mencium tangan Januar terlebih dahulu seperti perlakuan adiknya tadi, Tos ala lelaki bersama Bobby, bersalaman dengan Yumi, dan tidak lupa dia menghampiri Amel.

Tubuhnya sekarang sudah berhadapan dengan Amel. Agak menengadahkan kepalanya sedikit untuk melihat wajah Delon yang lebih tinggi darinya. Mereka berdua tersenyum, rupanya itu juga tanda bahwa Amel telah memaafkan kesalahan Delon beberapa minggu kemarin.

Andai gue cewek agresif, pasti gue udah langsung meluk lo Delon. Gue baru liat senyuman lo lagi ya ampuuuun.

Ucap Amel dalam hati dengan sangat gereget.

"Sini gue bawain tas lo." tawar Delon dengan tangan yang sudah siap untuk membawakan koper milik Amel.

"Aduuuh tas gue berat nih kak, berat banget." ucap Leon dengan sedikit menyindir karna cemburu dengan perhatian kakaknya kepada Leon.

"Ade gue kan kuat, masa gitu aja berat sih? Dulu kan pernah ikut pertandingan sumo!" ledek Delon.

"Heh kalo gue ikut itu pertandingan pasti gue udah gendut kali. Ohhh iya gue tau, lo nyindir gue gendut ya kak!!!" kata Leon sambil memukul kakaknya dengan manja.

"Ishh, apaan sih. Ayo kita masuk tinggalin aja Leon sendirian!" ajak Delon dengan mukanya yang datar walaupun sedang meledek Leon.

Semuanya pun jalan bersejajar masuk ke dalam kecuali Leon yang masih mengejar di belakang. Amel dan yang lainnya masih terkekeh melihat perlakuan kakaknya kepada si adik.

"Pulang dari Bali gue bakalan ngadu ya ke mamih kanjeng ratu di rumah. Liat aja lo abis sama gue!" teriak Leon dari belakang.

Delon yang mendengar ancaman Leon itu pun berhenti dan di tinggalkan dengan orang yang bersejajar dengannya. Dia menunggu Leon sudah di dekatnya. Delon pun merangkul adiknya sambil berjalan menyusul rombongan di depannya.

"Eh adiknya kakak yang cantik mainannya jangan anceman dong. Masa tega sama gue?" ucap Delon yang sekarang berpura-pura baik kepada adiknya agar dia tidak mengadu ke ibunya.

"Cantik-cantik! Sok baik lo kak." Leon memasang wajah sinisnya itu untuk Delon.

Mereka berempat hanya terkekeh melihat ke akraban Delon dan Leon selama di perjalanan. Pilihan Amel sangat tepat, kakak beradik itu yang akan membuat liburannya sekarang ini lebih lengkap dan selalu berwarna.

Why Always You? [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang