Cindy berjalan di lorong rumah sakit menuju ke toilet.
Saat membuka pintu toilet dia menemukan Yumi yang sedang menangis di hadapan cermin besar depan wastafel.
"Yum... L-lo k-kok," ucap Cindy terbata-bata.
"Iya gue di sini buat liat kak Bobby. Tapi Amel ga ngizinin gue buat nengok kak Bobby. Kenapa? kaget? puas lo ngambil semuanya dari gue?"
"Kok lo nyalahin gue Yum?"
"Gue yang ditunggu kak Bobby di restoran tadi! Dan ternyata dia lagi sama lo. Mungkin dia mau nunjukkin ke gue kalo..." ucap Yumi tidak melanjutkan.
"Kalo gue apa? Gue jadian sama dia? Gue aja gak suka sama dia,"
"Serius tuh? Gak mungkin lo gak suka sama kak Bobby. Gue denger semuanya waktu lo sama Amel, yang lo nangis di kamar mandi itu. Lo masih mau nyembunyiin perasaan lo dari gue?"
Cindy tidak tahu jika Yumi tahu semuanya. Sudah terlanjur basah jika dia harus berbohong kembali.
"IYA GUE SUKA SAMA KAK BOBBY! gue gak suka ngeliat lo berdua sama dia! Gue yang duluan suka sama dia! Lo yang ngerebut semuanya dari gue! Mau lo apa?!" Cindy mengeluarkan semuanya, kejujuran yang telah dipendam Cindy selama ini akhirnya keluar.
"Asal lo tau! Gue juga sayang sama kak Bobby Cin! Tapi gue rela demi lo! Gue berusaha jaga jarak sama dia! Gue dateng ke tempat itu juga buat ngejelasin semuanya ke Kak Bobby! Tapi gue malah ngeliat lo dan untungnya dia ninggalin lo Kak Bobby milih ngejar gue sampe rumah. Di situ gue usir dia, gue nolak dia. Demi lo Cin! Lo egois Cin, lo ngelakuin segala cara supaya dapetin Kak Bobby, lo jauhin gue demi dia! Lo berusaha sok baik, seakan-akan bukan lo yang bikin dia kayak gini, padahal lo awal mulanya yang sebab-in kayak gini. Lo jahat Cin, JAHAT!"
Cindy hanya bisa diam dengan apa yang diucapkan Yumi.
Yumi berbalik berlari keluar ke arah pintu, dia berusaha untuk keluar agar emosinya tidak keluar lagi di tempat itu Di dapatinya Amel yang diam membeku di balik\ pintu toilet dan mendengar semua ucapan yang dikeluarkan oleh sahabatnya itu.
"Amel..."
"Sorry Mel gue harus keluar. Gue harap lo gak denger semuanya ya Mel," ucap Yumi melanjutkan sambil berlari meninggalkan Amel dan Cindy yang masih diam di tempat itu.
"Yum, gue denger. Sorry Yum gue salah paham ke lo," Amel meminta maaf pada Yumi yang telah berlalu meninggalkannya, dia telah mem-fitnah dan melarangnya untuk menjenguk Bobby.
Yumi segera menghentikan langkahnya dan membalikkan tubuhnya.
"Lo denger semua Mel?"
"Gue minta maaf Yum, Mel," Cindy muncul dari balik pintu kamar mandi.
"Gue minta maaf gue udah egois. Gue minta maaf gue udah ngejauhin lo. Gue minta maaf atas semuanya. gue sadar, cinta seseorang gak bisa dipaksain. Sekarang lo boleh kejar cinta lo dengan bebas Yum, gue gak bakal ngeganggu hubungan lo lagi, gue support lo sama kak Bobby. Gue bener-bener minta maaf. Gue udah bikin semuanya jadi serumit ini. Gue udah salah banget. Tolong bales cinta kak Bobby Yum. Tolong maafin gue. Kalian mau kan maafin gue? atau emang gue gak patut untuk dimaapin?" lanjutnya dengan air mata yang jatuh di pipinya. Kakinya lemas sudah tidak bisa menopang tubuhnya, posisinya sekarang terduduk di lantai.
Cindy sadar atas kesalahan yang telah dia perbuat. Yang telah egois, menjadikan dirinya jauh dengan sahabat-sahabatnya.
Mereka berdua mengangguk tanda memaafkan apa yang Cindy perbuat. Cindy tidak menyangka mereka memaafkan kesalahan Cindy yang sangat fatal baginya. Mereka berdua pun mengulurkan tangan tanda agar bersama-sama lagi ke Cindy yang memang jarak mereka sekarang cukup jauh.
Cindy berlari ke arah mereka dan membalas uluran tangan mereka.
"Makasih. Kalian emang sahabat gue. Maaf..."
"Sttt.. Udah jangan nangis lagi Cin!"
Mereka berjalan melewati ruangan dokter yang antri di banjiri banyak pasien. Mereka menuju UGD.
"Kakak, lo udah sadar?!" Amel tiba di bilik tempat di mana Bobby berbaring.
Amel memeluk kakaknya dengan perasaan takut kehilangan.
Di balik itu muncul dua sahabat Amel di hadapannya, salah satunya orang yang benar-benar dicintai Bobby. Mereka berdua menghampiri Bobby. Cindy meraih tangan Bobby.
Dada Bobby sangat berdegup dan melirik Yumi yang sedang memperhatikan, takut Yumi akan cemburu.
Ternyata Cindy meraih tangan Yumi. Disatukannya tangan mereka. Artinya Cindy ingin Yumi dan Bobby bersatu. "Langsung tembak sekarang aja kak!" ucap Cindy tersenyum setelah menyatukan tangan mereka.
Bobby tersenyum kecil dengan apa yang telah diperbuat Cindy.
Amel dan Cindy segera keluar dari bilik itu dan menutup tirainya. Memberi waktu agar mereka hanya berdua saja dan mengungkapkan perasaannya masing-masing.
"Yumi, lo kenapa tadi? Gue bener-bener takut lo jauhin gue. Gue sayang sama lo Yum,"
Yumi menggelengkan kepalanya dan tersenyum. Tangan kirinya masih berada digenggaman Bobby, sedangkan tangan kanannya sekarang meraih kepala Bobby dan mengusapnya secara perlahan nan lembut.
"Kok geleng-geleng kepala Yum?" tanya Bobby bingung.
"Gue sekarang gak bisa nolak lo kak. Gue juga sayang sama lo. Gue khawatir takut lo kenapa-kenapa. Maaf gara-gara gue...."
Yumi belum selesai menyelesaikan kata-katanya, mulutnya ditutup dengan jari telunjuk Bobby.
"Stttt,... Sekarang kita jadian kan?"
Yumi senyum dan mengangguk.
"Yeeeeeee" teriak Bobby memecahkan suara di dalam ruang UGD.
Amel dan Cindy membuka tirai bilik Bobby karna terkejut dengan teriakan Bobby di dalam bilik tirainya.
"Kak lo gak kenapa-kenapa?"
"Gue jadian Mel!!!" dengan semangat Bobby memberitahu Amel.
Melihat semua itu Amel, Yumi dan Cindy hanya terkekeh kecil mendengar kegirangan yang di perbuat oleh Bobby.
"Inget ini rumah sakit kak! Hahaha."
Mereka berempat tertawa bahagia melihat pasangan yang sama-sama memendam rasa akhirnya akan bersama selalu.
Memang melupakan gak semudah membalikkan telapak tangan. Perasaan gue emang belum hilang, tapi gue bahagia dan sangat bahagia ngeliat sahabat gue ketawa bahagia. Perlakuan gue akhir-akhir ini emang salah dan gue mengakuinya. Emang gue sahabat yang jahat buat mereka. Tuhan, bantu aku untuk merubah diriku sendiri. Batin Cindy sambil ikut tertawa bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Always You? [Completed]
Подростковая литератураDalam berhubungan pasti sangat ingin untuk dihargai oleh pasangannya. Cepat bosan adalah hal yang tidak diinginkan oleh pasangan. Seiring berjalannya waktu karma pun pasti datang kepada orang yang telah menyia-nyiakan seseorang. Lalu, bagaimana upa...