Clara's POV
Aku duduk santai di kursi teras kamarku, sambil menyesap kopiku. Merasakan sejuknya malam, indahnya bintang, dan segarnya udara sehabis hujan.
"Clara, clara! Kat mane? Aunty nak pegi kelua. Nak ikut tak?" suara aunty Sheyla terdengar memanggilku.
"Iya aunty, sebentar. Clara mau ikutttt!" responku semangat. Aku berlari menuju pintu kamarku. Membuka pintu dan menampilkan Aunty Sheyla yang sedang merapikan pakaian yang dikenakan Ana.
"Nak ikut?"
Aku mengangguk semangat.
"Ikut. Clara siap-siap dulu, ya, aunty.""Okey. Aunty and uncle tunggu kat bawah ye."
"Iya aunty."
Aku langsung bergegas siap-siap. Aku mengenakan over sized sweater berwarna putih yang panjangnya hingga pahaku, lalu memakai celana jeans berwarna hitam, rambut kuikat cepol asal. Tak lupa aku memakai sneakers berwarna putih. Kini aku sudah siap untuk pergi bersama aunty, uncle dan juga Ana.
Aku melangkah penuh semangat melewati tiap-tiap anak tangga. Tak sabar ingin jalan-jalan bersama aunty, uncle, dan juga Ana.
"Clara udah siap, aunty, uncle. Ayo kita berangkat!" seruku berlari kecil menuju ruang tamu.
"'A dah siap? Jom la kite go!" balas aunty Sheyla.
Uncle Rio melihat penampilanku dari atas hingga bawah, lalu mendekatiku.
"Keponakan uncle makin cantik dan fashionable aja nih yaa," puji uncle Rio sambil mengelus lembut kepalaku.
"Iya dong uncle. Kan keponakan uncle yang paling cantik ini bakal jadi designer terkenal," ucapku percaya diri lalu tertawa pelan.
"Aminn!!" sahut semua yang berada di dekatku. Dan aku tersipu malu.
"Yaudah, yuk kita pergi," ajak uncle Rio.
Kami pun keluar dari rumah dan langsung masuk ke dalam mobil. Uncle Rio yang duduk dibagian pengemudi, aunty Sheyla duduk di sampingnya, sementara aku dan Ana duduk dibagian belakang.
"Kita mau ke mall ya, aunty, uncle?" tanyaku penasaran.
"Iye, dah lame tak de main ke mall kat sini," jawab aunty Sheyla dan aku mengangguk paham.
"Gimana di sekolah, Clara?" Tiba-tiba uncle Rio menanyakan soal sekolah.
"Fine fine aja, uncle."
"Bagus deh kalau gitu."
Tak butuh waktu lama, kami pun sampai di mall yang menjadi tempat tujuan kami bermain dan menghabiskan waktu.
"Mau main dulu ke ape nak makan dulu?" tanya aunty Sheyla kepadaku.
"Main dulu aja deh, aunty," jawabku.
"Kamu belum laper?" uncle Rio bersuara.
"Belum, uncle."
Kami berempat pun lanjut berjalan mengelilingi mall, hingga akhirnya menemukan area permainan.
"Uncle! Uncle! Itu ada timezone-nya! Ayo kita kesana, uncle, aunty!" aku bersorak gembira.
"Ponaan uncle yang satu ini memang tetep kayak anak kecil, ya," lalu uncle Rio tertawa pelan dan aku mengerucutkan bibirku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope You Know
Teen Fiction"Siapa?" "Dava." Aku hanya menundukkan kepalaku kebawah. Gadis dihadapanku kini terkejut dan tidak percaya dengan jawaban yang kukatakan. _________________________________ Clara dan Dava selalu berselisih faham. Tidak jarang mereka bertengkar. Namun...