{14} Siapa Dia?

1.1K 65 0
                                    

Author's POV

"Kenapa?" tanya Dava pada Aldrian.

"Sebenarnya--" Aldrian berjalan sedikit ke depan.
"Gue sama Karine, jadian, bro," sambungnya.

"Ha? Yang bener lo?" Dava maju, mensejajarkan posisi di samping Aldrian.

"Hhm hhm," Aldrian mengangguk mantap.

"Kok bisa? Padahal kalian kan sering banget berantem?"

"Itulah, bro," Aldrian tersenyum.
"Namanya juga, cinta," lalu lelaki itu menyengir.

"Cintalah, godok," semprot Dava.
"Lo berdua aneh," Dava tertawa.

"Woy! Dava! Aldrian! Udah di suruh ngumpul nih," teriak Ilham, sang ketua kelas.

"Okee!" teriak mereka serentak.

"Yuk," ajak Aldrian.

"Les't go!" sambung Dava.

Mereka pun kembali masuk bus. Duduk di kursi yang telah di atur oleh bu Salma.
Kembali menuju tempat penginapan.

Selama di perjalanan, Dava memang tidak tertidur. Ketika waktu pergi pun begitu. Dan Clara juga tidak tidur. Tumben sekali gadis itu tidak tidur. Padahal selama perjalanan pergi tadi ia tidur.

"Mau?" Dava menyodorkan snack ke arah Clara.

Clara melihat ke arah Dava lalu mengambil isi di dalam snack itu.
"Thank's ya."

"Hm," balas Dava.
"Enakkan?"

"Mm hmm," Clara mengangguk dengan mimik wajah yang begitu menggemaskan.

"Dasar anak kecil!" ejek Dava.

Clara mengerucutkan bibirnya. Berdiam sejenak, lalu..
"Jangan panggil aku anak kecil paman, panggil aku, Cla. ra!" ucap gadis itu sambil salah satu tangannya menepuk beberapa kali bagian dada dan bagian tangan yang lainnya membentuk segitiga, menempel di pinggang.

Ah, gue gemes banget sama lo, Ra! Batin Dava.

"Emang ya lo!" Dava mencubit pelan pipinya.

"Iih, sakit tau! Lo kira pipi gue apaan? Seenaknya lo cubit-cubit," Clara melirik tajam ke arah Dava sambil mengelus pipinya bekas cubitan Dava tadi.

"Lebay banget. Orang gue cubitnya pelan doang kok."

"Hehe," Clara menyengir.

"Dasar!"

• • •

Hari ini mereka akan pergi ke tempat yang sering di kunjungi masyarakat yang sedang berwisata ke Jogya, yaitu Desa Wisata Kalibiru.

Disana ada sebuah objek yang bagus untuk mengabadikan sebuah foto. Yaitu di salah satu wahana, flying fox. Tempat itu menjadi objek yang sering kali dimanfaatkan pengunjung untuk berfoto.

"Naik flying fox yuk?" ajak Fina kepada Clara.

"Hmm--" Clara tampak berpikir.
"Gue--"

"Hm, Clara gak bisa, Fin," Karine memotong pembicaraan mereka.

"Yah, kenapa?" Fina berekspresi sedih dan Clara seperti tersenyum segan kepada Fina.

"Maaf ya, Fin," ucap Clara.

"Ih, gak berani ya lo naik flying fox?" Dava, Kevin, dan Aldrian menghampiri mereka.
"Oh iya, anak kecil mana bisa naik gituan," Dava memalingkan pandangannya ke arah lain.

Hope You KnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang