"Resiko dari jatuh cinta yaitu patah hati."
Author's POV
Clara sedang memilih baju yang akan dikenakannya untuk makan malam bersama Dava dan juga menyetel musik sambil berjoget kecil. Dava juga bilang ingin mengatakan sesuatu, membuat rasa penasaran Clara semakin meningkat.
Sudah pukul enam sore, tetapi Dava tiba-tiba tidak ada kabar. Ada rasa khawatir yang menghampiri Clara, namun gadis itu berusaha untuk berpikir positif. Mungkin saja Dava ketiduran sehingga belum sempat mengabari, mungkin saja Dava sedang bersiap-siap, atau mungkin saja Dava masih mempersiapkan tempat dinner untuk mereka berdua, itulah yang berusaha Clara pikirkan untuk menutupi pikiran buruk dan rasa khawatirnya. Gadis itu tetap tersenyum senang memikirkan sang kekasih yang tiba-tiba mengajaknya dinner dan ingin mengatakan sesuatu.
Ditengah kegiatannya yang sedikit sibuk karena sedang bersiap-siap untuk bertemu sang kekasih, tiba-tiba ponselnya bergetar, menandakan adanya sebuah pesan yang masuk. Clara mengambil ponsel dan segera menggeser layarnya. Sebuah pesan dari seseorang yang ia tidak kenal dan tidak tau siapa.
"Pergi ke alamat ini dan lihat sendiri apa yang terjadi," ucap Clara membaca sebuah pesan yang masuk dengan suara pelan. "Ini tentang Dava!!" Pengirim pesan tersebut juga mengirimkan sebuah location.
Mata Clara membulat sempurna. Seketika perasaannya tidak enak. Berbagai macam pikiran buruk tentang Dava mengisi pikirannya.
"Enggak enggak!" Gadis itu menggeleng. "Pasti semuanya baik-baik aja." Ia mencoba berpikir positif. "Aku harus cek kesana!"
Clara berhenti dengan kegiatannya, lalu mengambil sebuah cardigan tipis berwarna abu-abu dan mengenakannya sambil berjalan. Ia mengambil kunci mobil, setelah itu segera keluar kamar. Menuruni tiap anak tangga dengan terburu-buru agar cepat tiba dibawah.
Gadis itu keluar dari rumah, berlari kecil dan segera masuk kedalam mobil. Tidak lupa memasang seatbelt, Clara melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang dan mulai membelah jalanan raya. Mendahului kendaraan lain dengan berbagai macam pikiran tentang Dava masih setia memenuhi isi kepalanya.
"Dav, sebenernya ada apa sih? Kamu kenapa?" Clara berbicara sendiri didalam mobil sambil mencoba untuk terus menghubungi Dava. Namun tidak satu pun panggilan dari Clara diterima oleh Dava. Semakin membuat Clara khawatir pada sang kekasih.
Tidak butuh waktu lama, Clara sudah tiba di sebuah cafe sesuai dengan alamat yang diterimanya. Tetapi Dava masih belum menjawab panggilannya. Dengan perasaan sedikit cemas dan takut, gadis itu memberanikan diri untuk keluar dari mobil dan mencari apa maksud dari pesan yang diterimanya.
Gadis itu mulai berjalan sambil menyisir pandangan disekitarnya. Namun ia belum menemukan petunjuk apapun, yaitu maksud dari pesan yang didapatnya.
Setelah beberapa lama ia berjalan, Clara melihat sosok Dava bersama seorang gadis yang merupakan mantan kekasih Dava, yaitu Nathly.
Terlihat Dava dan Nathly yang sedang berdiri saling berhadapan.
Perasaan Clara menjadi tidak karuan. Ia merasa takut, cemas, kaget, semuanya bercampur menjadi satu ketika melihat Dava bersama Nathly. Gadis itu mulai sedikit mendekat agar bisa lebih jelas memperhatikan dan mendengarkan kedua remaja yang ada dipandangannya. Meskipun sebenarnya hatinya sangat sakit melihat mereka berdua. Nathly mulai menyadari adanya kehadiran Clara.
Didetik selanjutnya, Nathly mulai memeluk tubuh Dava dengan hangat dan lembut. Awalnya Dava tidak memberikan respon apa-apa, namun tiba-tiba lelaki itu membalas pelukan Nathly dengan sedikit ragu. Clara yang melihat kejadian tersebut langsung terkejut dan menutup mulut dengan kedua tangannya. Ia tidak menyangka atas apa yang sedang dilihatnya. Perlahan air mata gadis itu mulai keluar membasahi kedua pipinya. Pelukan mereka tidak berlangsung lama, karena Dava dengan cepat melepaskan pelukan diantara keduanya. Nathly memasang ekspresi kecewa, sedangkan Dava memilih untuk membuang wajahnya kearah lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope You Know
Novela Juvenil"Siapa?" "Dava." Aku hanya menundukkan kepalaku kebawah. Gadis dihadapanku kini terkejut dan tidak percaya dengan jawaban yang kukatakan. _________________________________ Clara dan Dava selalu berselisih faham. Tidak jarang mereka bertengkar. Namun...