Author's POV
Clara dan Karine baru keluar dari kelas. Mereka berjalan sambil menyandang tas masing-masing karena sudah waktunya untuk pulang.
"Eh Ra, si Alvin apa kabar, deh?" Karine bertanya.
"Baik baik aja, kok," jawab Clara.
"Gue udah jarang komunikasi sama dia. Gak tau juga gue kenapa. Gue juga baru sadar." Karine menyengir.
"Itu kali, kalo gak salah, dia takut nanti pacar lo salah paham."
Karine tertawa. "Masa sih?"
Clara mengangguk. "Kalo gak salah sih, iya."
"Ih, lebay banget, tuh anak."
Clara tertawa. "Makanya, jangan punya pacar. Biar bebas!" Clara menjulurkan lidahnya. "Jomblo aja! Bebas! Kayak gue."
"Apaan!" bantah Karine. "Gaya lo! 'jomblo bebas' Lo juga jomblo karna belum ada yang lo terima aja." Karine meledek Clara. "Lo aja dideketin cowok lari. Gimana mau dapet pacar coba?"
Tawa Clara seketika luntur. Gadis itu menatap Karine tajam. Sedangkan Karine sedang tertawa puas.
"Gak lucu tau!" ucap Clara kesal.
"Yeee, lucu tau!" bantah Karine. "Apalagi pas yang kita masih SMP." Karine mulai bercerita. "Yang pas lo mau ditembak sama si Aldy. Lo cuma denger kabar berhembus kalo Aldy bakal nembak lo. Pas si Aldy udah di lapangan sambil bawa gitar sama coklat, belum juga ditembak, lo udah keringet dingin duluan!" Tawa Karine pecah kala ia mengingat kejadian lucu itu, baginya.
"Apaan, sih lo!" Clara menunjukkan kekesalannya terhadap Karine.
"Trus akhirnya dia beneran nembak lo. Dan lo lari!" Lagi-lagi Karine tertawa seakan tidak tau bagaimana caranya untuk berhenti. "Trus lo sampe nangis-nangis karna takut!"
Clara meninggalkan Karine yang masih sibuk tertawa. Karine mengejar dan mensejajarkan langkahnya dengan Clara. "Trus lo inget gak? Akhirnya si Aldy ngejer lo! Trus lo lari lagi." Karine masih tak henti tertawa. "Sumpah itu lucu banget, Ra!"
"Bodok!" Clara mengambil novel didalam tasnya. "Mending gue baca novel!"
"Ye! Kalo udah gini, gue pasti dicuekin!"
"Bodo amat!"
Karine memilih bermain dengan ponselnya daripada harus diam melihat Clara yang membaca novel.
Ketika dua sahabat itu sedang sibuk dengan kegiatannya, tiba-tiba datang seorang lelaki menghampiri mereka yang sedang berjalan. Lelaki itu adalah Alfiko. Sang ketua OSIS di SMA Cendrawasih.
"Clara! Karine!" teriaknya.
"Kenapa, Fik?" tanya Clara.
"Iya, kenapa?" Karine ikut bertanya.
"Kita rapat, ya."
"Hah? Rapat?" tanya Clara dan Karine serentak.
Alfiko mengangguk. "Iya."
"Tapi gue gak bisa lama, Fik. Gak papa kan?" tutur Karine.
"Iya gak papa," jawab Alfiko santai. "Tunggu gue di ruang OSIS, ya. Gue mau ke toilet dulu sebentar."
"Oh, oke."
Clara dan Karine melanjutkan langkah mereka. Sedangkan Alfiko memilih jalan yang berlawanan dengan mereka karena ingin ke toilet
"Lo mau kemana emang, Rin? Ada acara?"
Karine tampak bingung.
"Itu, tadi kenapa bilang ke Fiko gak bisa lama?" tanya Clara lebih jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope You Know
Jugendliteratur"Siapa?" "Dava." Aku hanya menundukkan kepalaku kebawah. Gadis dihadapanku kini terkejut dan tidak percaya dengan jawaban yang kukatakan. _________________________________ Clara dan Dava selalu berselisih faham. Tidak jarang mereka bertengkar. Namun...