SATU
DALAM Episode sebelumnya (Lentera Iblis) dituturkan kejadian perkelahian hebat antara dua nenek sakti dedengkot rimba persilatan yaitu Hantu Malam Bergigi Perak dengan Sinto Gendeng. Hantu Malam Bergigi Perak menemui ajal akibat hantaman ilmu sakti Sepasang Sinar Inti Roh yang dilepas Sinto Gendeng dari kedua matanya.
Sementara Sinto Gendeng sendiri walau mampu bertahan hidup namun keadaannya babak belur dan menderita luka dalam yang cukup parah. Mata kiri lebam merah biru. Dalam keadaan setengah pingsan setengah sadar entah dari mana datangnya mendadak muncul satu cahaya bergemerlap.
Sinto Gendeng yang hanya mampu melihat dengan satu mata, terkesiap kaget sewaktu satu makhluk aneh berbentuk bayang-bayang perempuan cantik sekali dengan rambut tergerai lepas melayang ke arahnya. Tangan kanan menyambar ke pinggang. Sinto merasa ada sesuatu yang lenyap dari tubuhnya. Dia hanya bisa berteriak. Lalu tersungkur roboh, tergeletak di tanah dalam keadaan pingsan.
Akibat dentuman dahsyat beradunya pukulan-pukulan sakti Hantu Malam Bergigi Perak dan Sinto Gendeng yang terjadi sebelumnya, Setan Ngompol terpental dan menyangsrang di atas serumpunan semak belukar. Muka pucat, mata mendelik. Dada berdenyut sakit sedang kencing muncrat awur-awuran. Untuk beberapa lama kakek ini terpentang tak bergerak. Tubuhnya seolah lumpuh.
Makhluk perempuan bayangan berkelebat ke arah Hantu Malam Bergigi Perak. Si nenek menatap dengan mata melotot. Tubuh terhuyung lemas akhirnya terguling di tanah. Pandangan mata sedikit demi sedikit menjadi kabur.
"Nek, aku tahu kau inginkan Kitab Seribu Pengobatan. Kitab itu ada padaku. Kalau sudah kupergunakan, aku akan mencarimu dan menyerahkannya padamu..."
"Kau siapa..." Tanya Hantu Malam Bergigi Perak dengan suara parau, dada sesak. Nafas megap-megap tinggal satu-satu.
"Aku seorang sahabat."
Si nenek gelengkan kepala.
"Kita tidak mungkin bertemu lagi. Luka di bahuku mengandung racun jahat. Selain itu aku kehabisan darah. Umurku tidak lama. Jika aku mati serahkan kitab itu pada Pendekar 212 Wiro Sableng. Dia tahu masalah yang dihadapi dua muridku yang sangat memerlukan pertolongan. Hanya petunjuk dalam kitab yang bisa menyembuhkan mereka. Jika pendekar itu inginkan salah satu dari dua muridku, dia tinggal memilih. Aku tahu dia sebenarnya pemuda baik. Mudah-mudahan mereka berjodoh dan bahagia."
"Nek, kau tidak akan mati. Aku akan menolong."
Makhluk bayangan siap menotok urat besar di leher dan dada Hantu Malam Bergigi Perak. Namun kepala si nenek lebih dulu terkulai. Nyawanya lepas. Dia menemui ajal dengan sepasang mata nyalang terbuka. Makhluk bayangan usap dua mata si nenek hingga tertutup lalu melesat ke udara dan lenyap dari pemandangan.
***
TAK selang berapa lama Sinto Gendeng mulai sadarkan diri. Dia ingat apa yang terjadi lalu begerak duduk di tanah. Meraba sekitar pinggang. Mencari-cari kian kemari. Dia tidak menemukan benda itu. Lenyap! Kaget si nenek laksana disambar petir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serial Wiro Sableng Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212 - Bastian Tito
General FictionWiro Sableng atau Pendekar 212, adalah nama tokoh fiksi dalam seri buku yang ditulis oleh Bastian Tito. Wiro terlahir dengan nama Wira Saksana yang sejak bayi telah digembleng oleh gurunya yang terkenal di dunia persilatan dengan nama Sinto Gendeng...