Author's POV
Clara berjalan melewati koridor sekolah dengan menyandang tasnya dan sebuah novel yang tidak pernah absen dari tangannya. Sambil tersenyum kepada siapapun yang sedang melihatnya. Gadis itu begitu ramah kepada siapapun. Tidak heran jika rata-rata para lelaki menyukainya. Mulai dari adik kelas, hingga kakak kelas tingkat.
Karine berlari mendekati Clara yang sedang berjalan. "Dor!" Gadis itu sukses membuat Clara terkejut.
Clara memukul lengan Karine pelan. "Kalo gue jantungan gimana!?"
"Ya maap." Karine menyengir.
"Yaudah si, ayo jalan."Karine dan Clara pun berjalan bersama.
"Eh Dava tuh." Karine menepuk pelan bahu Clara beberapa kali.
Clara menoleh, "Bodo."
Dava sedang bercengkrama dengan kedua temannya. Lelaki itu sedang tertawa.
"Ganteng banget!" batin Clara.
"Sok sok an bodo. Jangan munafik, deh. Lo kan suka."
Clara hanya diam.
Mereka terus saja berjalan.Merasa sepertinya Clara maupun Dava kemungkinan kecil untuk saling menyapa, Karine mempunyai niat untuk membuat Clara dan Dava saling bicara ataupun menjadi salah tingkah.
Ketika akan melewati Dava dan juga teman-temannya, dengan sengaja Karine menyenggol Clara. Alhasil tubuh gadis itu langsung akan menimpa Dava.
Dava menoleh, "Hati-hati. Kalo jatuh gimana?"
"Ya kan ada lo buat nolongin!" semprot Karine.
Clara menatap Karine tajam. "Maaf, Dav. Kerajaan Karine, nih. Dia tadi yang dorongin gue."
"It's okey." Lelaki itu tersenyum.
"Kalo gitu gue permisi dulu," pamit Clara lalu pergi meninggalkan Dava dan teman-temannya.
Clara menyeret Karine. "Lo apa-apaan sih. Pake acara nyenggol gue segala!"
"Ya abis kesel gue." Karine menoleh, "Lo berdua lama banget sih, jadiannya."
"Kenapa lo jadi yang sibuk sih?"
"Karna gue suka liat lo berdua. Lo berdua itu cocok, Ra."
"Ye, bodo."
"Ntar Dava diambil orang baru tau rasa lo!"
Clara pergi meninggalkan Karine yang masih menahan rasa kesal terhadapnya.
• • •
Seorang gadis menghampiri Dava. "Ka, ini ada surat." Gadis itu memberikan beberapa surat kepada Dava sambil tersenyum.
"Kok banyak banget?" tanya Dava datar.
"Iya, ka. Ada dari beberapa orang." Gadis itu menunduk sambil tersenyum malu.
"Dari siapa aja?" tanya Dava masih datar.
"Buka aja, ka." Gadis itu masih tersenyum malu sambil membalikkan badan lalu pergi.
"Dari siapa, bro?" tanya Aldrian.
"Gak tau." Dava menaikkan kedua bahunya. "Banyak banget."
Kevin yang masih sibuk dengan ponselnya menyambar, "Halah, paling dari para fans-nya. Ni anak kan banyak banget yang naksir, tapi gak pernah diladenin. Gak pernah ada yang nyangkut."
Dava melihat Kevin, "Kalo lo mau ladenin aja, sana! Sangkutin juga, di lemari lo, biar nyangkut, biar lo puas."
"Sadis banget lo!" ucap Aldrian ngeri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope You Know
Teen Fiction"Siapa?" "Dava." Aku hanya menundukkan kepalaku kebawah. Gadis dihadapanku kini terkejut dan tidak percaya dengan jawaban yang kukatakan. _________________________________ Clara dan Dava selalu berselisih faham. Tidak jarang mereka bertengkar. Namun...