42. Pantai

411 17 0
                                    

Mereka tiba di tepi pantai, begitu juga dengan Delon yang tadinya sedang berjalan-jalan sendiri lalu menyusul ke tempat di mana mereka berjanjian.

Di tepi pantai mereka bercanda tertawa sambil bermain air. Ombak yang cukup bersahabat dengan mereka membuat mereka bebas bermain air dan berenang.

Mereka bermain sangat riang seperti orang yang baru menemukan tempat berekreasi dan menemukan tanggal merah lagi. Kuliah memang membuat penat, jarang sekali mereka merasakan liburan yang cukup panjang. Tapi untuk mengejar cita-citanya apa boleh buat.

Januar berencana untuk ke tengah laut menyewa perahu yang memang di sediakan di pantai itu. Lalu anak-anak yang dia bawa pun ikut naik ke atas perahu.

Di atas perahu, mereka bisa duduk bersebelah-sebelahan dengan orang yang telah mereka pilih.

"Gue duduk di tengah ya sama Yumi!" kata Bobby sebelum naik ke atas perahu dan lebih dulu mem-booking tempat.

"Gue duduk paling belakang sama Amel!" kata Delon juga mem-booking.

"Apa-apaan lo? ngalah ya sama adenya. Gue duduk paling belakang, titik." ucap Leon seraya merebut.

Delon dan Leon berlomba-lomba menaiki perahu, siapa cepat dia yang akan mendapatkan tempat itu.

Mereka yang melihat itu tertawa terbahak-bahak akan tingkahnya. Delon lebih dulu menempatkan tempat duduk yang paling belakang dan Leon masih diam karna kesulitan untuk menaiki perahu itu.

"Mel cepet sini!" Delon memanggil Amel dari dalam perahu.

Leon yang melihat itu dengan wajah kesalnya sambil menaiki perahu duduk di depan tempat duduk yang di tempati oleh Delon.

Amel menghampiri Delon yang sudah berkali-kali memanggilnya dan duduk di sampingnya.

Perahu pun di jalankan ke tengah laut. Angin membuat rambut Amel menyikir dari wajahnya sehingga wajahnya sudah terlihat sangat jelas.

Kenapa gak pernah ada ke jelasan di antara kita Lon?

Amel melirik ke arah Delon, tertangkap basah lah Delon yang sedang memperhatikan wajah Amel. Delon langsung membuang muka saat sadar Amel meliriknya.

Senyuman Amel keluar saat tau Delon sedang memperhatikannya diam-diam. Amel pun pura-pura tidak tahu, jika dia membahasnya pada Delon pun pasti dia akan salah tingkah sendiri.

Matahari mulai tenggelam terlihat dari tengah laut. Perahu berbalik untuk kembali ke tepi pantai. Sudah saatnya mereka untuk turun dari perahu dan menuju masjid untuk beribadah terlebih dahulu.

Setelah selesai pun mereka mencari tempat makan untuk makan malam bersama-sama.

Tibalah mereka di sebuah rumah makan yang memang sudah terkenal dan jadi sangat ramai.

"Mba, gurame bakarnya 1 porsi ya!" Amel mengatakan pesanan yang akan di makan malam ini kepada pelayan yang sudah menunggu di meja makan mereka.

"Saya gurame bakar juga mba!" saut Delon yang memesan kepada pelayan itu juga.

Amel memperhatikan tingkah Delon yang memang aneh baginya. Tidak seperti biasanya Delon bertingkah seperti ini.

"Saya minumnya jus jeruk aja ya mba!" ucap Amel memesan minumannya. Dia masih menghiraukan tingkahnya Delon.

"Saya juga mba!" ucap Delon juga kepada si pelayan.

Semua makanan sudah di pesan oleh mereka. Pelayan mengucap ulang makanan yang telah mereka pesan. Setelah itu pelayan pergi dan segera memberi kertas pesanan kepada koki yang berada di dapur rumah makan itu.

Saat menunggu makanan tiba mereka bercanda gurau masing-masing, tidak menyatu. Bobby dan Yumi asik tertawa entah menertawai apa, Leon asing dengan kamera handphone -nya mengabadikan momen liburannya itu lewat instagram story, Januar yang sibuk juga dengan grup bersama teman-temannya di salah satu aplikasi handphone -nya. Lalu, Amel dan Delon sedang beradu mulut...

"Lo apa-apaan deh makanan di sama-samain gitu?" tanya Amel dengan wajah kesalnya.

"Lah gue pengen ikan juga kali!" jawab Delon dengan nada nyolot.

"Terus minuman juga pake nyama-nyamain lagi." kata Amel lagi.

"Ribet lo! gue emang pengen minum itu apa masalahnya?" jawab Delon lagi membuat Amel terus kesal sendiri.

"Gak usah sama juga kali sama gue. Bilang aja biar samaan. Jujur aja susah banget deh!" Amel masih terus bergumam tidak mau kalah.

"Pengen banget ya di samain sama gue?"

Amel dan Delon masih terus beradu mulut sampai makanan pun tiba. Setelah mereka melahap makanan masing-masing suasana di meja makan itu seketika hening. Mulut ternyata berkompromi dengan perut. Sebelum perut mereka di isi, mulut tidak akan berhenti diam.

Mereka langsung menuju ke villa setelah selesai makan, kecuali Delon dan Amel.

Delon menarik tangan Amel sambil berlari kecil sampai ke tepi pantai. Ternyata Delon ingin Amel menemaninya berjalan malam di tepi pantai. Mereka berjarak cukup jauh dengan air pantai karna ombak malam yang cukup kencang.

"Lo ngapain ajak gue kesini? Aneh mood lo gak bisa di tebak!" tanya Amel memecahkan keheningan di antara mereka berdua.

"Lo gak mau nemenin gue? Yaudah sana tinggalin gue! Paling-paling gue nanti gak balik lagi ke villa gara-gara keseret ombak." jawab Delon dingin.

"Ishh lo tuh ya bikin gue kesel doang!" Amel mempercepat langkahnya hingga dia sekarang sudah berjalan lebih depan dari Delon.

Sifat Delon memang terkadang dingin, tapi masih ada sifatnya yang terpendam, jahilnya.

Saat Delon berjalan di belakang Amel, Delon mengumpat ke belakang kursi-kursi pantai. Benar saja saat Amel menengok ke belakang tidak ada seorang pun di sekitarnya.

Why Always You? [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang