Author's POV
Clara pergi meninggalkan Dava begitu saja tanpa mengucapkan apapun. Karine pun mengikuti Clara dari belakang. Setelah sampai di parkiran, Clara dan Karine berpisah karena tempat dimana mobil mereka parkir berbeda.
Kini Clara yang masih dalam keadaan kesal langsung masuk kedalam mobilnya. Menghidupkan mesin, lalu menginjak pedal gas dengan cepat.
"Dia pikir dia siapa? Suka banget gitu ke gue. Lo tu ya, Dav. Hobi banget bikin gue kesal. Asal lo tau ya, kalo bukan karna gue suka sama lo, mungkin lo udah gue bunuh ntah dari kapan, tau!" Clara meluapkan emosinya sendiri. Dengan kecepatan mobil yang lumayan laju.
Clara masih berceloteh sepanjang perjalanan hingga tiba-tiba mobil yang dikendarainya sepertinya ada masalah.
"Ni lagi mobil, kenapa coba? Kenapa disaat kayak gini lo makin bikin mood gue berantakan, sih?" Clara memukul stir mobilnya dengan kedua tangan.
"Arrgghhh!"Gadis itu turun dari mobil dan melihat ban mobilnya yang kempes. Ia melihat ada paku tertempel disana.
"Lengkap sudah! Kenapa bisa bocor segala, sih, lo?" Ia sudah seperti orang gila karena sedari tadi berbicara dengan mobil.
Seseorang datang dengan mengendarai motor sportnya. Berhenti di belakang mobil Clara.
Kalo dari badan sama motornya, kayaknya gue kenal, deh. Batin Clara.
Lelaki itu membuka helmnya Lalu menampilkan wajah, Dava. Lelaki itu mengacak pelan rambutnya, mengatur tatanan rambutnya karena memakai helm tadi.
Ekspresi Clara langsung berubah dan gadis itu berjalan kedepan lalu membuka pintu mobilnya. Namun lelaki yang berhenti itu berhasil menahan lengan Clara. Clara dengan cepat menepisnya."Apaan, sih, lo?" Tanya Clara sinis.
"Kenapa mobil lo?" Tanya lelaki itu lembut.
"Bukan urusan lo!"
Lelaki itu berjalan kembali kebelakang mobil Clara dan ia melihat ban mobil Clara yang tertusuk paku.
"Mobil lo bocor?" Tanya Dava lagi. Clara hanya menatap Dava sinis dan kesal.
"Ada ban serepnya kan? Biar gue yang benerin."
"Lo lupa apa ya? Nih, gue ingetin lagi, ya! Gue marah sama lo! Jadi lo gak usah ikut campur urusan gue!" Tegas Clara.
"Lo mau tunggu sampai kapan disini?" Lelaki itu lembut.
"Sampai lebaran monyet!"
"Udah, deh. Biar gue benerin, sini."
"Gak usah sok baik, deh. Gue gak butuh bantuan lo! Mending lo pergi aja, deh! Gue juga bakal panggil montir yang ada di bengkel langganan gue buat kesini!" Clara benar-benar kesal kepada Dava yang selalu saja menjahilinya itu. Namun Dava hanya tersenyum lembut kepada gadis yang kini berceloteh panjang di depannya.
"Iya iya, gue minta maaf." Dava mengulurkan tangannya. Dan Clara melirik Dava tajam lalu mengabaikan lelaki itu.
Clara berjalan ke depan mobil. Ia menghubungi bengkel langganannya.
"Hallo, pak."
"Ini, mobil saya bannya bocor deh kayaknya, di jalan Dahlia.."
"Emang bocor, kali." Sambung Dava pelan melihat kesembarang arah. Clara menatap lelaki itu seperti sedang menatap mangsanya dan ingin memakannya dengan secepat kilat.
"Ada montir yang bisa dateng gak, pak?"
"Ha? Gak ada pak?"
"Pada sibuk semua?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope You Know
Roman pour Adolescents"Siapa?" "Dava." Aku hanya menundukkan kepalaku kebawah. Gadis dihadapanku kini terkejut dan tidak percaya dengan jawaban yang kukatakan. _________________________________ Clara dan Dava selalu berselisih faham. Tidak jarang mereka bertengkar. Namun...