Author's POV
Waktu menunjukkan pukul satu siang. Kini semua tenda para siswa dan siswi, bahkan tenda para guru pun sudah siap berdiri sempurna. Memang cepat. Karna begitu sampai di lokasi perkemahan, mereka semua langsung bergegas membangun tenda. Setelah itu mereka lanjut dengan kegiatan masing-masing. Ada yang bercengkrama, mengisi perut dengan makan, mengabadikan moment dengan ponsel dan kamera, dan ada juga yang memilih untuk beristirahat didalam tenda.
Clara memilih duduk disebuah batang pohon besar yang terletak memanjang, tepat dibawah pohon yang lumayan rindang sambil menikmati udara alam yang sudah menyapa dirinya sejak baru tiba.
"Hei!" Dava mengejutkan Clara.
"Kaget tau!"
"Ya abis kamu kenapa hobi banget sendiri, sih?" Dava mulai mengambil tempat disamping Clara.
"Bukan. Tadi habis nelfon mama sama papa. Ngabarin kalo udah nyampe, gitu."
"Ooh."
Clara menoleh. "Lo udah ngabarin belom?"
"Udah kok, tadi."
"Oh, bagus deh."
"Iya."
"Udara disini enak banget, ya." Clara tersenyum senang.
"Iya. Sejuk, adem."
"Gue gak sabar ntar malem deh. Bikin api unggun!" ucap Clara penuh semangat. Dava tersenyum.
"Ayo anak-anak semuanya berkumpul dulu!" teriak Wanda, salah satu guru yang ikut serta dalam kegiatan perkemahan kali ini.
"Eh, bu Wanda udah manggil tuh. Ayo ngumpul!" ajak Clara sambil mulai berdiri.
"Ayo!" Dava ikut berdiri.
Mereka mulai mendekat pada beberapa siswa dan siswi yang sudah mulai berkumpul.
Dava berdiri disamping Clara. Mendengarkan arahan dari sang guru dalam posisi salah satu tangan yang dimasukkan kedalam saku celana bagian depan. Sedangkan Clara serius memperhatikan sang guru dalam posisi kedua tangan yang menempel dibagian perutnya.
"Ntar sore, kalian semua mulai mencari kayu bakar, ya!" ucap Wanda. "Buat bikin api unggun nanti malam."
"Itu sendiri-sendiri, bu? Nyarinya?"
"Apa ada kelompok, bu?"
"Ada dong bu. Serem kalo nyarinya sendiri, bu."
Begitu banyak pertanyaan dan ucapan yang keluar dari mulut beberapa siswa dan siswi.
"Makanya tenang dulu sebentar. Ibu kan belum selesai ngomong," tutur Wanda. "Kalian nyari kayu bakarnya per kelompok. Tiap kelompok ada lima orang. Itu udah dibagi semua. Dan kelompok yang sudah ditetapkan tidak boleh diubah!"
"Kelompoknya diacak bu? Apa tetep per kelas?" tanya salah satu siswi.
"Tidak. Kelompoknya sesuai kelas. Tidak diacak dengan kelas lain." Terdengar sorak para siswa dan siswi begitu mendengar Wanda mengatakan hal itu.
"Sekarang kalian boleh bubar. Lanjutkan kegiatan kalian masing-masing," tutur Wanda. "Nanti sore kita ngumpul lagi dan akan mencari kayu bakar."
"Baik, bu!" seru para siswa dan siswi.
Satu per satu siswa dan siswi pun mulai bubar. Melanjutkan kegiatan mereka masing-masing yang sempat tertunda, mungkin.
"Gue ke Karine dulu ya, Dav!" pamit Clara pada Dava.
"Oke. Kamu hati-hati!" teriak Dava karna Clara mulai pergi.
"Iya!" balas Clara teriak.
Dava memilih mengambil sebotol mineral lalu meneguknya sambil berjalan ke sebuah pohon yang lumayan rindang. Setelah selesai minum, lelaki itu menutup kembali botol mineralnya. Menatap sekitar yang penuh dengan kehijauan, membuat senyuman kecil tercipta disudut bibir lelaki tersebut.
![](https://img.wattpad.com/cover/90783849-288-k438570.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope You Know
Teen Fiction"Siapa?" "Dava." Aku hanya menundukkan kepalaku kebawah. Gadis dihadapanku kini terkejut dan tidak percaya dengan jawaban yang kukatakan. _________________________________ Clara dan Dava selalu berselisih faham. Tidak jarang mereka bertengkar. Namun...