45. Penghibur Hati

429 19 2
                                    

Mereka berdua telah sampai di dalam villa. Amel mempersilahkan Sena untuk masuk ke dalam kamar lelaki yang di isi oleh Bobby dan Delon.

Tapi Sena menolaknya karna besok dia harus sudah pulang lagi ke rumahnya. Lebih baik dia tidur di sofa ruang tv saja, dari pada merepotkan yang lain lagi. Baginya, sudah di beri tumpangan di villa ini saja sudah sangat beruntung sekali.

Tas ransel besar yang berisi baju di bawa oleh Sena di taruh di dalam kamar yang di tempati oleh Amel sendiri.

Amel mengajak Sena ke balkon kamarnya, duduk dengan santai memandang pemandangan pantai yang sangat indah.

"Lo udah baik-baik aja kan sekarang Mel?" tanya Sena memecahkan suasana.

"Baik ko, ngapain gue mikirin masalah itu lagi. Lagian gue udah ngerasa bersalah sama Fira, dulu gue rebut cowok yang dia suka. Masa sekarang gue harus rebut lagi? Kan gak mungkin." jelas Amel.

Sena memperhatikan wajah Amel, membaca dari mimik Amel yang sebenarnya.

Masih ada ke cemburuan di mata lo Mel.

Tidak lama setelah itu Delon pulang ke villa sendiri. Untungnya, tanpa di temani oleh Fira. Delon melihat ke dalam kamar Amel yang pintunya terbuka sangatlah lebar dan terlihat sepasang lelaki dan perempuan yang sedang duduk bersantai di atas balkon.

Itu bukan Bobby.

Delon masuk ke dalam kamar Amel. Dia belum mengetahui bahwa yang bersama Amel saat ini adalah sahabatnya.

Semakin dekat jarak Delon dengan Sena, Delon semakin mengenal juga sosok Sena yang belum di ketahuinya berada di sini.

Dia menepuk bahu Sena pelan.

Sena menengok ke belakang. "Eh bro," Sena menyapa Delon dengan singkat.

Amel tidak ingin melirik ke arah mereka, apalagi untuk menengok ke arah Delon.

"Kok lo di sini?" tanya Delon.

"Nyusul Amel." jawab Sena dengan singkat juga.

"Oh oke have fun disini bro." ucap Delon.

Sena masuk lagi ke dalam posisi duduknya yang tadi tanpa menjawab pertanyaan Delon. Entah Delon sadar atau tidak atas perubahan Sena saat setiap Delon bertanya.

---

Esok hari kemudian...

Pagi-pagi sekali Delon ke luar dari villa sendiri, tanpa mengabari siapa pun yang ada di situ.

Dengan pakaian seperti akan berolahraga, menggunakan headset di kedua telinganya, juga menggunakan sandal jepit. Mungkin dia akan berlari di sekitaran pantai saja.

Delon menghampiri seorang wanita yang sedang duduk menunggu Delon datang. Benar saja itu Fira. Ternyata mereka memang sudah berjanjian untuk jogging bersama, dan tidak lupa kemarin mereka sudah bertukar nomor telepon untuk menjalin hubungan yang baik lagi.

Amel sedang berada di balkon melihat orang-orang yang bermain di pantai dan melihat orang-orang yang jogging.

Matanya itu menemui Delon yang sedang menghampiri Fira yang sedang terduduk, Amel pun memperhatikan mereka berdua dari atas balkon sampai mereka berlari, bercanda riang di tepi pantai.

Luasnya samudra
Luasnya lautan
Dan luasnya bumi
Akan sulit tuk menemukan sedikitnya rasa
Rasa cintamu yang selalu ku cari
Kali ini...
Aku menyerah
Karna ku lelah

-Amelia Clara-

Sena yang baru terbangun dari tidurnya pun langsung mengetuk pintu kamar Amel untuk mengambil handuk yang berada di dalam tas ransel yang dia bawa.

Setelah Amel berteriak mempersilahkan masuk, Sena menuju tas ranselnya dan setelah itu dia melihat Amel yang sedang termenung di balkon.

Dia segera mengalungkan handuknya ke leher dan menghampiri Amel. Di lihatnya Amel yang sedikit menangis, air matanya mengalir di pipinya.

Sadar keberadaan Sena di sampingnya itu dia segera menghapus air matanya dan menengokkan kepalanya ke arah Sena, mengeluarkan senyumannya, walaupun senyuman itu palsu. Dia berusaha agar tetap terlihat tegar.

Sena yang sudah tau tadi Amel menangis pun berpura-pura memandang ke arah pantai, padahal dia sedang mencari-cari apa yang telah membuat Amel menangis.

Sena mengerti. Dia telah menemukan Delon sedang bercanda riang di tepi pantai bersama Fira. Tapi Sena berusaha untuk diam agar tangisannya tidak keluar lagi. Dia mengalihkan pandangan Amel untuk melihat ke arahnya.

"Makan yuk, gue laper." kata Sena.

Sena menarik tangan Amel keluar dari kamar dan menjauhkan pandangannya yang tadi.

"Makan ke mana? Mending lo mandi dulu sana!" suruh Amel.

"Gak usah, gue wangi ko. Udah pake parfum mulut juga tadi. Hahhh, wangi kan?" Sena menghembuskan nafas dari mulutnya ke wajah Amel.

Amel menutup hidungnya, setelah Sena menutup mulutnya lagi dia membuka tangan yang menutupi hidungnya itu.

"Wangi mint anjir. Bagi dong!" pinta Amel.

Sena mengambil parfumnya itu dari saku celananya, sengaja dia membawanya agar jika wanginya hilang dia semprotkan parfumnya lagi ke mulutnya.

Amel membuka mulutnya dan Sena menyemprotkan parfum itu ke dalam mulut Amel.

"Ihhh sukaaaakkkk rasanya juga!!!" teriak Amel riang.

---

Author:
Hai, gimana cerita "Why Always You? " ? Semoga masih suka dan terus ikutin yaa sampai akhir. Sekarang gue udah selipin sedikit puisi di beberapa bab. Masih belajar sih, semoga tambah baper yaaaa.

Btw, makasih buat yang masih ikutin cerita ini.

Why Always You? [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang