Clara's POV
Semenjak kejadian di dalam mobil Dava waktu itu, kini aku dan Dava menjadi lumayan akrab. Ya walaupun belum bisa dikatakan akrab sepenuhnya, setidaknya ini adalah perkembangan yang sangat baik dan sangat jauh berbeda dari pertemuan kami yang sebelumnya. Dimana kami selalu saja ribut. Meskipun kini masih ada keributan diantara kami, tapi sepenuhnya tidaklah terlalu serius, tidak seperti yang lalu.
Aku dan Karine sedang mengisi perut kami di kantin sekolah. Ya, waktunya makan. Sekarang jam istirahat.
Aku tengah asyik memakan baksoku dan Karine sibuk dengan ponselnya. Kali ini Karine hanya memesan mie goreng dan itupun sudah habis. Sehingga membuat gadis ini beralih memainkan ponselnya. Aku memang lama menghabiskan bakso dihadapanku ini karna aku baru saja memesannya. Berbeda dengan Karine, ia sudah terlebih dahulu memesannya. Karena itulah Karine lebih dahulu selesai memakan makanannya dan beralih ke ponselnya itu.
Tiba-tiba ada seorang lelaki mengambil tempat disampingku dan ketika sudah duduk, ia langsung menyambar baksoku lalu memakannya.
Aku melirik tajam kearah lelaki ini. Dia adalah, Dava.
Kevin dan Aldrian hanya mengambil tempat duduk disamping Karine. Mereka hanya memakan snack. Kevin dan Aldrian adalah teman Dava."Lo apaan sih, gue laper tau!" Semprotku.
Karine hanya tertawa kecil melihat tingkahku dan juga diikuti oleh Kevin dan Aldrian. Kini mereka bertiga tertawa melihatku.
Sementara Dava, dia hanya lanjut memakan baksoku tanpa mendengarkan perkataanku. Aku hanya mengerucutkan bibirku dan melipat kedua tanganku diatas dada.
Sesekali ia melirik kearahku."Idih, gitu aja ngambek." Ucapnya sambil mengacak-acak rambutku.
"Ya habis lo, sih, gue lagi enak-enak makan, lo dateng-dateng langsung nyambar bakso gue aja." Celotehku.
"Ya deh iya. Gue pesen lagi, nih."
Dava memesan bakso satu mangkok lagi. Akhirnya kami memakan bakso satu mangkok berdua dan itu dua kali.
"Udah kenyang?" Tanya Dava.
"Udah." Jawabku.
Dava hanya tertawa kecil melihat ekspresiku yang seperti anak kecil. Dan diikuti dengan Karine, ia juga tertawa melihat tingkahku.
"Ih, temen lo kok lucu banget sih, Rin." Lelaki ini seenaknya saja mencubit pipiku tanpa izin. Aku melirik tajam ke arahnya lalu kembali mengerucutkan bibirku dan cemberut. Karine hanya tertawa. Tidak, kini mereka semua tertawa.
"Tuh kan, ternyata selain jutek, cuek, dia orangnya imut juga ya." Tak habis-habis lelaki ini meledekku.
"Ya dong, Clara." Sahutku cepat sambil meletakkan kedua jari telunjukku di pipi.
"Tuh kan. Suaranya lucu, ekspresinya imut. Bikin gemes." Dava ingin mencubit pipiku lagi. Aku berhasil untuk mengelak. Syukur gerakanku lebih cepat.
Aku menjulurkan lidahku keluar yang menandakan aku sedang meledek lelaki yang gagal ingin mencubit pipiku ini.
"Dia emang lucu, Dav. Apalagi suaranya. Kalo udah dekat sama dia. Lo bakal tau gimana tingkah dan suaranya lebih dalam. Dia kayak anak kecil, Dav. Lo pasti gak bakal nyangka deh. Karna dibalik itu dia juga orangnya cuekan gitu kalo sama orang yang gak dia kenal. Ada juga yang bilang kalo Clara itu jutek. Makanya lo kemarin dicuekin kan sama dia? Tapi itu gak juga sih, tergantung dianya juga. Kalo dia mau ngomong, ya dia bakal ngomong sama orang itu." Tutur Karine panjang lebar.
Dava hanya tersenyum memandangku.
"Orangnya ada disini, woy. Udah puas jelasinnya, nona?" Tanyaku melihat Karine.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope You Know
Teen Fiction"Siapa?" "Dava." Aku hanya menundukkan kepalaku kebawah. Gadis dihadapanku kini terkejut dan tidak percaya dengan jawaban yang kukatakan. _________________________________ Clara dan Dava selalu berselisih faham. Tidak jarang mereka bertengkar. Namun...