19. Enggan

517 27 3
                                    

Bobby dan Yumi tiba di restaurant itu untuk bertemu seseorang yang tidak tahu siapa yang akan di temuinya itu.

Mereka mencari tempat yang masih kosong dan duduk di tempat itu. Tiba-tiba ada seseorang yang menepuk bahu Bobby dari belakang.

"Ayah? jadi tadi yang sms?"

"Iya itu ayah, ayah pengen ngobrol sama kamu Bob."

Bobby berusaha bangkit dari duduknya dan segera meraih tangan Yumi untuk keluar dari tempat itu.

"Bobby, tolong jangan menghindar dulu. Ayah perlu ngomong sekali ini aja."

"Bob, mau kemana? Ini ayah kamu." Tidak tega dengan ekspresi Januar, Yumi menahan Bobby agar tidak pergi.

Bobby duduk kembali di tempatnya yang tadi.

"Ya oke, Kali ini saya ngalah demi dia." tunjuk Bobby kepada Yumi.

"Januar. Ayah Bobby dan Amel." Januar mengajak Yumi berkenalan.

"Yumi" di balasnya dengan senyum.

"Bob, aku pindah ke tempat kosong aja ya?"

Bobby menahan tangan Yumi dan menggeleng kecil supaya Yumi tidak meninggalkannya.

"Iya, kamu di sini aja nak Yumi. Gak masalah."

Yumi duduk kembali dalam posisi nyamannya.

"Bob, gimana kabar ibumu?" Januar bertanya lembut.

Om Januar nanyain istrinya. Emang dia gak pernah jenguk ya?

Pikir Yumi bertanya-tanya di dalam hatinya.

"Masih sakit."

"Kalo Amel gimana?"

"Sehat. Dirumah. Langsung ke intinya aja, saya buru-buru!" jawab Bobby dingin.

"Ayah ingin kembali lagi sama kalian."

Mata Bobby langsung terbelalak kaget mendengar ucapan ayahnya.

Jadi mereka udah cerai?

Yumi masih bertanya-tanya sendiri. Yumi sedari tadi memainkan handphone-nya, tapi telinganya mendengar ke arah mereka, fokus dengan apa yang mereka bicarakan.

"Ibu jatuh ke ayah lagi akan membuat ibu tambah sakit!"

"Nggak, gak gitu Bob. Tolong bantu ayah! Ayah udah berusaha datang ke ibu mu tapi selalu di tolak."

Suasana hening. Bobby masih enggan untung menjawab apa yang ayahnya ceritakan.

Sekitar 30 menit kemudian mereka berlalu dari restoran itu .

---

"Mel, udah hampir malem. Lo mau gue anter ke rs?"

Amel bangun dari tidurnya, di lihat jam sudah menunjukkan pukul 6 malam.

Amel menganggukkan kepalanya. Dan mereka berlalu keluar rumah Amel.

"Sorry,"

"Buat apa?"

"Udah ngerepotin lo Lon, gue takut lo ketemu Ardi nanti lo yang malah kenapa-kenapa."

Delon berhenti di dekat motornya dan membalikkan badannya berhadapan dengan Amel.

"Nggak Mel, lo tenang aja aja ya!" Delon menjawab dengan senyum manisnya yang membuat Amel kagum padanya.

Why Always You? [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang