28. Rindu

469 24 5
                                    

Jam istirahat telah berbunyi setelah para mahasiswa dan mahasiswi menjalani aktivitasnya di dalam kelas.

Amel pun seperti biasa menuju taman lapangan basket. Kali ini dia membawa bola basketnya, dan bermain di lapangan.

Sena datang menghampiri Amel dan merebut bola basket yang sedang di mainkan oleh Amel.

"Lo bisa basket juga Sen?"

"Bisa. Gue SMP sempet ikut ekskul basket sih."

"Lama juga Sen. SMA gak lo lanjutin?"

"Nggak, gue males sama pergaulan tim basket di SMA."

"Iya sih bener. Kadang kita harus liat pergaulannya juga ya."

Mereka masih terus bertanding 1 lawan 1.

"Udah ah gue capek." Sena berhenti men-drible bola basket.

"Yah payah lo Sen!" Amel pun berhenti.

Mereka berhenti dengan permainannya dan duduk di kursi taman dekat lapangan basket itu.

Amel melihat ke segala arah seperti mencari seseorang.

"Mel? Lo kenapa? Gelisah banget kayak lagi nyari orang."

"Ah nggak. Btw tumben lo gak bareng Delon?" tanya Amel.

"Gak masuk dia Mel, gak tau deh kenapanya." jawab Sena dengan wajah datar.

Amel mengangguk-anggukkan kepalanya.

---

Hari-hari Amel telah di jalani seperti biasa. Bedanya, sekarang Delon tidak pernah terlihat oleh Amel. Posisi Delon sekarang sudah tergantikan oleh Sena.

Delon sudah tidak pernah menunggu Amel di taman dekat lapangan basket atau pun jam pulang di halte dekat kampusnya, malah Sena yang melakukan posisi seperti itu.

Banyak sekali alasan yang Delon katakan kepada Sena, dan Sena hanya menyampaikan kepada Amel setiap Amel menanyakan tentang Delon.

Alasannya tidak ke kampus, tidak sarapan jadi makan di jam istirahat, pulang bersama Leon, atau pun yang lainnya.

Amel tidak percaya dengan alasan-alasan yang Sena sampaikan padanya. Mungkin dia menghindar atau mungkin dia memang berniat untuk jauh dari Amel.

Sekarang Amel benar-benar sudah berjarak dengan Delon. Dan sekarang Amel sudah benar-benar menjadi penggemar rahasia dari jauh.

Rasa kagumnya pada Delon tidak akan pernah hilang dalam hatinya, hatinya masih terus untuk Delon. Otaknya hanya terus memikirkan pujaan hatinya yang dia kagumi dari jauh. Pikirannya melayang-layang tentang Delon. Amel terus membayangi sosok Delon yang dulu sering muncul di hadapannya, menghiburnya, menolongnya dan juga menjaganya sehingga membuat Amel aman dan nyaman.

Amel mengerti semua ini hanyalah rindu, rindu yang melanda kepada setiap orang. Rindu kepada pujaan hati yang sudah lama tidak muncul di hadapannya.

Cinta Amel yang belum terbalaskan, cinta Amel pada Delon yang sangat kuat. Seperti apa pun Delon, tetap saja hatinya tidak akan berubah. Hanya Delon lah yang bisa membuat Amel seperti ini. Membuatnya tergila-gila pada sosok lelaki itu. Membuat seorang wanita berjuang untuk hatinya.

Amel tetaplah Amel. Amel si penggemar rahasia. Rindu yang tak bisa dia ucapkan begitu saja, Amel bukanlah siapa-siapa bagi Delon. Penggemar rahasia hanyalah penggemar rahasia. Jika rindu? Si penggemar rahasia hanya bisa tetap diam. Hanya bisa membayangkan sosok yang dia rindukan.

Hai Delon, bisakah kau melihat sedikit dari hati ini untuk mu?

Why Always You? [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang