Author's POV
Beberapa minggu kemudian...
Bandung, Indonesia.
Ditinggal pergi oleh seseorang yang sangat disayangi membuat Dava menjadi murung dan sedikit pendiam. Hari-harinya hanya diisi oleh rasa hampa. Perginya Clara juga membuat semangatnya pergi. Jarang sebuah senyum terukir dibibirnya, apalagi sebuah tawa. Adapun tersenyum pasti dengan terpaksa. Lelaki itu masih memikirkan sang pujaan hati yang pergi meninggalkannya tanpa mengucapkan perpisahan atau sepatah kata dan tanpa tau apa penyebab dari kepergiannya yang begitu mendadak.
Keadaannya menjadi berantakan. Clara sukses membuatnya menjadi hampir gila, atau bahkan sudah bisa dikatakan gila. Aldrian dan Kevin selaku sahabat karib Dava pun sudah tidak tau lagi harus bagaimana menghibur sahabat mereka yang sedang bersedih. Semua cara telah dilakukan, namun hasilnya tetap saja nihil. Hingga akhirnya Dava pun berencana untuk menjernihkan sejenak pikirannya yang sedang kacau. Kota Bandung menjadi pilihan lelaki tersebut.
Setelah beberapa jam melewati perjalanan dari Jakarta menuju Bandung, akhirnya Dava sampai di kota tujuannya. Ia memarkirkan motor sport miliknya di parkiran sebuah hotel yang menjadi tempat penginapannya selama di Bandung. Lelaki itu segera masuk kedalam menuju lobby hotel untuk konfirmasi.
• • •
Setelah mengisi perutnya dengan makan disebuah restorant, Alun-Alun Bandung menjadi pilihan Dava untuk bersantai disaat malam telah menghampiri. Lelaki itu melajukan motornya dengan kecepatan sedang, membelah jalanan raya di kota Bandung. Lampu-lampu yang menyala dengan terang membuat kota tersebut penuh dengan cahaya. Membuat pasang mata siapapun yang melihat akan takjub. Namun sepertinya tidak dengan Dava. Meskipun Lampu-lampu begitu terang dan indah, hatinya tetap saja gelap dan hampa. Tidak ada lagi senyuman dari seseorang yang selalu membuatnya semangat menjalani hari-hari. Dava rindu, ia merindukan senyuman Clara. Ia merindukan sosok gadis yang selalu ada disampingnya.
Mengenakan sebuah hoodie berwarna army, celana chino berwarna cream, dan sepasang Nike Kawa Shower Men's yang menjadi pelindung kedua kakinya, Dava berjalan pelan menuju area Alun-Alun Bandung setelah memarkirkan motornya. Sebuah earphone terpasang sempurna dikedua telinganya dan kedua tangan dimasukkan kedalam saku celana, membuat penampilan lelaki tersebut menjadi cool. Tidak sedikit gadis-gadis yang meliriknya. Bahkan sejak lelaki itu baru turun dari motor sport miliknya, ia sudah menjadi pusat perhatian dikalangan gadis sekitarnya.
Dava meninggalkan sepasang sandalnya ditepi sebelum melangkah memasuki area yang diselimuti oleh hamparan rumput sintesis. Ramainya pengunjung kala itu membuat Dava terlihat seperti seseorang yang kesepian dan tidak memiliki siapapun karena hanya sendiri.
Lelaki itu mulai duduk mengambil tempat, dengan keadaan earphone yang masih terpasang sempurna dikedua telinganya. Pandangannya hanya lurus kedepan memperhatikan beberapa anak kecil yang tengah sibuk bermain sepak bola. Tanpa Dava sadari, ternyata tidak jauh disampingnya adalah seorang gadis yang juga sendiri. Gadis itu menatap layar ponsel Dava yang menyala, memperlihatkan sebuah foto seorang gadis cantik sedang tersenyum manis.
"Pacar lo, ya?" tanya gadis tersebut sambil menatap layar ponsel Dava yang terkunci. Memberi kode atas pertanyaan yang dilontarkannya kepada lelaki yang duduk tidak jauh disampingnya.
Dava yang mendengar pertanyaan tersebut menoleh bingung sebelum akhirnya menjawab. Ia menghela napas. "Iya, dulu sih." Lelaki itu menatap layar ponselnya yang menampilkan wajah cantik Clara dengan senyuman yang begitu manis. "Tapi sekarang udah enggak lagi, kayaknya," sambungnya dengan nada putus asa diujung kalimat.
_____________________________See you di sequel yaa!!❤❤
Tungguin dan pantengin terus, masih dalam proses hihihi.Banyak yang udah gak sabar yaa? Tenaang, aku usahain insyaa Allah buat update sequel secepatnya yaa😘😘😘
Luv luv!!❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope You Know
Novela Juvenil"Siapa?" "Dava." Aku hanya menundukkan kepalaku kebawah. Gadis dihadapanku kini terkejut dan tidak percaya dengan jawaban yang kukatakan. _________________________________ Clara dan Dava selalu berselisih faham. Tidak jarang mereka bertengkar. Namun...