49. Membuka Hati

449 21 0
                                    

Setiap harinya sebelum Januar dan yang lainnya pulang ke Jakarta, Amel selalu di temani oleh Sena. Sena yang selalu ada untuknya dan Sena lah yang selalu menghibur Amel.

Amel pulang ke Jakarta lebih awal dari yang lain, bukan karna ada kerja kelompok. Lebih tepatnya dia ingin menghindari dan berjaga jarak dengan Delon.

Pada suatu hari dimana mereka menunggu Januar dan yang lainnya kembali ke Jakarta, Sena menyempatkan untuk mengajak Amel bermain basket di lapangan tempat biasanya.

Awalnya dia berencana untuk mengungkapkan perasaan yang ke dua kalinya kepada Amel. Tapi rencana itu harus di pendam sebentar saja karna mereka harus buru-buru untuk menjemput Januar dan yang lainnya di bandara.

Sena ikut ke rumah Amel untuk mengambil kunci mobil Januar. Amel memberikan kunci mobil itu ke Sena yang dia juga bisa menyetir mobil. Mereka berdua menuju ke bandara.

Sesampainya di bandara, mereka berdua memarkirkan mobilnya di tempat parkir mobil yang tidak jauh dari pintu keluar. Mereka berdua turun dari mobil dan menunggu di pintu keluar itu.

Tidak lama setelah itu, di saat sedang menunggu, Sena tiba-tiba menyentuh kedua tangan Amel. Tubuh mereka sekarang sudah berhadapan dan Sena segera mengungkapkan isi hatinya yang sempat tertunda tadi.

"Hai Mel, Ini sebuah ungkapan perasaan. Perasaan yang pernah terungkapkan, di saat hadirnya dirimu di hidupku. Untuk yang kedua kalinya aku ingin mengatakan 'aku masih mencintaimu dan masih tetap ingin menjadi pujaan hatimu.'"

Ya, di saat itu pun Amel terkejut mendengarnya. Melirik ke sekelilingnya yang menontoni mereka berdua.

Yang menonton mereka juga berteriak agar Amel mau menerimanya.

Mungkin ini saatnya gue buka hati buat dia.

Amel yang tadinya hanya diam sejenak, akhirnya mengeluarkan kalimat untuk menjawab apa yang telah di ungkapkan.

"Lo yang selalu ada buat gue, nemenin gue. Lo yang hibur gue kalo lagi sedih. Lo yang setia nungguin gue. Gue juga cinta sama lo Sen." jawab Amel yang juga mengejutkan Sena.

Ternyata usaha Sena yang tidak sia-sia, akhirnya mendapatkan jawaban yang telah di harapkan oleh dirinya.

Sena meloncat kegirangan tanpa memikirkan orang-orang yang sedang bertepuk tangan mendengar jawaban Amel.

Semua orang yang berada di tempat itu berhenti bertepuk tangan, kecuali satu orang. Orang itu maju mendekati Amel dan Sena. Ya, itu Januar yang mengucapkan "selamat" untuk mereka berdua.

Amel yang sadar akan ke hadiran ayahnya pun langsung memeluknya.

Delon yang juga berada di tempat itu pun mengucapkan kata "selamat" untuk Sena, orang yang sudah dia anggap sebagai keluarganya. Tapi karna canggung, Delon menghiraukan ke hadiran Amel di situ dan begitu pun dengan Amel.

Untuk merayakan hari bersejarahnya bagi Sena dan Amel, Januar mengajak makan siang bersama-bersama di tempat favorite- nya Amel.

Setiap berjalan maupun duduk, Sena terus merangkul Amel tanpa melepaskannya. Sesekali Amel melirik ke arah Delon yang tertangkap basah sedang memperhatikan mereka berdua.

"Akhirnya kalian jadian juga ya. Ya ampun." ledek Yumi.

"Om tau gak sih? Bang Sena tuh sempet nembak Amel waktu itu pake surat gitu. Tapi di tolak..." timbrung Leon yang ikut meledek mereka berdua.

"Harusnya kalian berdua nih yang traktir." lanjut Bobby juga yang ikut meledek.

Amel dan Sena hanya tersipu malu mendengar teman-temannya dan Januar itu meledek. Delon, hanya memperhatikan mereka berdua tanpa adanya kata yang terucap.

Hujan badai
Petir pun menggelegar
Hati meringis kesakitan
Air mata yang masih bisa tertahan
Muncul kecemburuan dalam benak
Melihat kau dengan yang baru
Hari ini aku tersadar
Apa benar jika aku mencintaimu?

~Delon Aditya~

Mereka semua segera menghabiskan makan siangnya dan kembali ke rumah masing-masing.

Sebelum itu, mereka mengucapkan sangat banyak terimakasih atas liburan ini kepada Januar ayah dari Amel dan Bobby. Dan tidak lupa mereka juga berterimakasih kepada Amel dan Bobby.

Delon jalan menghampiri Amel, dan Amel memberi senyuman terlebih dahulu untuk Delon.

"Makasih ya Mel atas semuanya. Gue harap itu bukan senyum terakhir lo buat gue." ucap Delon dengan nada yang pelan dan membalas senyuman dari Amel.

"Gue masih tetep sahabat lo kan?" tanya Delon yang masih saja membuat Amel terkejut dengan kata "sahabat".

Tapi Amel tetap mengangguk, mau tidak mau. Karna posisinya sekarang sudah menjadi pacar dengan Sena. Walaupun anggukan itu masih terlihat ragu-ragu untuk meng-iya kan.

Iya, gue sekarang jadi sahabat lo, Lon. Gak mungkin lebih lagi. Sorry, gue gak tepatin janji buat terus jadi Secret Admirer lo. Ini juga salah lo. Kenapa lo biarin gue sama Sena?

Why Always You? [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang