Clara's POV
Aku menghentikan langkahku karna perasaanku semakin tidak enak. Aku harap dihari pertamaku sekolah ini aku tidak menjumpai, hantu.
Katakanlah aku seperti anak kecil. Jujur, tadi malam aku baru saja selesai menonton film horror. Bodohnya aku menontonnya sendiri, di kamar. Biasanya jika aku ingin menonton film horror, aku akan meminta Karine untuk menemaniku. Tapi aku malah sok berani untuk menontonnya sendiri. Dan karena itulah, membuatku selalu terbayang hantu yang ada di film itu.
Satu..
Dua..
Tiga..
Dengan sangat hati-hati dan perlahan-lahan aku menoleh kebelakang sambil menutup mata takut. Saat ini pasti wajahku pucat dan juga keringat dingin sudah menyebar di bagian wajahku. Aku membuka mata perlahan.
Aku menghembuskan nafas lega. Syukurlah yang menyentuh bahuku itu adalah, Dava. Ya, lelaki yang duduk disampingku. Lelaki itu sukses membuatku ketakutan setengah mati dan hampir saja jantungku mau copot. Katakanlah aku berlebihan. Tapi sungguh, aku benar-benar ketakutan tadi.
"Lo ngapain sendirian disini?"
"Novel gue ketinggalan," jawabku datar.
"Trus lo ngapain keringetan gitu? Sampe pucet lagi, tu muka."
"Bukan urusan lo!"
"Jutek amat sih."
"Suka-suka gue, dong!"
Aku melanjutkan langkahku yang sempat tertunda karna lelaki itu.
Aku mengambil ponsel dan segera menghubungi pak Gio bahwa aku sudah pulang.
Ternyata pak Gio sudah berada di depan gerbang. Aku memasukkan kembali ponsel kedalam saku.• • •
Aku menghempaskan tubuhku dikasur yang empuk dan nyaman ini. Aku berniat untuk mandi setelah itu beristirahat. Rasanya aku sangat lelah.
Aku meletakkan ponsel diatas meja nakas dan setelah itu berjalan menuju kamar mandi.
Selesai mandi, aku mengenakan baju tidurku yang bergambar karakter Hello Kitty.
Ketika aku ingin minum, aku membuka kulkas kecil yang ada di kamarku. Ternyata persediaan air dikulkas kecilku sudah habis dan makanannya pun juga sudah tidak ada lagi.
Aku keluar dari kamar dan turun kebawah untuk mengambil sebagian makanan yang berada dikulkas bawah.Aku melangkah melewati tiap-tiap anak tangga yang akan mengantarkanku sampai ke bawah.
Terlihat olehku mba Tika yang sedang mencuci piring.
"Mau apa, non?"
"Clara mau ambil minum sama makanan, mba. Di kulkas kamar Clara udah pada habis soalnya." Lalu aku menyengir.
"Oh gitu, non."
Aku mengambil minuman dan juga makanan. Snack dan juga buah-buahan tidak lupa aku ambil.
"Mama papa belum pulang ya, mba?"
"Belum, non. Mungkin sebentar lagi."
"Oh yaudah. Clara naik dulu ya, mba."
"Iya non."
Kutata rapi semua makanan dan minuman di dalam kulkas kecilku.
Setelah selesai, aku mengambil sebuah apel. Lalu aku berjalan menuju teras kamar.
Sejuk. Nyaman. Itulah yang kurasakan saat aku berada disini. Aku duduk di kursi santai yang telah tersedia disini dan memakan apelku.
Ntah mengapa aku terfikir Dava. Lelaki yang sok asik kepadaku. Dia sepertinya baik, ramah, cool, ganteng,sih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope You Know
Подростковая литература"Siapa?" "Dava." Aku hanya menundukkan kepalaku kebawah. Gadis dihadapanku kini terkejut dan tidak percaya dengan jawaban yang kukatakan. _________________________________ Clara dan Dava selalu berselisih faham. Tidak jarang mereka bertengkar. Namun...