163. Cinta Tiga Ratu

6.4K 111 10
                                    

SATU

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SATU

DI BAWAH badai dahsyat yang melanda kawasan laut utara Datuk Api Batu Neraka, salah seorang tokoh silat kepercayaan Ratu Laut Utara sampai di selatan Pulau Karimunjawa. Dia datang bersama Ning Kameswari, seorang gadis cantik yang merupakan pembantu Ratu Laut Utara sekaligus kekasih gelap sang Datuk. 

Mereka sengaja mencari bagian pantai yang agak ketinggian agar dapat melihat jelas keadaan di sekitarnya. Walau badai membuncah dan matahari belum muncul di ufuk timur namun terpisah sekitar dua puluh langkah di hadapannya sang Datuk dapat melihat dua orang berada di tepi pasir, di bagian pantai yang dangkal.

"Dua orang itu, kau mungkin tidak kenal mereka. Tapi aku tahu mereka adalah Bujang Gila Tapak Sakti dan Bidadari Angin Timur." kata Datuk Api Batu Neraka pada Kameswari. Orang tua bersorban dan berjubah putih Ini mempunyai mulut lebar mulai dari bawah kuping kiri sampai kuping kanan. Tenggorokan selalu bergerak-gerak seperti dia tengah menelan sesuatu. Urat leher menyembul merah.

"Kameswari sekarang saatnya kau pergi. Lakukan apa yang aku katakan. Tapi awas, jangan membuat aku cemburu. Begitu tubuh si gendut itu panas kelojotan kau lekas kembali ke sini. Aku akan menyambung pekerjaanmu. Sebentar lagi Sri Paduka Ratu akan muncul untuk menantang dan memancing Bidadari Angin Timur."

"Aku siap pergi Datuk." jawab Ning Kameswari. Kedua orang ini telah lama melakukan hubungan mesum. Sebagai imbalan Kameswari mendapatkan hadiah berupa barang-barang berharga dalam bentuk perhiasan dan lain sebagainya.

"Setelah semua urusan Ini selesai, kita akan tinggal beberapa hari di pulau ini untuk bersenang-senang. Aku sudah meminta izin dari Ratu Laut Utara. Apakah kau suka?"

Tentu saja aku suka, Datuk. Jangankan beberapa hari, satu bulan purnama penuhpun aku akan senang melayanimu. Asalkan kau tidak lupa memberiku hadiah. Kali ini tentu lebih banyak dari yang sudah­sudah," kata Ning Kameswari pula sambil mengelus-elus janggut putih Datuk Api Batu Neraka yang diikat menjadi satu dengan rambut dan kumis.

Datuk tua tertawa girang. Sambil tangan kiri mengusap-usap belakang pinggul Kameswari dia berkata. "Hadiah lebih banyak. Berarti tentunya kau akan melayaniku jauh lebih hebat dari yang sudah­sudah!" Kedua orang itu sama-sama tertawa. Datuk Api Batu Neraka cium wajah Kameswari berulang kali lalu berkata. "Sebelum pergi coba aku periksa dulu tabung yang kau bawa."

Ning Kameswari ambil sebuah tabung bambu yang tergantung di pinggangnya. Datuk Api Batu Neraka membuka kain tebal penutup tabung. Hawa panas menebar keluar dari dalam tabung disertai membersitnya cahaya redup kebiruan. Si orang tua Jauhkan sedikit wajahnya dari mulut tabung lalu memperhatrkan. Dalam kegelapan dia masih bisa melihat tujuh ekor kalajengking biru bergerak-gerak di dalam tabung. Umumnya kalajengking berwarna hitam. Warna biru merupakan pertanda bahwa tujuh binatang itu merupakan kalajengking jenis langka dan memiliki racun yang sangat jahat.

***

BUJANG Gila Tapak Sakti berada di dalam laut sampai sebatas bahu. Kopiah hitam kupluk dibenam dalam-dalam di atas kepala agar tidak diterbangkan badai. Kipas kertas kesayangan disimpan di bawah kopiah Hu. Di belakangnya si cantik berambut pirang Bidadari Angin Timur berdiri menempelkan dua telapak tangan ke punggung pemuda gemuk itu.

Serial Wiro Sableng Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212 - Bastian TitoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang