54. Di Antara Kalian

448 20 0
                                    

Dengan percaya dirinya dan dengan keberaniannya itu Amel berjalan ke tempat yang di tunjukkan oleh penelepon tadi untuk menyelamatkan Delon, tanpa memastikan kepada Delon terlebih dahulu.

Amel tiba di tempat itu. Tempat itu sangat sepi, tidak ada satu orang pun yang terlihat oleh dirinya. Memang tempat itu sangat tersembunyi dan jauh dari jalan ramai sehingga membuat orang tidak berani untuk pergi kesana.

"Hai Mel!" sapa Ardi yang tiba-tiba muncul di hadapannya dengan jarak yang masih beberapa langkah lagi.

"Ardi?! Lo ngapain di tempat ini?! Dimana Delon?!" tanya Amel berteriak dengan perasaan takutnya.

"Delon? Jadi lo kesini karna Delon? Gampang ya narik lo kesini dengan tipuan nyebutin nama 'Delon' aja." jawab Ardi tersenyum licik sambil terus mendekat ke arah Amel.

Kini Amel merasa tertipu dan dengan gampangnya dia menghampiri ke tempat itu sendiri.

Amel membalikkan tubuhnya untuk berusaha melarikan diri dari tempat itu dan tentu saja untuk menghindar dari Ardi.

Saat dia membalikkan tubuhnya, sudah ada 2 orang preman yang menunggu, siap untuk mendekat juga ke arah Amel.

Dia sudah terjebak di antara 3 orang lelaki yang siap mendekat dan memangsa Amel. Pikirannya sudah buntu, dia tidak bisa melarikan diri dari mereka.

"Stop Ardi! Lo mau apa lagi?! Masih kurang lo mangsa banyak perempuan termasuk gue?! Inget! Yang gue kandung ini anak lo sendiri!" suara itu, suara Fira yang berteriak ke arah Ardi.

Ternyata Fira memang sudah memiliki firasat terhadap Ardi yang membuat jebakan untuk Amel. Fira mengikuti Ardi diam-diam dari belakang dengan perutnya yang sedang mengandung.

"Fira!" Amel terkejut dengan munculnya Fira diantaranya itu.

Jadi? Fira lagi ngandung anak Ardi?

Amel pun berlari ke belakang tubuh Fira, mencari tempat untuk berlindung.

"Jangan ikut campur urusan gue ya Fir! Mending lo minggir, dari pada anak yang di kandungan lo kenapa-kenapa!"

Fira masih melindungi Amel yang berada di belakang tubuhnya. Dia enggan menyingkirkan dirinya dan enggan memberikan Amel untuk mangsa Ardi selanjutnya.

"Lo gak denger gue ngomong apa?! Minggir!" Ardi menyingkirkan tubuh Fira hingga perempuan yang sedang mengandung itu pun terjatuh ke atas aspal jalan.

Amel menghampiri Fira yang terjatuh karna melindungi dirinya.

"Lo-tte-nang aja Mel. Se-sebentar lagi Delon da-tteng. Gue u-uddah hh-hubungin dia. Lo lawan aja kalo me-mereka apa-apain lo, ss-sampe Delon nyampe ke sini." ucap Fira pelan dan terbata-bata seperti itu, Fira pun pingsan akibat dia tidak kuat menahan benturan ke aspal tadi.

Amel memberi perlawan setiap Ardi mendekat ke Fira dan dirinya. Segala barang yang berada di sekitarnya pun dia lemparkan agar Ardi sulit untuk mendekat.

"Mau lo apa Ardi?!" teriak Amel.

"Gue mau lo! Supaya gue puas! Lo mau nyerahin diri lo, atau lo gak bakal selamat?!"

"Gak waras lo ya!!!" Amel lanjut melempar barang ke arah Ardi.

Tidak harus menunggu lama, Delon pun datang menghampiri ke tempat kejadian itu dan tidak lupa bersama Sena. Karna memang saat Fira menghubungi Delon, ada Sena di dekat Delon yang sedang bertengkar.

Dengan wajah yang babak belur, Delon menghampiri preman-preman dengan berani. Preman-preman itu pun terjatuh setelah mendapatkan serangan dari Delon dan Sena. Hingga pada saatnya Delon dan Sena melawan Ardi ( dua lawan satu ).

Ardi juga dengan gampangnya terjatuh begitu saja di dekat para preman bayaran itu.

Sampailah Delon dan Sena di tujuan yang dia tuju. Ya, menyelamatkan Amel. Sayang sangat di sayangkan, Delon yang datang itu malah lebih dulu menghampiri Fira yang pingsan. Dan Sena yang menolong Amel.

"Mel, lo gak kenapa-kenapa kan?" Sena menuntun Amel agar bangun dari duduknya di aspal.

Amel menggeleng-gelengkan kepalanya, tanda dia baik-baik saja.

"Fir! Bangun Fir! Sen, tolong lo telepon ambulan Sen! Gue mohon!"

Sena yang mendengar suruhan itu pun langsung segera menelepon ambulan untuk ke tempat kejadian itu dan mengangkut Fira yang sedang mengandung.

Amel memperhatikan Fira dan Delon yang sangat mengkhawatirkan masa lalunya itu. Memang itu wajar, tapi tetap saja dia cemburu.

Ardi berusaha bangkit dari posisinya yang tadinya terjatuh dan sulit untuk bangkit. Akhirnya Ardi pun bangkit dan segera menghadang Delon dari belakang. Sena yang sedang berdiri itu langsung meninju Ardi.

Sekarang Sena yang sedang melawan Ardi dengan sendirinya dan dengan tangan kosong, di bandingkan Ardi yang memegang senjata tembak.

Suara ambulan dan mobil polisi sudah terdengar semakin mendekat ke tempat itu. Ardi masih memegang senjata itu dan langsung menembakkan pelurunya ke tubuh Delon dari kejauhan, dan satu orang lagi yang di hadapannya yaitu Sena.

Kedua sahabat itu jatuh ke aspal bersamaan setelah Ardi menembakkan pelurunya. Ardi merasa senang dan sukses menembakkan peluru itu ke tubuh mereka dan segera melarikan diri. Tidak lupa Ardi menarik Amel untuk membawanya kabur.

"Lepasin!!!"

"Delon!!!! Sena!!!!" lanjut Amel berteriak, sambil lengannya yang masih di tarik oleh Ardi. Teriakan itu semakin kencang saat dirinya pun semakin jauh dengan mereka.

Tadinya air mata itu hanya keluar sedikit demi sedikit. Tapi setelah Amel melihat tembakan, peluru dan darah, air matanya langsung keluar sangat hebat.

Ternyata polisi sudah di hadapan mereka saat ini. Depan-belakang, kiri-kanan sudah di kepung oleh banyaknya polisi yang akan segera menangkap Ardi.

Amel menepis genggaman Ardi, dia melarikan diri lalu menuju ke arah Delon, Sena dan Fira. Mereka orang-orang yang berusaha menyelamatkan Amel, sekarang malah terbaring di atas aspal di lumuri banyak darah.

"Delon!!!! Sena!!!! Kalian pasti kuat! Gue yakin kalian kuat!"

"Suster cepet bawa mereka ke rumah sakit!!" lanjut Amel dengan tangis yang telah membasahi pipinya.

Suster keluar dari dalam ambulan dan segera membawa mereka ke rumah sakit. Ardi pun telah di bawa oleh para polisi, begitu juga dengan preman-preman yang telah Ardi bayar.

Why Always You? [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang