Akhirnya, hari ini gue bangun sendiri. Tanpa dibangunin. Yuhuuu.
Amel segera masuk ke dalam kamar mandi. Hari ini Amel tidak terburu-buru karena Amel bangun lebih awal.
Setelah semua siap, Amel masuk ke dalam kamar Andin.
"Ibu gimana? udah mendingan Bu?" Dilihatnya muka Andin yang semakin pucat dibanding kemarin.
"Ibu gak apa-apa sayang. Ibu cuma kecapean aja kok. Kamu cepet sana berangkat ke sekolah!" Lalu Amel segera berangkat setelah Amel memeluk dan mencium punggung tangan ibunya, Andin.
Ardi mana sih? lama banget gak kayak biasanya.
Setelah sekian lama menunggu, Amel memutuskan untuk jalan ke depan kompleknya dan naik ke dalam angkutan umum yang sudah siap menunggu penumpangnya untuk naik.
Sesampainya di gerbang Amel melihat Ardi lewat dengan motornya dan sedang memboncengi seorang perempuan. Dan ternyata yang dalam boncengan Ardi adalah Fira.
Fira?Amel langsung berlari ke dalam kelas tanpa menghiraukan suara teman-teman yang dilewatinya. Amel menaruh tasnya di meja, lalu Amel pergi ke toilet untuk mengeluarkan semua air matanya yang sudah tertahan dari tadi.
Omongan semua cowok bullshit gak ada yang bisa dipercaya.
Amel berbicara dalam hati sambil terisak tangis. Lelaki yang baru saja menjadi kekasihnya telah menyakiti hati Amel.
Bel sudah berbunyi, tapi Amel masih tidak bisa menahan air matanya. Cindy tiba-tiba masuk. Amel langsung menghapus air matanya sendiri.
"Mel, lo kenapa?"
Amel langsung memeluk Cindy dan menceritakan segalanya pada sahabat dari SMP-nya itu. Panjang lebar Amel ceritakan kejadian tadi dengan suara isak tangisnya yang belum juga padam.
"Lo jangan salah paham dulu Mel. Siapa tau ada alesan yang bikin mereka harus bareng," Cindy menghapus air mata Amel yang se-dari tadi masih keluar. "Sekarang coba lo senyum, jangan tunjukin kesedihan lo ini di depan Fira. Lo harus berusaha kuat supaya Fira gak ngeledek lo."
Amel dan Cindy pun segera ke kelas, dilihatnya Bu Dewi sedang meng-absen murid 12-4. Bu Dewi mempersilahkan mereka masuk dan duduk di kursinya itu.
Saat Amel dan Cindy akan masuk, Fira memperhatikan Amel dari depan pintu kelas sampai Amel terduduk di kursinya. Fira tersenyum licik melihatnya, seperti sebuah kemenangan terpancar diwajah Fira.
Kemenangan merebut Ardi dari seorang Amel."Anak-anak jangan lupa ya minggu depan akan diadakan try out. Belajar dengan giat supaya kalian masuk ke Perguruan Tinggi Negeri."
Semua murid 12-4 memasang wajah datar setelah Bu Dewi mengingatkan dan mereka mau tidak mau harus meng- amin kan doa Bu Dewi.
---
Amel memutuskan pulang bersama Cindy yang kebetulan hari ini sedang membawa motor. Biasanya dia memesan ojek online untuk mengantarnya sampai rumah kalau kalau dia malas untuk membawa motornya.
Cindy membawa motor, dan salah satu cara untuk menghindar dari cowok berengsek itu yaitu menumpang motor Cindy. Tidak peduli seperti apa Ardi akan menunggu atau mungkin sampai memaksa Amel untuk ikut dengannya. Yang terpenting sekarang hanyalah menghindar dari Ardi, muak rasanya jika Amel melihat tampang cowok sok kegantengan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Always You? [Completed]
Fiksi RemajaDalam berhubungan pasti sangat ingin untuk dihargai oleh pasangannya. Cepat bosan adalah hal yang tidak diinginkan oleh pasangan. Seiring berjalannya waktu karma pun pasti datang kepada orang yang telah menyia-nyiakan seseorang. Lalu, bagaimana upa...