Author's POV
Suasana ruang kelas Dava berjalan dengan tenang. Sang guru memberikan sebuah tugas kepada para siswa dan siswi. Kini mereka tengah sibuk mengerjakan tugas Fisika yang diberikan. Walau ada sedikit senda-gurau didalamnya.
Sebelum beralih pada ponsel, Dava sudah menyelesaikan sebagian tugas yang diberikan gurunya terlebih dahulu. Bukan karena memang diinginkan bermain ponsel, melainkan lelaki itu tidak mengerti lagi bagaimana cara mengerjakan soal berikutnya. Alhasil ia memutuskan untuk menghubungi seseorang dan bertanya.
To : Clara Alicia
Ra, tunjukin Fisika dong. Aku gak ngerti nih🙁
Tidak butuh waktu lama, Dava pun mendapatkan balasan dari Clara.
Clara Alicia : Fisika?
Dava Akbar : Iya
Dava Akbar : *send stiker*Clara Alicia : Kalo gue gak mau. Gimana?😜
Dava Akbar : Aku bakal samperin ke kelas kamu.
Clara Alicia : Coba aja kalo beraniii😜😜
Dava Akbar : Kamu gak tau ya, siapa aku?😏
Clara Alicia : Tau
Clara Alicia : Dava kan?
Clara Alicia : Si cowok nyebelin yang suka banget gangguin Clara, suka banget buat Clara kesel, pokoknya kayak, kalo gak gangguin si Clara kayaknya dia bakal mati😣Dava Akbar : Hahaha
Dava Akbar : *send stiker*
Dava Akbar : Kok gitu sih?Clara Alicia : Emang itu faktanya!!😠
Dava Akbar : *send stiker*
Dava Akbar : Tunjukin aku Fisika dong. Susah banget nih, soalnya plisssClara Alicia : Gak mauuuuu
Clara Alicia : Kalo mau diajarin, dateng aja kesini, ke kelas gue kalo beranii😜😜Dava Akbar : Oke
Clara Alicia : Oke?😳
Read.
Dava memasukkan ponselnya kedalam saku celana. Lalu berdiri dan membawa buku tugasnya.
"Mau kemana lo?" tanya Aldrian.
"Keluar sebentar."
"Ngapain bawa buku?" Kevin pun penasaran. Dava hanya tersenyum meresponnya.
Dava berjalan mendekati gurunya. "Bu, saya permisi, ya."
"Mau kemana?"
"Keluar sebenetar, bu."
"Kenapa bawa buku?"
"Nanti ada yang nyontek, bu. Soalnya mereka pada suka minta tunjukin sama saya." Dava tersenyum. Mendengar itu semua teman Dava yang berada di ruang kelas pun langsung bersorak. "Tuh, kan, bu. Itu reaksi mereka kalo saya bener."
Aldrian dan Kevin tersenyum melihat tingkah Dava.
"Setelah sekian lama, Dav. Lo kembali, gue seneng liatnya. Akhirnya lo jadi Dava yang dulu setelah kejadian 'itu' datang," ucap Aldrian dalam hati.
"Gue seneng, Dav. Akhirnya lama-kelamaan lo kembali. Lo kembali jadi Dava yang gue kenal. Yang selalu bersikap aneh, tapi gue lebih suka. Dari pada lo yang dingin semenjak kejadian 'itu'," ucap Kevin dalam hatinya.
Lalu Aldrian dan Kevin saling menatap. Seperti tahu apa yang ada dipikiran keduanya.
Dava. Lelaki itu memiliki kepribadian yang sangat asik, konyol, sulit ditebak, murah senyum, dan ramah, dulu. Dulu sebelum suatu hal 'itu' membuatnya berubah. Berubah menjadi Dava yang pendiam, tidak minat bersenda gurau, tertawa hanya seperlunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope You Know
Teen Fiction"Siapa?" "Dava." Aku hanya menundukkan kepalaku kebawah. Gadis dihadapanku kini terkejut dan tidak percaya dengan jawaban yang kukatakan. _________________________________ Clara dan Dava selalu berselisih faham. Tidak jarang mereka bertengkar. Namun...