Chapter 4 - Mulai Tumbuh

896 80 0
                                    

Yoongi pov

Ku hentikan eunha dengan menarik tangan nya ia menoleh dengan kaget.
Ku keluarkan sapu tangan dari saku ku dan ku lap keringat yang ada di dahi eunha dan lehernya dengan muka datar.

Ekspresi eunha tak hanya kaget tetapi juga tak percaya.

"mulai besok berangkat bersama saja menggunakan mobilku, jangan berpura pura kuat" kata ku datar, berpura pura cuek karena gengsi.

Eunha pov

"mulai besok berangkat bersama saja menggunakan mobilku, jangan berpura pura kuat" ucap yoongi padaku sambil mengelap keringat.

Jantungku mulai tak karuan. Ku rasakan banyak mata yang melirik tak suka padaku. Secara, yoongi adalah siswa paling pintar dan paling populer di sekolah.
Tak heran jika banyak sekali gadis yang menginginkannya.

Yoongi selesai mengelap keringat ku. Ekspresi mukanya datar.

"pergilah ke kelas, nanti selesai sekolah naik lah mobilku, aku bisa kena marah ibu jika dia tau kamu pergi sekolah dengan berjalan kaki hari ini" katanya dingin.

Ah dia baik hanya karena ibunya dasar bodoh

Batinku meruruku diri sendiri

"y y ya baik lah" jawab ku cepat.

Yoongi membalikan badan dan meninggalkan ku sendirian.

Author

Eunha masuk kelasnya dengan ngos ngosan, bukan karena ia habis berlari tapi karena perlakuan yoongi tadi yang membuat jantung nya berlari cepat.

Teman sebangkunya yerin pun langsung bertanya keheranan melihat sahabatnya.

"ya, eunha, kau kenapa? Wajahmu merah begitu" tanya yerin.

"ah yeriiiiiiiiiiiiinnn kau tahu apa yang barusan terjadi padaku dan di mana aku tinggal sekarang?" ucap eunha.

Yerin hanya menatap sahabat nya bingung. Lalu eunha pun menceriyakan apa yang terjadi, semuanya, mulai dari ia tinggal bersama yoongi hingga apa yang terjadi hari ini.

Dengan meminta yerin merahasiakan fakta bahwa ia dan yoongi kini tinggal berdua.

Eunha pov

"apa???!!!" ucap yerin kaget.

"ssstttttt..!!!" perintah ku meminta yerin mengecilkan suaranya.

"hyaa! Eunha kau tak boleh menyia nyiakan kesempatan ini, kau tahu berapa banyak gadis di luar sana yang mengharap kan posisi itu?" ucap yerin menggebu gebu.

"hya apa kah kau tahu sebetapa cuek nya yoongi? Sangat mustahil untuk mendekatinya" jawab ku.

"tenang lah eunha, kau kini sudah tinggal bersama nya, lama kelamaan pun dia akan luluh dengan sendirinya, hanya perlu menjadi dirimu sendiri" yerin menasehati sahabatnya yang polos.

Aku hanya diam mendengarnya.

KRIIIIIIIIIIIIIIINGGGG!!!!!

Bel pulang yang sudah di tunggu sejak tadi akhirnya berbunyi sehingga para siswa berhamburan meninggalkan kelas.

Aku berjalan menuju parkiran bersama yerin sahabatku. Yerin membawa motor ke sekolah.

"eunha, sampai sini saja, aku akan pulang. Dan kau jangan lupa pesanku tadi" yerin memberiku semangat dan aku hanya tersenyum.

Yerin berjalan menuju motornya dan aku berjalan menuju mobil yoongi. Yoongi belum ada dan mobilnya masih terkunci. Aku memutuskan untuk menunggu yoongi.

Kulirik jam tangan ku, sudah jam 4. Parkiran sudah sepi. Tapi yoongi masih belum muncul.

Sampai jam 5 yoongi belum muncul. Kulihat awan awan hitam mulai muncul. Akan turun hujan. Aku segera menepi ke pohon dekat parkiran menunggu yoongi. Hujan mulai turun. Dingin. Sebagian bajuku sudah basah.

Sudah 30 menit sejak hujan turun. Kini hanya ada gerimis. Rambut ku sudah basah karena hujan.

Dari jauh ku lihat yoongi keluar sekolah dengan seorang gadis. Aku mengenal gadis itu.

Dia nayeon, siswi pintar di sekolah nya. Tak dapat kupungkiri hati ku sakit sekali. Seperti orang bodoh menunggunya berjam jam.

Yoongi pov

Aku keluar sekolah dengan nayeon, dia teman ku. Tadi kami di suruh pak jaemin untuk membantunya mengoreksi ulangan ulangan murid kelas 10.

"ah tak mungkin kan eunha masih menungguku" batinku.

Jujur aku khawatir. Tapi gadis bodoh macam apa yang masih menunggu saat hujan. Nayeon kini sudah pergi dengan mobil jemputannya.

Aku berjalan menuju mobil ku. Parkiran memang sudah sangat sepi. Mata ku tiba tiba menangkap satu sosok di bawah pohon. Dengan pakaian basah. Itu eunha.

Aku sangat merasa bersalah melihat nya seperti itu. Aku mematung.
Dia berjalan mendekati ku. Dengan menggigil. Bibirnya pucat.

"apa urusan mu sudah selesai?" tanya nya padaku yang masih mematung. Matanya menahan air mata, terlihat jelas. Tapi ia berusaha berpura pura baik baik saja.

"mengapa kamu menungguku?! Mengapa kamu tidak pulang saja setelah menunggu ku berjam jam?!" tanya ku. Entah kenapa aku marah melihat nya begini.

Air mata yang sudah di tahannya sejak tadi kini mulai jatuh ke pipinya.

"kau sudah membuatku menunggu dan sekarang memarahi ku? Kenapa kau tak bilang bahwa kau akan ada urusan? Kau tanya kenapa aku menunggu mu? Karna aku menyukai mu!!!" jawab eunha sambil menangis. Aku kembali mematung.

Kulepas jaket ku dengan cepat. Ku leparkan kepada eunha, dan eunha menangkapnya.

"pakai dan masuk lah" kata ku seraya memasuki mobil. Kulihat eunha masih berdiri. Sesaat kemudian kulihat dia baru memakai jaket ku. Menghapus air matanya sambil bejalan mendekati pintu mobil.

Dia memasuki mobil. Tak ada percakapan selama dijalan. Kulirik dia, kulihat dia sudah tertidur pulas. Memakai jaket ku yang kebesaran di badannya.

Sesampainya di rumah kulihat dia masih tertidur pulas. Tak tega membangunkannya, aku pun menggendong nya ke dalam rumah. Ku dudukan dia di sofa.

"engghhh" ucap nya yang mulai sadar. Ia melihat ku berdiri menatap nya dengan muka datar.

"bersihkan badan mu dan pergilah membeli makanan" ucap ku singkat.
Aku masih memikirkan kata katanya tadi.

"baiklah" jawab nya cepat sambil bergegas ke atas.

Eunha pov

Bodoh!!! Bodoh!! Bodoh!!!
Aku merutuki diri sendiri yang kini sedang berendam di kamar mandi.

"aissshhh mengapa tadi aku malah mengakui perasaan ku" aku berbicara sendiri.

"aku sekarang harus bagaimanaaaa"
.
.
Aku selesai mandi dan memasuki kamar ku. Aku memakai celana pendek dan kaos putih. Aku menuruni tangga hendak membeli makanan sesuai perintah yoongi tadi aku keluar rumah.

"aku pergiii" teriakku memberitahu yoongi yang berada di depan tv.

Aku ke mini market dekat rumah, membeli makanan instan dan juga bahan bahan makanan.

Saat aku pulang aku merasakan ada seseorang yang mengikuti ku.
Ah mungkin hanya perasaan ku. Aku mencoba berpikir positif.

Jalanan terlihat sepi dan gelap. Aku mempercepat langkah ku.

Tiba tiba...

"AAAAAAAAAAAAAAAHHH"




MY HOMEMATE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang