Author's POV
Clara bergabung dikerumunan manusia setelah mengambil pesanan baksonya. Ia terpaksa harus mengambilnya sendiri karna ramainya manusia yang juga memesan dan juga Karine sedang memakan lontong.
"Misi." Clara mulai keluar dari antara kerumunan manusia tersebut. "Misi."
Baru sampai diujung keramaian, tiba-tiba Clara dikagetkan dengan seseorang yang menyenggol lengannya. Hingga akhirnya bakso yang berada ditangan gadis itu jatuh dan makuknya pun pecah. Tidak hanya itu, kuah panas yang masih berasap dihasilkan bakso pas mengenai daerah pergelangan tangan Clara. Alhasil gadis itu refleks menjerit.
Clara pikir orang tersebut mungkin tidak sengaja menyenggol tangannya dan mungkin juga akan segera meminta maaf. Namun ternyata dugaan Clara salah. Ia tidak mendengar sebuah kata permintaan maaf. Clara berusaha melihat siapa yang menyenggol tangannya. Ada sosok seorang gadis dengan kedua temannya yang diduga telah menyenggol lengan Clara. Walau samar-samar, terlihat gadis itu tersenyum miring melihat Clara.
Nathly? Batin Clara. Lalu wajah gadis dan kedua temannya langsung tertutup oleh beberapa orang yang ingin mendekati Clara.
Clara masih sibuk dengan tangan yang tersiram kuah panas dari bakso. Beberapa orang mulai mendekatinya dan menatap semangkuk bakso yang sudah pecah dilantai.
"Ssssshhhh, aduh." Clara meringis kesakitan sambil melihat lengannya yang putih mulus menjadi warna merah akibat tersiram kuah panas bakso.
Karna melihat kerumunan manusia yang tidak seperti sedang mengantri makanan, Dava berusaha berdiri untuk melihat.
"Clara?" Dava terkejut dan langsung menghampiri Clara. "Tangan kamu kenapa?" Dava melihat kebawah dan menemukan semangkuk bakso yang sudah tumpah dan pecah.
"Gak papa, kok, Dav."
"Gak papa gimana? Ini merah gini." Dava menarik lengan Clara yang satunya. "Sini aku obatin." Clara menurut.
"Lo kenapa, Ra?" tanya Karine panik lalu berdiri ketika melihat lengan Clara yang memerah.
"Kena tumpahan kuah bakso tadi, Rin."
"Kok bisa?!"
"Ada yang nyenggol lengan gue tadi," tutur Clara. Baru Karine ingin menarik napas, Clara langsung bersuara lagi. "Paling dia gak sengaja, Rin," sambar Clara seolah tau bahwa sahabatnya itu akan menyalahkan orang yang menyenggol lengannya.
"Kamu duduk disini dulu, ya." Dava mendudukkan Clara dikursi. "Aku mau ambil obat dulu." Lalu Dava langsung berlari.
"Hadeh si Dava sweet mulu sih." Karine menghembuskan napas kasar. "Coba liat sini." Karine berusaha melihat lengan Clara.
Nathly? Apa itu memang Nathly? Tapi kenapa dia nyenggol, trus malah senyum miring gitu? Clara masih sibuk dengan pikirannya.
Merasa Clara sedang memikirkan sesuatu, Karine segera menanyakannya. "Hei!" Karine membuyarkan lamunan Clara. "Mikirin apa sih, lo?"
"Hah?" Clara melihat Karine dengan wajah polosnya. "Gak ada, kok." Lalu ia meringis kesakitan lagi. "Perih banget, Rin." Gadis itu mencoba mengayunkan tangannya yang terkena kuah panas dari bakso.
Dava datang dengan kotak obat-obatan.
Dava mulai mengeluarkan salah satu obat. "Mana tangan kamu yang kena, siniin."
"Panik banget, pak!" goda Karine.
"Kamu tu kenapa bisa sampai kayak gini, sih?" tanya Dava khawatir sambil mengobati pergelangan tangan Clara yang memerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope You Know
Teen Fiction"Siapa?" "Dava." Aku hanya menundukkan kepalaku kebawah. Gadis dihadapanku kini terkejut dan tidak percaya dengan jawaban yang kukatakan. _________________________________ Clara dan Dava selalu berselisih faham. Tidak jarang mereka bertengkar. Namun...