Author's POV
Seluruh siswa dan siswi SMA Cendrawasih berhamburan keluar dari ruang kelas mereka masing-masing.
Bel terakhir pertanda waktunya pulang sudah berbunyi.Namun Clara dan Karine yang masih berada di dalam kelas.
Karine berdiri di depan meja Clara dan memperhatikan Clara yang sedang beberes. "Ra, lo bawa mobil?"
Clara menggeleng, "Enggak." Gadis itu memasukkan beberapa bukunya kedalam tas. "Gue nebeng lo ya!" Lalu tersenyum.
"Hmmm, ayo ayo aja, sih. Tapi--"
"Kenapa?"
"Gue pulang bareng Aldrian. Lo ma--"
"Enggak! Trauma gue!"
"Trus lo pulangnya gimana ntar?"
"Hmmm." Clara tampak berpikir. "Sama Dava aja deh kalo gitu " Lalu gadis itu tersenyum senang.
Karine menggelengkan kepala. "Dasar ya lo!"
"Ya biarin." Clara mulai menyandang tasnya.
"Dulu aja, sok sok an gak mau. Lah sekarang? Dia yang mulai duluan." Karine menghembuskan napas kasar. Dan Clara sibuk tersenyum seperti seseorang yang sedang jatuh cinta.
Clara dan Karine mulai berjalan keluar kelas.
"Al!" teriak Karine begitu melihat sosok Aldrian yang sedang melintas di lapangan.
Aldrian menoleh, "Udah?"
"Udah."
"Ngapain teriak sih?! Samperin aja kenapa?" ucap Clara yang mulai kesal.
Karine menyegir dan Clara memutarkan kedua bola matanya malas.
"Dava mana, Al?" tanya Clara begitu sudah sampai dihadapan Aldrian.
Aldrian seperti sulit untuk menjawab. "Hm, kayaknya, dia udah pulang?" ucap lelaki itu putus-putus.
Clara terkejut, "Hah? Seriusan?" Aldrian mengangguk.
"Kok tumben?" tanya Clara bingung.Aldrian hanya mengedikkan kedua bahunya.
Clara mengambil ponselnya.
"Emangnya kenapa?" tanya Aldrian begitu melihat Clara langsung mengeluarkan ponselnya."Gue--"
"Biasalah. Si Clara mau modus nebeng. Padahal mah, cuma alesan aja mau minta dianterin pulang. Sebenernya mau ketemu Dava lebih lama," sambar Karine.
"Apaan sih lo?!" Clara menatap Karine tajam. Karine dan Aldrian tertawa.
Setelah menemukan nama Dava didalam ponselnya, tanpa berpikir panjang lagi, Clara langsung tekan perintah call.
"Hallo, Dava?"
"Widih, langsung ditelfonin dong!" goda Karine.
"Kangen banget nih, kayaknya," sambung Aldrian.
"Berisik!" bisik Clara.
"Kenapa?"
"Dimana Dav? Udah pulang ya?"
"Mobil. Masih di parkiran."
"Gue nebeng boleh gak? Soalnya males bareng Aldrian Clara." Clara menatap Aldrian dan Karine secara bergantian dengan tatapan tajam, sementara dua sejoli itu menatap Clara dengan tatapan penuh ejekan.
"Boleh."
"Okey. Tungguin princess ya." Sambungan telefon pun diputuskan secara sepihak oleh Dava.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope You Know
Teenfikce"Siapa?" "Dava." Aku hanya menundukkan kepalaku kebawah. Gadis dihadapanku kini terkejut dan tidak percaya dengan jawaban yang kukatakan. _________________________________ Clara dan Dava selalu berselisih faham. Tidak jarang mereka bertengkar. Namun...