"Hai ayaaah, hai kak Boooob." sapa Amel seraya melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah.
"Hai anak ayah. Bahagianya anak ayah yang satu ini. Gak kayak yang itu tuuh galau terus." balas sapaan Januar dan meledek Bobby yang sedang berbaring di atas sofa, mengotak-atik handphone dengan wajah yang murung.
"Yaaa paling dia susah di atur yah, jadi wajar Yumi marah." jawab Amel.
"Sok tau lo bocah. Liat aja kalo lo berantem sama Sena, gue bakal jadi orang yang paling depan ketawain lo." ketus Bobby yang akhirnya membalas kalimat Januar dan Amel yang sedang meledeknya.
Akhirnya Bobby pindah ke dalam kamarnya dari pada harus mendengarkan celoteh kedua orang itu. Panas sekali rasanya telinganya itu.
"Huuuuu pundungan bocah." teriak Amel yang masih terus meledek Bobby tanpa henti.
Posisi Bobby sekarang di gantikan oleh Amel. Dia yang sekarang berbaring di atas sofa empuk itu dan mengotak-atik handphone-nya sendiri.
Tanpa di sengaja Amel memencet icon galery di handphone itu. Gambar yang muncul pertama ialah pada saat dia berada di Bali bersama teman, keluarga dan tentu Delon juga. Di gambar itu terdapat Amel dan Delon yang sedang bahagia-bahagianya hari pertama berlibur. Tapi kemudian berakhir dengan yang menyakitkan.
Kenapa hati gue belum juga pindah ke Sena siiih? Kenapa harus Delon terus?
---
Jarang sekali sore-sore seperti ini Sena sudah berada di kamarnya, hanya dengan lampu penerangan di meja belajarnya dan laptopnya yang menampilkan foto dirinya berdua bersama Amel.
Setiap hari dia selalu seperti ini. Pagi, siang, sore atau bisa jadi saat larut malam. Semenjak Amel sudah berjarak dengannya. Kini dia merasa sendiri. Sahabatnya pun sekarang sudah menghabiskan hari-harinya dengan wanita yang juga di cintai Delon.
Walaupun dia berusaha tegar, tapi dirinya masih merasa bahwa Amel lah yang hanya ada di hatinya.
Sebenarnya juga Delon sudah lama tidak mencintai Fira, mungkin saat di Bali dia hanya merasa rindu dengan hadirnya Fira yang sudah lama tidak nampak di hadapannya.
Delon sudah mulai belajar membuat puisi tentang Amel. Jari jemarinya selalu memegang pulpen untuk menulis bait-bait puisi, walaupun masih belajar untuk membuatnya.
Kini, diriku...
Hanya menunggu...
Di dalam ruang rindu...
Dalam keadaan sendu...
Mengingat sosok dirimu...
Dengan seseorang yang baru...~Delon Aditya~
---
"Non, ada temen-temen non yang dateng. Sudah ada di ruang tamu." ucap Bi Juju tiba-tiba yang menghampiri Amel.
Amel segera bangkit dari sofa dan melangkahkan kakinya untuk menuju ruang tamu. Entah siapa temannya yang datang hari ini tanpa memberi tahunya.
"Happy birthday to you, Happy birthday to you, Happy birthday, Happy birthday, Happy birthday to you." (cie bacanya sambil nyanyi)
Ya, tepat di hari ini Amel berulang tahun yang ke 18 tahun. Sahabat-sahabat masa SMA nya datang dengan memberi kejutan untuk Amel. Padahal Amel sendiri pun lupa jika hari ini adalah hari ulang tahunnya.
Cindy memegang kue tart di tangannya dengan lilin yang menyala di atas kue itu, Yumi membawa kado untuk Amel dari mereka, Ajeng merekam video kejutan ulang tahun Amel dengan handphone Yumi, dan Mela meniup terompet serta menyemprotkan krim ulang tahun ke tubuh Amel.
"Ya ampun, kalian inget ulang tahun gue. Gue sendiri aja lupa. Makasih semuanya. Kalian emang yang terbaik." Amel memeluk satu-persatu sahabatnya yang datang.
Bobby yang tadinya berpura-pura marah pada Amel itu pun keluar dari kamarnya membawa bunga dan kado untuk Amel. Begitu pun dengan Januar dan Bi Juju yang ikut merayakannya.
Mereka bercengkrama melepas rindu di ruang tamu itu, sulit sekali berkumpul lengkap dengan sahabatnya karna mereka memiliki kesibukannya masing-masing.
Seseorang membuka pagar tinggi rumah Amel, terdengar suara mobil yang segera masuk ke dalam garasi rumahnya.
Mereka semua keluar untuk melihat siapa yang datang bertamu ke rumah Amel.
Dan ternyata keluarlah Sena dari dalam mobilnya dan segera membuka pintu paling belakang.
Sangat mengejutkan bagi Amel, di dalam mobilnya paling belakang itu sudah di hiasi dengan hiasan dekorasi ulang tahun yang mungkin Sena sendiri yang menghiasnya.
Telah ada kado besar yang di bungkus kertas kado dan Kue tart di tengahnya.
Satu lagi yang datang ke rumah Amel. Motor ninjanya terdengar dari depan rumah Amel sebelum motor itu masuk ke dalam garasi rumah itu. Amel mengetahui itu suara motor siapa. Benar saja, motor itu di kendarai oleh Delon, di belakangnya terdapat Yumi yang sedang kesusahan membawa boneka beruang putih yang sangat besar dan banyak balon di tangannya.
Semua berkumpul untuk merayakan ulang tahun Amel. Apalagi Sena dan Delon juga bisa mengetahui hari ulang tahun Amel.
"Mel, boneka ini buat lo. Terima ya! Gue tadi mendadak beli ini karna liat story di instagramnya Yumi."
"Makasih banyak ya Lon, gue suka bonekanya." Amel memberikan senyuman manisnya untuk Delon dan Delon membalas juga dengan senyuman yang tidak kalah manisnya.
"Mel, sini! Buka nih kadonya." teriak Sena di dekat mobilnya itu.
Amel menaruh boneka itu di atas mobil Sena dan menghampiri Sena yang tadi memanggilnya.
Sena mengambil kado yang berada di dalam mobilnya dan memberikannya kepada Amel agar dia segera membuka untuk mengetahui isi kadonya.
Terbukalah. Kado itu berisi boneka yang mirip dengan boneka yang di berikan oleh Delon. Hanya berbeda warna dan kadonya yang di bungkus rapih di dalam kotak besar.
"Suka juga kan?" tanya Sena.
Aneh, kenapa kedua lelaki yang hadir di dalam hidup Amel bisa memberikan hadiah yang sama bahkan mirip untuk Amel.
Amel mengangguk dan tersenyum menjawab pertanyaan Sena sang kekasihnya saat ini.
Mereka semua di persilahkan masuk ke dalam rumah Amel, dan sekarang sudah tersedia nasi tumpeng yang tinggi buatan Bi Juju sendiri.
Hari ulang tahun pertama tanpa adanya seorang ibu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Why Always You? [Completed]
Teen FictionDalam berhubungan pasti sangat ingin untuk dihargai oleh pasangannya. Cepat bosan adalah hal yang tidak diinginkan oleh pasangan. Seiring berjalannya waktu karma pun pasti datang kepada orang yang telah menyia-nyiakan seseorang. Lalu, bagaimana upa...