9. Egois

756 37 0
                                    

Bobby dan Amel membawa Andin ke taman yang letaknya di belakang rumah sakit.

"Ibu mau dimana?"

"Sebelah sana aja yang agak sepi." tunjuk Andin ke tempat yang dekat dengan bunga-bunga.

Keadaan taman pagi ini sangat ramai. Karna hari ini hari minggu banyak kerabat yang datang untuk menjenguk teman atau mungkin anggota keluarganya sendiri.

"Oh iya minumnya ibu ketinggalan. Sebentar ya Amel ambil dulu ke kamar." Amel berlari kecil untuk menuju ke lantai 3 tempat di mana kamar inap ibunya. 

"Bi, Ada minum ibu?" tanya Amel setelah sampai di kamar inap Andin.

Kebetulan memang setiap pagi Bi Juju ke kamar inap. Sore sampai malam Bi Juju pulang untuk menjaga rumah majikannya.

"Ini non,"

"Oh iya non ini tadi di depan pintu ada yang ngasih bunga buat ibu"

Langkah Amel yang akan keluar langsung terhenti dan berbalik.

"Lah dari siapa Bi?" Amel memeriksa dan tidak ada surat ataupun tanda pemberinya.

"Yaudah Bi, diemin aja dulu. Siapa tau salah alamat."

Amel melangkah ke taman. Dilihatnya Bobby dan Andin sedang membicarakan Amel.

"Cieee ngomongin Amel. Baru ditinggal ke kamar sebentar udah pada kangen yaaa." senyum Amel meledek.

"Ih pengen banget dikangenin ya Mel? Gak ada yang pernah kangenin lo ya?" Bobby terkekeh.

"Apaan sih lo kak." cubit Amel pelan masih di sertai cubitan kasih sayangnya.

"Cieee... Haus kangen banget sih lo." ucap Bobby yang masih terus meledek.

Amel berusaha mencubit kakaknya yang menghindar. Alhasil mereka berlari-lari di sekitar Andin.

Ibu mereka hanya bisa tersenyum dan tertawa melihat tingkah laku anak-anaknya yang masih seperti anak kecil. Setidaknya, dia terhibur dengan melihat sikap anak-anaknya yang selalu berbahagia seperti itu.

---

"Bu, kak, bi, Amel pergi dulu ya sama temen-temen,"

"Mau kemana lo Mel?"

"Ke mall tempat biasa,"

"Gue ikut Mel,"

"Ya udah cepet gak pake lama. Ngintil mulu lagian,"

"Bu, ibu sama Bi Juju dulu ya di sini."

Andin mengangguk dan tersenyum, dia mengerti anak-anaknya juga butuh refreshing. Tidak harus terus menjaga dirinya di rumah sakit ini.

Bobby mengambil kunci mobil sport- nya dan menyusul Amel yang baru saja keluar dari kamar inap.

"Kadang saya suka bingung sama mereka. Tingkah mereka kalo disatuin masih seperti anak kecil." kata Andin ke Bi Juju sambil tersenyum mengingat tingkah Bobby dan Amel.

"Pada di mana deh Mel?" tanya Bobby yang sedari tadi celingak-celinguk mencari sahabat-sahabatnya Amel.

"Tuh mereka baru dateng," kata Amel melihat sahabat-sahabatnya dari belakang yang sedang menghampiri Amel dan Bobby.

Bobby menghampiri mereka. Cindy mengira Bobby akan menghampiri dan berjalan di sampingnya. Tapi Bobby malah melewati Cindy dan memilih berjalan di samping Yumi.

"Hai Yum,"

"Hai kak," Yumi membalas sapaan Bobby. Saat mereka bersama seperti itu, mereka tidak pernah kehabisan pembicaraannya.

Cindy yang mendengarnya dari depan segera menjauh ke Amel yang berjalan sendiri di paling depan.

"Kita kemana nih Cin sekarang?"

"Terserah."

"Guys kita makan siang ya!"

Ajeng dan yang lainnya hanya mengikuti Amel dan Cindy yang berada di paling depan.

Saat sudah memesan makanan Amel meledek Bobby yang memilih duduk di samping Yumi.

"Makin nempel aja lo kak."

"Haruslahhhh." jawab Bobby dengan sangat yakinnya.

"Gue ke toilet." izin Cindy sambil bergegas menuju toilet.

Amel menyusul Cindy ke toilet.

"Lo kenapa sih dari tadi ngehindar. Lo bener cemburu kan?"

"Bukan urusan lo Mel!"

"Jelas ini urusan gue!"

"IYA GUE CEMBURU! GUE UDAH LAMA SUKA SAMA KAKAK LO, TAPI GUE BISA APA NGELIAT KAKAK LO DEKET SAMA YUMI!" bentak Cindy tiba-tiba.

"Gila lo Cin, baru kali ini gue ngeliat lo yang ternyata egois dan gak nyangka lo bisa sekasar ini sama gue."

"Egois? Yumi yang egois!"

"Yumi gak tau apa-apa Cin!"

"Ya harusnya dia gak tebar pesona gitu ke kakak lo!"

"Kakak gue yang suka Yumi Cin, bukan Yumi-nya. Kakak gue yang ngejar Yumi! Emang lo bisa ngelarang orang yang udah jatuh cinta?!"

"Terus aja lo bela Yumi. Lo sahabat gue dari SMP Mel!"

"Wajar gue bela Yumi. Dia gak salah! Yumi masih polos, dia gak tau apa-apa, dia gak tau tentang cinta. Dan lo? Lo egois Cin, lo gak pernah bilang juga kan kalo lo suka kakak gue? Dan tiba-tiba lu kayak gini. Cuma karna cinta lo mau ngehindar dari sahabat-sahabat lo?!"

"Gue gak bisa liat mereka gitu Mel!" Cindy yang dari tadi emosi dan menahan air mata akhirnya air matanya meluap jatuh ke pipinya.

"Lo tau kan cinta gak bisa di paksain? Kalo emang kakak gue suka sama Yumi, gue pun gak bisa ngehalangin kakak gue buat ngejauh dari Yumi!" kata Amel memeluk dan menenangkan Cindy yang sekarang menangis di pelukan sahabatnya.

Amel dan Cindy sudah bergabung dengan sahabat dan Bobby lagi. Air matanya sudah berhenti, namun matanya sedikit membengkak akibat tangisnya.

"Loh Yum kok lo pindah kursi?" tanya Amel bingung melihat Yumi dan Bobby yang dihalangi jarak satu kursi.

Jangan-jangan tadi Yumi denger gue sama Cindy di toilet.

"Gak apa-apa. Lo aja sini,"

"Nggak, udah gue di sini aja lo di situ!"

Yumi hanya menggeleng kepalanya. Dia enggan menerima suruhan Amel. Amel melihat ke arah Bobby yang kebingungan.

"Gak tau." bisik Bobby pelan ke arah Amel sambil mengangkat kedua bahunya.

Selama di dalam mall pun suasana menjadi hening. Mengobrol masing-masing. Yumi semakin menghindar dari Bobby dan memilih berjalan bersama Amel.

Why Always You? [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang