149. Si Cantik Dari Tionggoan

6K 97 10
                                    

SATU

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SATU

PENDEKAR 212 Wiro Sableng beberapa kali mempercepat larinya. Namun nenek rambut kelabu tetap saja terpaut dua tombak di sebelah depan.

"Luar biasa. Ilmu lari apa yang dimiliki mahlukjejadian ini. Aku tak mampu mendekati." ucap Wiro dalam hati.

Setelah berlari cukup jauh. di satu jalan berbatu-batu dan menurun serta dipenuhi pohon cemara hutan, dari arah depan muncul nenek kedua, kembaran nenek yang tengah diikuti Wiro.

"Hahu ha-hu."

Nenek yang muncul keluarkan ucapan gagu sambil tangan kiri menunjuk-nunjuk kc jalan berliku-liku di bawah sana.

"Ha-hu ha-hu." Nenek satunya keluarkan suara sama. Dia memberi tanda pada Wiro lalu ikuti saudara kembarnya. Wiro segera pula membuntuti dua nenek kembar Eyang Sepuh Kembar Tilu, seorang nenek sakti yang tempo hari tewas di tangan pembunuh misterius (Baca episode sebelumnya berjudul "Dadu setan".) Dari nenek itu Wiro malah kebagian pekerjaan Sebelum mati si nenek minta agar sang pendekar mencari siapa pembunuhnya.

Makin ke bawah jalan yang ditempuh semakin terjal. Batu-batu besar menghadang di setiap sudut Dua nenek kembar enak saja melompat, melayang dan melesat Jubah kuning mereka tampak berkibar-kibar ditiup angin dan keluarkan suara berkasiuran saking cepatnya mereka berkelebat Wiro ketinggalan jauh di belakang. Dia hendak berteriak agar dua nenek jangan lari terlalu cepat Namun urungkan niat karena tiba-tiba dia mendengar sayup-sayup suara tiupan seruling.

Dua nenek kembar saat itu sudah lebih dahulu hentikan lari dan berlindung dibalik satu batu cadas besar. Begitu Wiro mendekat keduanya menunjuk ke arah kelaunan. Mulut mereka hendak keluarkan suara ha-hu ha-hu tapi Wiro cepat memberi tanda agar dua nenek ini jangan bersuara.

DI arah yang ditunjuk, sekitar dua puluh tombak di bawah sana terdapat sebuah situ atau telaga yang airnya sangat jernih, memiliki dua warna. Yaitu biru dan hijau. Warna Ini bukan lain adalah pantulan dari pepohonan serta tanam-tanaman yang tumbuh di sekeliling telaga.

Di tepi telaga sebelah timur, tepat arah jatuhnya cahaya sang surya siang hari itu, terapung sebuah rakit bambu. Di atas rakit Ini ada bagian yang menyerupai kursi panjang. Di atas kursi bambu inilah tampak duduk seorang perempuan berpakaian merah berkembang kecil-kecil biru dan kuning. 

Asyik meniup seruling berwarna putih dan dari jauh kelihatan berkilauan terkena cahaya matahari. Karena agak jauh Wiro tidak dapat memperhatikan jelas, apalagi melihat wajah orang. 

Selain Itu di bawah topi biru yang dikenakan wajah perempuan ini tertutup untaian manik-manik merah yang menjulai sampai ke bawah dagu. DI punggungnya tergantung sebilah pedang bersarung merah dan selembar papan seluncur.

Tiupan seruling perempuan berbaju merah di atas rakit mengalun lembut namun sanggup menimbul kan buiatan-bulatan riok tak berkoputusan di permukaan air telaga serta mendatangkan getaran halus pada aliran darah Pendekar 212. Pengaruh tiupan seruling membuat dua nenek kembar saling pandang dan mengusap muka berulang kali.

Serial Wiro Sableng Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212 - Bastian TitoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang