Clara's POV
Waktu menunjukkan pukul 9 pagi.
Hari ini merupakan hari terakhir kami berkemah. Selanjutnya kami akan menjelajahi beberapa tempat wisata di Bandung."Baiklah anak-anak. Ayo semuanya berkumpul!" teriak pak Doni. Seluruh siswa dan siswi pun berkumpul.
"Asik, kita bakal jalan jalan!" seruku kepada Karine.
"Iya ya, Ra." Karine pun tersenyum.
Pak Doni mulai berbicara. Seluruh siswa dan siswi serius mendengarkan setiap kalimat yang diucapkan pak Doni.
Setelah pak Doni selesai berbicara, semuanya bubar dari barisan. Mulai berjalan menuju bus masing-masing.
Aku berjalan sendiri dengan memasang ekspresi kesalku. Bagaimana tidak? Karine sudah berjalan lebih dulu bersama pacarnya dan aku ditinggalkan. Andai saja pacarku juga ada.
Tiba-tiba ada suara seseorang yang sedang berdeham. Aku langsung terkejut dan menoleh siapa orang tersebut. Ternyata Dava.
"Ih, ngeselin banget! Aku kaget tau!" Aku memukul lengan Dava pelan. Sedangkan lelaki itu hanya tertawa.
"Masa sama pacar sendiri kaget, sih?" godanya sambil mensejajarkan posisi jalannya disampingku. Kubalas Dava dengan tatapan tajam.
"Cie yang mau jalan ke Bandung."
Aku menoleh. "Kamu kan juga ikutan ih!" Lelaki itu tertawa.
Aku dan Dava lanjut berjalan menuju bus kami. Ditengah perjalanan, Dava memberiku sebuah susu kotak dan dua buah permen.
"Nih buat kamu," ucapnya sambil memberikan itu semua.
Aku menatapnya bingung. "Kenapa kamu tiba tiba ngasih ini?"
"Ya gak papa sih. Buat kamu ntar diperjalan aja," jawab Dava. "Kan ntar gak ada aku. Jadi mana ada yang bisa peka kalo kamu butuh ini." Dava menyengir lalu menyentuh hidungku dengan jari telunjuknya.
Aku tersenyum senang. "Makasih ya."
"Iya sama sama." Rambutku diacak-acak oleh Dava. Dan kubalas ia dengan tatapan kesal. Sedangkan lelaki itu hanya tersenyum.
• • •
Selama perjalanan menuju Bandung kuhabiskan dengan tidur. Rasanya sangat lelah sehabis berkemah. Namun lelahku terbayar dengan indahnya pemandangan kota Bandung. Di sekeliling penuh dengan kebun teh. sepanjang mata memandang hanya warna hijau yang terpampang.
Aku dan seluruh teman temanku yang lain turun dari bus. Tak sabar ingin menikmati udara ditengah kebun teh. Menyentuh daun teh langsung dengan tanganku sendiri.
Dengan cepat aku turun dari bus. Membuat Karine berteriak mengingatkanku untuk berhati-hati.
"Ra, hati-hati! Ntar lo bisa jatuh!" teriak gadis itu yang tak kuhiraukan.
Dan ternyata perkataan Karine memang benar. Didetik selanjutnya kakiku tersandung dan aku hampir saja terjatuh. Dan itu semakin membuat Karine kesal karna aku tidak mendengarkannya. Aku hanya menyengir kepadanya.
"Udah gue bilang kan! Untung lo gak jatuh!" omelnya padaku.
"Yaudah si maaf." Aku menyengir. "Kita kesana, yuk?" ajakku dan Karine menuruti kemauanku.
Tak bisa kugambarkan betapa bahagianya aku disini. Dapat merasakan udara yang segar. Dan juga menyejukkan mata dengan hijaunya pemandangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope You Know
Ficção Adolescente"Siapa?" "Dava." Aku hanya menundukkan kepalaku kebawah. Gadis dihadapanku kini terkejut dan tidak percaya dengan jawaban yang kukatakan. _________________________________ Clara dan Dava selalu berselisih faham. Tidak jarang mereka bertengkar. Namun...