Author's POV
Tibalah saatnya kembali ke sekolah. Dimana masa libur telah usai. Dan akan memulai tahun ajaran baru, suasana baru, tingkatan baru, kelas baru, bisa jadi ada penambahan siswa/siswi baru.
Clara keluar dari kamarnya lalu berjalan menuruni satu demi satu anak tangga sambil mengenakan alroji yang berwarna pink baby di pergelangan tangannya.
"Pagi, ma," sapa gadis itu kepada Fanny, yang tidak lain dan tidak bukan adalah mama-nya.
"Pagi, sayang," balas lembut sang mama.
"Papa mana, ma?" gadis itu menggeser sedikit kursi ditempat yang akan didudukinya, lalu duduk dengan penuh keceriaan.
"Itu tadi masih siap-siap."
"Ooh.."
Clara mulai memakan roti berselai coklat kesukaannya.
"Pagi, anak papa. ." Tyo—papa Clara— datang sambil mengelus pelan pucuk kepala anak gadisnya itu.
"Pagi, pa!" Balas Clara semangat.
"Duh, mentang-mentang mau masuk sekolah lagi, semangat banget ya," ucap Fanny sambil mengoleskan selai strawberry di atas roti.
Clara tersenyum malu.
"Iya dong.""Untuk kali ini, Clara gak pakai bantuan uncle Rio buat bikin Clara dan Karine sekelas," ucap Clara memberitahu.
"Loh, kenapa sayang?" Fanny bertanya bingung. Dan Tyo pun heran dengan perkataan dari anak gadisnya itu.
"Ya gak papa sih, ma, pa. Clara cuma pengen gak diistimewain lagi aja. Lagiankan udah kelas sebelas juga. Jadi gak papalah. Kemarin kan karena Clara masih kelas sepuluh dan baru masuk. Ya, Clara takut aja ntar kalo gak dapet temen." Gadis itu menjelaskan kepada kedua orang tuanya.
"Oh, gitu. Yaudah, terserah kamu aja." Tyo tersenyum kepada Clara.
"Clara berangkat dulu ya, ma, pa," pamit Clara, lalu mencium punggung tangan Fanny dan Tyo satu per satu.
"Hati-hati ya, nak!"
"Jangan ngebut ya, sayang!"
"Iya, ma, pa."
Clara masuk kedalam mobilnya. Ia mulai menghidupkan mesin mobil lalu menjalankan mobilnya. Dihidupkannya radio untuk menemaninya pagi ini. Cuaca pada pagi ini sangatlah cerah. Seperti suasana hati gadis itu kini yang ingin kembali bersekolah.
Lampu lalu lintas membuat Clara harus berhenti. Karena warna lampu yang ditunjukkan adalah warna merah. Sambil menunggu warna lampu yang akan berubah menjadi hijau, Clara bersandar di jok mobil sambil menghembuskan napas pelan.
Ada sebuah motor sport yang baru saja berhenti. Clara mengetahui itu. Tetapi gadis itu tidak peduli.
Hingga akhirnya ada yang tiba-tiba menyiramkan air ke kaca mobilnya. Clara terkejut dan langsung melihat keluar. Ternyata itu adalah perbuatan, Dava.
Clara menurunkan kaca mobilnya dengan kurang santai. Ia ingin memarahi Dava yang kini sedang menjulurkan lidah kepadanya. Tapi sayang, lampu sudah berganti menjadi warna hijau, dan lelaki itu melesat cepat membelah jalanan raya.
Dengan keadaan kesal Clara melajukan mobilnya.
Tak butuh waktu lama, gadis itu sudah tiba di sekolah. Pas dengan Dava yang baru saja membuka helmnya. Sepertinya Dava tidak menyadari bahwa Clara sudah sampai.
Clara berjalan mengendap-endap kearah Dava. Tanpa permisi, Clara mencubit lengan dan beberapa bagian tubuh Dava hingga lelaki itu meringis kesakitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope You Know
Fiksi Remaja"Siapa?" "Dava." Aku hanya menundukkan kepalaku kebawah. Gadis dihadapanku kini terkejut dan tidak percaya dengan jawaban yang kukatakan. _________________________________ Clara dan Dava selalu berselisih faham. Tidak jarang mereka bertengkar. Namun...