44. Mantan Terindah

446 20 0
                                    

Wajah Fira yang tadinya tersenyum itu berubah menjadi datar saat melihat wanita sang musuh bebuyutannya di SMA. Seperti wajah yang sudah memanas, bukan karna matahari, tapi karna ke beradaan wanita itu bersama mantan terindahnya.

"Sorry gue ganggu kalian berdua di sini. Gue seneng udah ketemu lo Lon. Gue balik duluan." Fira segera berlari meninggalkan mereka berdua.

"Fira!" Delon memanggil Fira yang berlari belum terlalu jauh dari mereka.

Fira berhenti di tempat saat Delon memangilnya. Begitu pun Delon menghampiri Fira yang masih berdiam di tempat dan meninggalkan Amel yang sedari tadi hanya memperhatikan mereka berdua.

"Fir, dia cuma sahabat aku doang, gak lebih." jelas Delon.

Amel yang tadi hanya memperhatikan pun akhirnya menghampiri mereka.

"Iya Fir, gue cuman sahabat dia doang kok." Amel pun berusaha membuat Fira percaya akan apa yang di katakan Delon 'hanya sahabat'.

Delon menggenggam lengan Fira, dia memohon agar Fira percaya apa yang di katakannya.

"Lo udah kenal dia kan Mel? Dia mantan gue yang terindah. Gue udah nyari dia kemana-mana, akhirnya kita ketemu di sini." Delon memperkenalkan Fira yang sangat berharga di hidupnya.

"Iya yaudah Lon, gue balik ke villa duluan ya." Amel segera meninggalkan mereka berdua tanpa menunggu jawaban Delon.

Saat Amel menengok lagi ke belakang, masih terlihat Delon yang tidak melepaskan genggaman tangan untuk Fira dan terus menatapnya dengan senyuman. Mungkin Fira telah mempercayai jika memang Amel hanya sosok sahabat untuk Delon saja.

Amel menelusuri tangga lagi untuk menuju keluar dengan sedikit berlari agar cepat menjauh dari pantai itu. Air matanya mulai menetes sedikit demi sedikit hingga akhirnya semuanya keluar.

Dia melangkahkan kakinya di tepi jalan dengan air mata yang terus bercucuran dan pikirannya yang entah dia sangat ingat dengan kata yang di keluarkan Delon tadi.

Kenapa gue harus nangis, bener kok gue cuma sahabat dia dan itu gak lebih. Lo cuma sahabat Mel, inget 'Sahabat'!

Di perjalanannya itu seseorang telah memanggil dirinya dari jauh entah siapa, tapi suaranya yang sangat tidak asing untuk Amel dan jaket khas kesayangannya yang selalu dia pakai itu. Ya, itu Sena. Aneh dia bisa bertemu dengannya walau jaraknya dengan rumah sangatlah jauh.

---

"Gue seneng deh lo masih inget tempat ini." ucap Fira kepada Delon yang sedang berjalan di sebelahnya di tepi pantai yang kenangannya masih sangat erat dengan mereka.

"Pastilah Fir. Kapan juga aku lupain kamu?"

"Sorry ya." ucap Fira yang tiba-tiba meminta maaf ke Delon.

Delon menengokkan kepalanya ke arah Fira dan mengangkat sebelah alisnya.

"Buat apa Fir?" tanya Delon heran.

"Gue tiba-tiba ilang dari lo." terangnya.

"Gak papa Fir. Yang penting dan jangan sampe aku yang ngilang dari kamu. Nanti kamu kucar-kacir lagi nyari aku."

Fira terkekeh mendengar jawaban Delon yang sangat ke pd-an.

"Kok ketawa?" tanya Delon.

"Lagian lo masih aja jadi orang yang ke pd-an." jawab Fira meledek.

"Yeeee," Delon menyipratkan air pantai ke tubuh Fira. Perlakuan Delon hampir sama terhadap Amel, bedanya dia tidak akan bersikap dingin ke pada Fira.

---

Sena berlari menghampiri Amel yang sedang menunggunya untuk dekat dengannya. Amel langsung memeluk Sena dengan erat meluapkan kesedihannya itu.

"Delon ketemu sama mantannya lagi Sen, dan mantannya itu musuh gue waktu SMA."

Amel menceritakan kejadian itu saat masih dalam pelukan Sena.

"Dan dia bilang gue cuma sebagai sahabatnya, gak lebih." lanjutnya.

Sena dengan pasrah di tambah senang dengan di peluknya oleh orang yang sangat dia cintai itu masih mendengarkan curahan Amel, membiarkan Amel menceritakan semuanya dulu sebelum Sena memberi saran. Sena pun sedang mengingat siapa nama mantan sahabatnya itu.

Setelah Amel selesai bercerita pun dia mulai menjawab apa yang tadi Amel ceritakan.

"Mantan Delon? Fira kan namanya ya?" tanya Sena untuk memastikan.

Amel mengangguk meng-iyakan.

"Iya itu mantan terindah dia yang tiba-tiba ilang ninggalin dia gitu aja. Dan Fira muncul ngabarin Delon lewat sms, disaat itu juga Fira mutusin Delon. Abis itu nomornya gak aktif lagi setelah berkali-kali Delon hubungin."

Amel yang mendengar penjelasan Sena itu pun langsung menangis lagi setelah sebelumnya dia meredakan tangisannya.

Sena mulai membalas pelukan Amel dan mengusap rambut Amel dengan tenang agar Amel juga mendapat ketenangan. Sesekali Sena menggombal agar Amel tersenyum, dan sesekali juga Amel tersenyum karna gombalan Sena.

Mereka berdua berjalan berdua di tepi jalan raya itu. Tangisan Amel sudah terhenti setelah meluapkan di pelukan Sena tadi. Baginya sudah tidak perlu memikirkan Delon lagi. Hanya membuang air matanya saja.

"Ko lo di sini sih Sen?" tanya Amel tiba-tiba.

"Iya gue ngeliat lo upload foto sama Delon di instagram, ada location- nya juga. Karna gue gabut di rumah gak ada temen mending gue ke sini nyusulin kalian. Gue nyari kalian sampe tidur di masjid kemarin. Emang jodoh ya, gue ketemu lo sekarang."

Amel menganga mendengar cerita Sena yang sampai-sampai tidur di masjid.

"Sumpah lo sampe tidur di masjid? Kenapa ga nginep di hotel sih?" tanya Amel lagi.

"Gue gak ada duit lagi Mel. Duitnya buat pulang-pergi naik pesawat. Maksain sih emang gue hahaha,"

Mereka terkekeh bersama. Benar-benar Sena lah yang sudah membuat Amel tidak menangis lagi.

Dari pada Sena harus tidur di dalam masjid lagi, lebih baik Amel mengajak Sena untuk menginap di villa yang dia tempati sekarang. Tidak ada pilihan lain memang.




Why Always You? [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang