Author's POV
Clara masih berada didalam kelas. Sendirian. Ada suatu hal yang membuat gadis itu enggan keluar kelas, padahal ia sudah sangat ingin untuk pulang ke rumah.
Karna merasa Clara sangat lama, Dava mencoba untuk mendatangi kelas Clara.
"Ra, ayo pulang!" ajak Dava dari ambang pintu ketika ia sampai.
"Mmmm, Dav.. Mmm.. Gak bisa," ucap Clara ragu ragu.
"Loh kenapa?" tanya Dava heran.
"Mmmm.. Itu... Mmmm."
Dava mulai masuk kedalam kelas. Menghampiri Clara ditempat duduk gadis itu.
"Kamu kenapa?" tanya Dava.
"Aku--" Clara tidak enak jika mengatakan terus terang kepada Dava.
"Kenapa, sayang?"
"Ini Dav.." Clara masih ragu-ragu. "Duh, aku gak enak ngomongnya." Clara menggigit bibir bagian bawahnya.
"Bilang aja gak papa. Gak usah gak enak gitu."
"Hmmm, kamu liat Karine gak?"
"Dia udah pulang tadi bareng Aldrian."
"Ooh," ucap Clara dengan nada kecewa.
"Ada apaan sih emangnya? Kamu kenapa?"
Clara masih tidak enak mengatakan hal yang sebenarnya kepada Dava. "Sini deh, kamu. Aku bisikin.."
Dava menunduk. Memberikan bagian telinganya agar Clara lebih mudah untuk mengatakan hal yang ingin ia sampaikan.
"Aku tembus.." bisik Clara lalu ia menggigit jarinya.
"Serius?" tanya Dava kaget. Clara mengangguk. "Tembus, itu, yang itu?" Dava bertanya tanya sambil menyentuh bagian belakangnya sebagai isyarat agar Clara mengerti. Clara hanya mengangguk menjawab semua pertanyaan dari Dava. "Kamu gak bawa apanya itu? Yang buat itunya?"
"Hah?" Clara bingung.
"Itu apa namanya yang biar gak bocor katanya. Dan yang pake sayaplah gitu. Aku gak tau juga namanya apaan."
"Oohh." Clara tertawa. "Pembalut."
"Nah, iya. Gak ada dibawa?"
"Lupa, Dav. Aku gak nyangka bakal kayak gini."
"Trus gimana?"
"Gak tau." Clara memasang ekspresi sedih.
"Yaudah kamu tunggu disini yaa." Dava meletakkan jaket dan tasnya diatas meja Clara. Lalu langsung berlari keluar.
"Kamu mau kemana?" teriak Clara. Namun Dava tidak menjawab karna sudah mulai jauh dari kelas Clara.
"Beli di warung apa di supermarket, ya?" tanya Dava sendiri.
"Warung aja deh, biar cepet. Kasian si Clara.""Eh tapi warung disini gak tau ada apa enggak ntar. Trus kalo ditanyain yang kayak gimana ntar malah gak bisa jawab lagi." Lelaki itu masih sibuk bertanya kepada dirinya sendiri dimana membeli benda yang dibutuhkan Clara saat ini. "Di supermarket aja deh, yang pasti. Dan bisa milih sendiri."
"Eh, tapi tanya ke Clara dulu kali ya, gimananya." Dava mulai membalikkan badan. "Eh, tapi ntar kelamaan. Kasian Clara nya."
Dava pun bergegas menuju parkiran motor untuk pergi ke supermarket.
Sesampainya didepan supermarket, Dava membuka helm dan sedikit merapikan rambutnya sambil bertanya didalam hati. "Eh, kira kira gimana ya belinya? Mana gak tau lagi kayak gimana." Dava menghembuskan napas kasar. "Yaudah deh, masuk dulu aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope You Know
Teen Fiction"Siapa?" "Dava." Aku hanya menundukkan kepalaku kebawah. Gadis dihadapanku kini terkejut dan tidak percaya dengan jawaban yang kukatakan. _________________________________ Clara dan Dava selalu berselisih faham. Tidak jarang mereka bertengkar. Namun...