8. Orang Asing

757 40 0
                                    

"Fiuuuuuhhh,"

Saat sudah di dalam kamar inap Andin, Bobby membaringkan tubuhnya di sofa dan flashback membayangkan tentang Yumi.

Bobby tersadar saat Andin sudah bangun dari tidurnya.

"Bu, Amel ke mana? Dia gak jagain ibu?"

"Ada kok tadi gak lama kamu dateng dia keluar mau main basket katanya."

---

Amel bermain basket sendiri di lapangan basket depan rumahnya. Saat sedang asik men- drible bola tiba-tiba Ardi muncul di ujung lapangan.

"Mel, kamu ga bales chat aku lagi?"

"Lo gak liat gue lagi apa?" jawab Amel sambil masih men- drible dan memasukkannya ke ring.

Ardi merebut bola basket yang ada di tangan Amel.

"Apaan sih!" Amel berusaha merebut kembali.

"Perasaan kamu ke aku sekarang gimana?"

"Pertanyaan lo masih ga beda jauh sama yang lo tanyain kemaren! Basi deh." Amel berhenti merebut.

"Yaudah sekarang kamu maunya apa? Kamu masih sayang sama aku?" tanya Ardi lagi sambil memasukkannya ke dalam ring dan menghampiri Amel.

"Jalanin aja dulu sih."

"Ya bukan gitu maksudnya,"

"Ah, yaudah deh kamu hati-hati disini! Aku pulang!" kecewa dengan jawaban Amel yang dingin akhirnya Ardi menyerah dan memutuskan untuk pulang ke rumahnya.

Amel melanjutkan permainan basketnya sendiri lagi. Karna tadi Amel kesal dengan pertanyaan Ardi, Amel bermain basket dengan sangat emosi.

Gue pengen putus. Gue bosen sama Ardi yang gini-gini aja. Gak ada sama sekali yang masuk dari kriteria gue ternyata. Batin Amel kesal, sangat kesal.

Amel mengoper bola basket di tangan kirinya ke tangan kanan sambil men- drible. Amel melempar ke ring basket tidak masuk. Perasaan Amel sangat kesal, emosi, campur aduk.

Seseorang mengambil bola basket. Amel mengira Ardi kembali lagi, ternyata bukan. Lelaki yang tidak dikenal oleh Amel pun menghampiri Amel yang berdiri di tengah lapangan dengan bingung siapa lelaki itu.

"Dalam permainan itu gak harus pakai emosi," sambil memberikan bola basket yang ditangkapnya tadi pada Amel.

"Lo siapa? Gak usah ikut campur!" diambilnya bola basket dari tangan lelaki itu.

"Delon," katanya sambil mengulurkan tangan untuk menjabat tangan Amel, memperkenalkan dirinya.

"Amel," Amel balas menjabat tangannya.

"Wajar gue ikut campur. Gue gak bisa ngeliat cewek yang marah kayak gitu."

"Bukan urusan lo, sorry. Gue duluan." Amel pergi meninggalkan Delon sambil men- drible bola basketnya.

Why Always You? [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang