Clara's POV
Kemarin saat Dava menelfonku, aku merasa bahwa ia mengatakan 'good night my honey'. Ntah itu memang kenyataan atau aku yang sedang bermimpi. Namun aku merasa bahwa itu adalah nyata.
Aku masih berada didalam selimut lembut berwarna hitam polkadot putih milikku. Aku masih bergelut dengan pikiranku. Memikirkan apa yang mengganjal dipikiranku. Apa yang Dava katakan kepadaku. Aku merasa bahwa itu memang nyata. Sungguh.
Tiba-tiba saja ada seseorang yang membuka pintu kamarku dengan cara tidak santai dan tanpa permisi. Ya siapa lagi kalo bukan, Karine.
"Heh kebo. Bangun!" Teriak Karine sambil menarik selimutku.
"Udah bangun kali." Ucapku sambil mengucek kedua mataku dengan kedua tanganku. "Ngapain lo kesini pagi-pagi gini?" Sambungku.
"Hellowwww! Pagi? Lo bilang ini pagi? Matahari udah nongol gitu, ampe udah tinggi, setinggi impianku untuk mendapatkannya."
Aku menguap karna mendengar ucapan Karine barusan.
"Hoaaaaamm." "Alay lo!" Sambungku.Gadis itu hanya tertawa melihatku. Dan aku kembali menarik selimutku yang sempat ditarik oleh Karine.
Karine mengambil tempat disampingku. Ia juga ikutan untuk tiduran. Kami menyalakan televisi dan mencari saluran yang ingin ditonton. Aku melihat sebuah film kartun kesukaanku dan aku langsung berhenti untuk menekan tombol pada romote yang sedang ada ditanganku.
"Heh dasar lo. Masih aja doyannya kartun ginian. Udah SMA mba, udah SMA." Tutur Karine lalu mengambil ponselnya dan memainkannya.
"Yee, biarin, kali." Aku menjulurkan lidahku.
Ya, aku memang sangat menyukai film kartun atau pun film anak-anak lainnya. Ntah itu Spongebob, Barbie, Thinkerbelle, Tom&Jerry, Dora, Diego, dan film-film kartun anak-anak lainnya. Katakanlah aku ini seperti anak kecil. Memang. Tidak sedikit orang-orang disekitarku mengatakan bahwa aku ini memang seperti anak kecil. Tapi menonton film kartun anak-anak memang lebih seru dibandingkan dengan menonton film sinetron masa kini. Sungguh.
Ketika sedang asik menonton film kartun kesukaanku, tiba-tiba ponsel ku bergetar.
"Siapa sih yang chat sepagi ini." Gumamku.
"Kali aja sms dari Telkomsel." Lalu Karine tertawa kecil dan aku pun ikut tertawa.
Seketika tertawa ku berhenti dan ekspresiku berubah menjadi kaget. Dava. Ada apa dia mengirim chat kepadaku? Karna sudah penasaran, aku membuka cepat room chat kami.
Dava Akbar : "Ra, lo gak joging ya pagi ini?"
Akupun berniat untuk membalas chat darinya.
Clara Alicia : "Engga, males gue. Kenapa tu?"
Dava Akbar : "Oh, gak ada sih. Gue mau nebus janji gue yang waktu itu. Permintaan lo yang gue beliin bubur ayam. Jadinya gimana?"
Aku hampir saja sudah tidak ingat lagi soal itu. Aku berpikir bahwa Dava tepat menanyakan hal itu saat ini. Aku pun langsung membalas chat nya.
Clara Alicia : "Oh iya, gue aja udah lupa. Yaudah kalo lo mau, anterin aja ke rumah. Gue males keluar. Oh iya, disini juga ada Karine, kalo bisa lebihin yee. Hehe."
Dava Akbar : "Yaudah, oke oke. Ntar gue beli dulu ya."
Clara Alicia : "Sip."
Dava Akbar : *send stiker*
"Siapa sih Ra?" Tanya Karine penasaran.
"Dava." Jawabku santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope You Know
Dla nastolatków"Siapa?" "Dava." Aku hanya menundukkan kepalaku kebawah. Gadis dihadapanku kini terkejut dan tidak percaya dengan jawaban yang kukatakan. _________________________________ Clara dan Dava selalu berselisih faham. Tidak jarang mereka bertengkar. Namun...