Author's POV
Clara keluar dari toilet. Ia sudah berusaha untuk membersihkan diri dan bersikap seperti tidak terjadi apa-apa. Namun jika seseorang jelih, pasti akan tau bahwa mata gadis itu masih jelas sembab seperti orang sehabis menangis.
Clara masuk kedalam kelasnya. Gadis itu tetap menebarkan senyum pada orang yang tersenyum kepadanya. Walau setelah itu senyumannya akan luntur seketika.
Karine memperhatikan gerak Clara dan merasakan ada yang berbeda dari gadis itu. Begitu sampai di kursinya, Clara langsung merebahkan kepala dengan kedua tangan sebagai alasnya. Karine pun langsung bertanya.
"Ra?" panggil Karine.
"Hm?" jawab Clara tanpa bangun dari posisinya.
"Lo kenapa?"
Clara hanya diam.
"Clara?"
"Apaan?"
"Gue tanya, lo kenapa?"
"Gak papa."
"Boong."
Clara tidak menanggapi Karine lagi.
Namun tidak hanya sampai disitu, Karine masih tetap berusaha mencari tau apa yang sudah terjadi kepada Clara."Gue yakin pasti ada apa apa nih kan?" Karine mencoba membangunkan Clara. "Ayo cerita," ucapnya sambil berusaha membuat Clara bangun. Dan dengan malas Clara pun bangun.
"Tuh kan!" Kata itu yang keluar dari mulut Karine setelah menatap Clara. "Lo kenapa? Ada apa? Cerita sama gue, Ra."
Clara berusaha tersenyum. "Gak papa kok."
"Bohong!" bantah Karine. "Lo bohong!" Clara hanya diam.
"Ayo jawab gue, Ra." Karine menyentuh bahu Clara pelan. "Coba cerita."
Clara mengehela napas pelan lalu berdiri. "Yaudah, sini deh, ikut gue."
Karine pun menurut dan segera mengikuti Clara dari belakang.
• • •
"Hah? Lo serius, Ra?!" tanya Karine terkejut dan dibalas anggukan oleh Clara.
"Trus Dava tau?" tanya Karine lagi dan Clara menggeleng pelan.
"Trus sekarang lo mau ngapain?"
Clara menatap Karine sendu. "Gue bingung, Rin." Lalu menatap kelain arah. "Gue bingung harus ngapain." Gadis itu kembali menatap Karine. "Apa gue harus lepasin Dava?"
"Ra--" Karine menatap Clara sedih. Sedangkan Clara sudah mulai menangis. Karine segera memeluk tubuh Clara. "Lo jangan sampai salah ambil keputusan. Nanti lo nyesel, Ra." Karine mengelus pelan punggung Clara.
"Tapi, Rin." Clara melepaskan pelukan. "Omongan Nathly juga ada benernya. Dan juga gue gak mau jadi penghalang diantara hubungan mereka, Rin."
"Emang Dava ada ngomong ke lo soal Nathly?"
Clara menggeleng. "Sama sekali gak ada, Rin. Malahan kadang dia kalo ada Nathly, misalnya kita lagi berdua, itu kalo gue perhatiin dia suka lebih kelihatan sweet gitu. Bisa jadi itu mau bikin Nathly cemburu kan?"
"Tapi, Ra--"
"Udahlah, Rin. Mungkin gue sama Dava cuma sampai disini."
"Ra..."
"Ayo balik ke kelas!" Clara berusaha tersenyum dan mulai berdiri. Karine mendekati Clara dan memeluk tubuh sahabatnya yang sedang bersedih itu.
"Gue selalu disini buat lo, Ra," ucapnya sambil mengusap punggung Clara lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope You Know
Teen Fiction"Siapa?" "Dava." Aku hanya menundukkan kepalaku kebawah. Gadis dihadapanku kini terkejut dan tidak percaya dengan jawaban yang kukatakan. _________________________________ Clara dan Dava selalu berselisih faham. Tidak jarang mereka bertengkar. Namun...