Author's POV
Pagi yang cerah. Langit berwarna biru bercampur orange karna sang mentari mulai menampilkan wujudnya.
Seorang gadis sedang duduk dikursi santai menikmati secangkir teh hangat dan ditemani sebuah laptop kesayangannya diteras kamar.
Tiba-tiba ponsel gadis itu berbunyi.
Ia menggeser layar ponsel dan menjawab panggilan tersebut."Iya, hallo?"
"Good morning, wanita paling cantik di dunia setelah mama aku!"
"Dih apaan sih, pagi pagi udah gombal!"
Ya, siapa lagi kalo bukan Dava yang menelepon Clara dengan sapaan manisnya.
"Ih, itu kan kenyataan, sayang."
Clara menghembuskan napasnya kasar. "Terserah deh, ya."
"Eh kamu belum ucapin balik!"
"Oh iya, good morning too."
"Gantengnya?"
"Siapa?"
"Yang nanya," jawab Dava tak semangat.
Clara tertawa. "Good morning too, ganteng!"
"Nah, gitu dong."
"Itu aja ngambek, huu!"
"Gak ada yang ngambek juga."
"Itu tadi mau ngambek kan pasti?"
"Sok tau kamu!"
"Emang aku tau kok, wle!"
"Jangan lupa ya, ntar kita jalan. Ke Dufan!"
"Aduh, aku mau lupa, deh." Clara tertawa.
"Gak boleh lupa! Harus ingat! Ntar aku jemput yaa."
Clara masih tertawa. "Iya iya ah. Mau pergi jam berapaan?"
"Hmm jam 10 aja deh, ya?"
"Hah? Kamu mau buka gerbang Dufannya apa, ya?" Clara tertawa.
Dava ikut tertawa. "Iya, biar mana tau kalo aku yang bukain gerbangnya nambah berkah. Trus Dufannya makin rame!"
"Dasar aneh! Yaudah terserah kamu aja, ya."
"Okee. Kamu udah sarapan belum?"
"Belum. Tapi ini lagi minumin teh hangat, sih."
"Ih, sarapan dulu sana! Ntar sakit perut kamu!"
"Iya ntar deh yaa."
"Sekarang, Clara!"
"Iya iya ah, bawel banget!"
"Awas sampai enggak!"
"Iya iya ihh. Kamu sendiri udah sarapan belum?"
"Ini aku lagi makan roti."
"Ooh, yaudah deh. Aku sarapan dulu, ya!"
"Okee."
"Aku tutup ya!"
"Iyaa."
• • •
Waktu menunjukkan pukul 9 pagi. Ketika ingin bersiap-siap untuk pergi dengan Dava, Clara baru teringat Dufan itu terkenal dengan wahana-wahananya. Clara memiliki phobia ketinggian. Itu alasannya mengapa Clara tidak mernah mengunjungi Dunia Fantasi yang biasa disebut dengan Dufan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope You Know
Ficção Adolescente"Siapa?" "Dava." Aku hanya menundukkan kepalaku kebawah. Gadis dihadapanku kini terkejut dan tidak percaya dengan jawaban yang kukatakan. _________________________________ Clara dan Dava selalu berselisih faham. Tidak jarang mereka bertengkar. Namun...